Sejak terjadinya Revolusi Bunga 25 April 1974 di Portugis, angin kebebasan mulai dihembuskan oleh pemimpin Portugis yang gres yaitu Jenderal Antonio de Spinola. Spinola mulai menjanjikan akan mengembalikan hak-hak rakyat, termasuk hak demokrasi, iklim dan angin kebebasan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh rakyat jajahan, khususnya Timor Timur mulai bangun partai-partai menyerupai berikut.
- Partai UDT (Uniai Democratica Timorense)
- FRETELIN (Frente Revolutionaria de Timor Leste Independente)
- APODETI (Associacao Populer Democratica Timorense)
- PARTAI KOTA, TRABALISTA, ADLITA, dan AITI
Aspirasi UDT menginginkan tetap berada di bawah bendera Portugal sebagai bab timur Portugis atau provinsi seberang laut.
Aspirasi Fretelin menghendaki adanya kemerdekaan penuh dari wilayah Timor Timur.
Aspirasi Apodeti menginginkan bergabung dengan Republik Indonesia. Sebagai persiapan integrasi, Apodeti mengusulkan bahasa Indonesia diajarkan di sekolah di Timor Timu.
Partai ini sehaluan dengan Apodeti yakni menghendaki berintegrasi dengan Indonesia.
Untuk meningkatkan perjuangan, Apodeti, UDT, dan Fretelin membentuk koalisi. Namun dalam perkembangannya koalisi ini tidak dipertahankan alasannya yaitu Fretelin menuju ke arah komunisme, padahal UDT sangat menentang komunisme. Selain itu Fretelin bertindak kejam dan melaksanakan teror terhadap rakyat. Akibatnya banyak rakyat yang mengungsi atau melarikan diri ke wilayah Indonesia.
Untuk membendung gerakan Fretelin, UDT atau MAC (Movimento Anti-Comunista) bersama Apodeti, Kota, dan Trabalista melaksanakan perlawanan gabungan, Hasilnya posisi Fretelin semakin terdesak di banyak sekali front pertempuran. Untuk itulah Fretelin berusaha mengalihkan perjuangannya ke lembaga diplomasi, yakni tanggal 28 November 1975 pukul 05.55 di lapangan Dos Bona Ventura, Dilli. Komite Central Fretelin mengumumkan secara sepihak pembentukan Republik Demokrasi Timor Timur dengan presidennya Xavier Do Amaral. Proklamasi ini tidak menerima pinjaman baik di Timor Timur maupun di dunia internasional.
Proklamasi Balibo 30 November 1975
Tindakan Fretelin memproklamasikan Timor Timur secara sepihak ini dibalas oleh adonan UDT, Apodeti, Kota dan Trabalista dengan proklamasi tandingan, yaitu pernyataan penggabungan kepada Indonesia. Proklamasi itu di umumkan tanggal 30 November 1975 di Balibo. Pernyataan proklamasi ini disambut haru pemertintah Indonesia.
Tanggal 7 Desember 1975 kota Dilli jatuh ketangan pasukan adonan UDT, Apodeti, Kota dan Trabalista serta sukarelawan Indonesia. Beberapa hari lalu Timor Timur dikuasai oleh tentara gabungan.
Sumber http://campusnancy.blogspot.com