Saturday, September 9, 2017

√ Perihal Korupsi, Peristiwa Negeri

Posting kali ini, saya mau nulis mengenai korupsi. Dah tau dong pastinya, apa itu korupsi. 
Nah.. baiklah nggak kalau korupsi itu ibarat tragedi suatu negeri? Kalau menurutku, korupsi itu suatu bencana. Mengapa? Karena, dana yang seharusnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan mensejahterakan rakyat, malah masuk ke kantong pribadi dan dipakai untuk kepentingan sendiri atau golongan. 
Lalu, korupsi itu bisa disebabkan banyak sekali hal lho.. nah.. salah satunya akan dibahas pada teks di bawah ini. Selamat membaca. Salam literasi... :)



KORUPSI TERBIASA DAN LUAR BIASA


Sudah tidak absurd lagi bagi kita dikala mendengar kata “korupsi”. Lalu, apa itu korupsi? Dilansir dari Wikipedia, korupsi atau rasuah (bahasa Latin : corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) ialah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara  tidak masuk akal dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan laba sepihak.
Menurut data yang dilansir oleh Transparency International (TI) mengatakan bahwa penegakan aturan korupsi di Indonesia dari tahun 2003 sampai 2007 tidak mengalami kemajuan. IPK di tahun 2007 masih di angka 2,3. Tentu saja data yang telah dilansir TI itu tidak menciptakan masyarakat terkejut, lantaran masyarakat sudah paham akan rutinitas para pejabat tak bertanggung jawab di dingklik pemerintahan. Setiap hari masyarakat disajikan berita, isu – isu yang menjadi fakta, dan lain sebagainya, dimana semua itu akan menggores hati rakyat dan menurunkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan. 
Memang, mengemban amanah rakyat tidaklah gampang dan harus berhati – hati dalam setiap langkah untuk mewujudkan apa yang diperlukan oleh rakyat. Dengan godaan sebuah jabatan dan kekuasaan yang sanggup dipakai semena – mena, para tikus berdasi pun sanggup melaksanakan banyak aksinya, termasuk perbuatan keji yaitu korupsi.
Dari banyak sekali masalah korupsi yang terjadi selama ini, lebih banyak didominasi bahkan hampir seluruhnya, pelaku korupsi berasal dari banyak sekali kalangan pejabat negara, politisi, akademisi, pengusaha, dan pegawanegeri hukum. Modus yang dipakai pun sulit terdeteksi. Mengapa? Karena mereka (para koruptor) memakai link kekuasaan dan jaringan korelasi dengan para pejabat lainnya untuk melancarkan agresi tak bermartabat ini. Sehingga, sulit untuk menangkap seluruh pihak yang terlibat korupsi. Betapa piciknya koruptor melaksanakan agresi yang terperinci – terperinci menciptakan hati rakyat tersakiti.
Tetapi, sangat disayangkan ketika para koruptor ditangkap dan dijatuhkan hukuman, aturan yang dijatuhkan malah mencederai rasa keadilan pada masyarakat. Lihat saja, banyak bupati, gubernur, walikota, anggota TNI, anggota Polri, para politisi, para bankir, pengusaha, mantan pejabat yang pernah tersandung masalah korupsi hanya mendapatkan eksekusi ringan bahkan bebas sama sekali. Luar biasa inti dari berkuasa!
Itulah negative point dari penegakan aturan untuk korupsi, tak dilaksanakan sesuai aturan tertulisnya, tak ditegakkan lantaran kekuasaan yang membutakan, dan mungkin gara – gara uang yang memuluskan segala hukuman? Hal itu tentunya akan menciptakan para pejabat tak bertanggung jawab terbiasa akan korupsi dan korupsi menjadi budaya jelek di Indonesia.
Korupsi merupakan pembunuh rakyat. Ya, pembunuh paling mematikan dari dalam negeri sendiri. Mengapa tidak? Mereka, para tikus berdasi dengan beraninya memakan uang rakyat, uang yang dipakai untuk kepentingan rakyat, memakmurkan rakyat, dan mensejahterakan rakyat. Sedikit demi sedikit para tikus berdasi mencekik leher rakyat. Betapa sakitnya hati rakyat dengan keadaan ibarat itu.
Memang apa yang tikus berdasi lakukan tidak terendus oleh rakyat, lantaran piciknya para tikus berdasi menutupi dengan sifat pura – pura merakyatnya. Tetapi, apa yang telah dirancang oleh negara dengan segenap anggaran yang disiapkan, tidak optimal pengadaannya dan tidak semanis ekspektasi yang dipikirkan oleh pemerintah. Hal itu tentunya akan merugikan negara dan menurunkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan.
Lalu, bagaimana korupsi itu bisa terjadi dan menciptakan hati rakyat tersakiti?
Dilansir dari Wikipedia jua, ada beberapa kondisi yang mendukung munculnya korupsi, yaitu :
a.       Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab eksklusif kepada rakyat, ibarat yang sering terlihat di rezim – rezim yang bukan demokratik
b.      Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
c.       Kampanye – kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran yang lebih besar dari pendanaan politik normal
d.      Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
e.      Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama”
f.        Lemahnya ketertiban hokum
g.       Lemahnya profesi hokum
h.      Kurangnya kebebasan beropini atau kebebasan media massa
i.         Gaji pegawai pemerintahan kecil
Dari kriteria – kriteria kondisi di atas, hampir seluruhnya terjadi di Indonesia.
Berikut saya tuliskan empat skandal korupsi terbesar tanah air yang saya sanggup dari salah satu situs tepercaya :
a.       Proyek E-KTP
Nilai proyek        : Rp 5,9 T
Kerugian              : Rp 2,3 T
b.      Proyek Hambalang
Nilai proyek        : Rp 1,2 T
Kerugian              : Rp 706 M
c.       Pengadaan Simulator SIM
Nilai proyek        : Rp 196,6 M
Kerugian              : Rp 121 M
d.      Pengadaan Radio Komunikasi Terpadu
Nilai proyek        : Rp 180 M
Kerugian              : Rp 83,9 M
Jumlah yang luar biasa, bukan? Beginilah korupsi di negeri sendiri. Para tikus berdasi berlomba memperkaya diri. Bukankah honor yang mereka sanggup sangat layak konsumsi? Dibanding dengan kami rakyat biasa yang bersyukur dengan lima perak saja. Apa guna mereka dipilih sebagai aspirator rakyat? Sifat dan perilaku yang ditunjukkan pura – pura merakyat dikala mencalonkan menjadi wakil rakyat. Sangat bejat dan picik memang. Itulah politik.
Akankah korupsi menjadi sebuah tradisi tiada henti? Menjadi budaya jelek bagi Indonesia yang mengakar besar lengan berkuasa pada kuasa pejabat tak bertanggung jawab? Hukum pun tak bisa menembus pidana yang telah mereka buat. Pejabat korupsi, rakyat tersakiti. Perlukah eksekusi mati untuk mereka pelaku korupsi? Rakyat semakin sengsara. Luar biasa pengaruh yang ditimbulkan bagi rakyat. Rakyat tak kan lagi percaya pada negara, bukannya menaungi tetapi malah disakiti.
Mari berantas korupsi untuk kejayaan negeri!


Sumber http://waidatinatin.blogspot.com