Wednesday, August 23, 2017

√ Contoh Pengembangan Paragraf


Pola Pengembangan Paragraf
  1. Pola umum-khusus (deduktif)
Diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata ‘umumnya’, ‘banyak’. Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang lebih khusus.
Contoh:
Memiliki server sendiri mempunyai banyak keuntungan. Salah satunya kita sanggup memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun demikian biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar. Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp 10 juta, belum lagi biaya perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga professional untuk menjadi operatornya.
  1. Pola khusus-umum (induktif)
Merupakan kebalikan dari pola deduktif.
Contoh:
Sebagian besar orang tampak berjejer di pinggir jalan masuk. Sebagian lagi duduk santai di atas motor dan kendaraan beroda empat yang diparkir seenaknya di kiri dan kanan jalan masuk. Kawasan bandara sore ini memang benar-benar telah dibanjiri lautan manusia.
  1. Pola definisi luas
Definisi dalam pembentukan sebuah paragraf ialah perjuangan penulis untuk menawarkan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau hal. Penulis sanggup mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan teladan dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari sutau kata.
Contoh:
Istilah Globalisasi ialah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar insan di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Globalisasi ialah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering memakai istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya tugas negara atau batas-batas negara.
  1. Pola proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk  membuat atau menghasilkan suatu peristiwa.
Contoh:
Pohon anggur selain airnya sanggup diminum, daunnya pun sanggup digunakan sebagai pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu tumbuk hingga halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya. Tunggu hingga mendidih. Setelah ramuan mendingin, ramuan siap digunakan. Oleskan ramuan pada wajah, tunggu beberapa saat, kemudian bersihkan.
  1. Pola kausalitas (sebab-akibat; akhir sebab)
Dalam pola ini alasannya ialah bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akhir sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut bias juga terbalik. Akibat sanggup berperan sebagai gagasan utama, sedangkan alasannya ialah menjadi rincian pengembangannya.
Contoh:
Beberapa pohon di kebun tidak mau berbungan menyerupai tanaman yang lain. Padahal pohon tersebut sudah disiram dengan rutin. Pemberian pupuk juga dilakukan seminggu sekali. Setelah diperiksa ternyata pohon tersebut tidak menerima cahaya matahari lantaran terhalang oleh pohon besar yang ada di sampingnya.
  1. Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan gambaran atau contoh-contoh yang nyata. Ilustrasi tersebut digunakan untuk menjelaskan maksud penulis.
Contoh:
Sebelas tahun kemudian Indonesia mengimpor gerbong kereta api dari Perancis. Gerbong tersebut tampak mentereng lantaran dilengkapi dengan alat-alat conditioning. Namun dimanakah kini gerbong-gerbong itu? Ternyata sudah banyak yang rusak. Gerbong-gerbong itu kini hanya digunakan dalam trayek tingkat tiga untuk mengangkut bawah umur sekolah dan para petani dari desa ke kota. Siapa yang salah? Penumpangnya atau pegawai PT KAI? Itulah teladan penggunaan teknologi yang tak dibarengi SDM yang memadai, sehingga teknologi pun lekas rusak sebelum waktunya.
  1. Pola kontradiksi atau perbandingan
Pola ini digunakan ketika membahas dua hal menurut persamaan dan perbedaannya.
Contoh:
Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang sanggup menjadi pelanggan dengan tidak banyak mengeluarkan biaya. Berbeda halnya dengan petromaks. Meskipun sama-sama membutuhkan materi bakar, tetapi energi yang dihasilkan petromaks sangat kecil jikalau dibandingkan dengan pembangkit listrik biasa. Petromaks hanya digunakan di desa-desa, sedangkan listrik terdapat di kota-kota.
  1. Pola analisis
Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau agagsan yang umum ke dalam perincian yang lebih logis. Dalam pola ini ada cuilan yang dianalisis yang terletak di awal paragraf dan yang menganalisis terletak setelahnya.
Contoh:
APBN 2001 menghadapi tekanan yang berat. Tekanan itu intinya berkaitan dengan tiga faktor. Pertama, memburuknya lingkungan ekonomi makro. Kedua, tidak sanggup dilaksanakannya secara optimal kebijakan fiscal di bidang perpajakan, bea cukai, dan pengurangan subsidi BBM. Ketiga, adanya penghapusan sebagian pencairan sumbangan untuk biaya pembangunan.
  1. Pola klasifikasi
Merupakan sebuah proses untuk mengelompokkan hal atau peistiwa atau benda yang dianggap punya kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh:
Ikan air tawar terbagi ke dalam tiga golongan, yakni ikan peliharaan, ikan buas, dan ikan liar. Ikan peliharaan terdiri atas ikan-ikan yang gampang diperbanyak. Contohnya: ikan bandeng, ikan mas, ikan gurami, dan lain-lain. Ikan buas mempunyai sifat jahat terhadap ikan-ikan lain. Contohnya: ikan gabus dan ikan lele. Ikan liar, meskipun jarang dipelihara, tetapi mempunyai laba secara ekonomis. Contohnya: ikan paray, ikan bunter dan ikan ikan jeler.
  1. Pola seleksi
Penggambaran objek tidak dilakukan secara utuh, tetapi dipilih secara perbagian menurut fungsi, kondisi, atau bentuk.
Contoh:
Sejak suaminya terpilih menjadi ketua partai politik, ia tetapkan untuk  mengubah penampilannya. Kini ia lebih banyak mengenakan busana panjang yang sopan. Namun demikian kesan modis tak pernah ditinggalkan. Untuk menghadiri jamuan makan malam, ia mengenakan busana bergaya Thailand. Untuk program formal, atasan model jas berlengan panjang dan rok span menjadi favoritnya. Untuk santai, ia menentukan busana model sackdress.
  1. Pola sudut pandang atau titik pandang
Merupakan daerah pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang. Misalnya dari samping, dari atas, atau dari bawah. Sebagai orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga.
Contoh:
Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke sungai. Bersama-sama mereka memandikan kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi. Namun hal itu tidak usang lantaran hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di depan gubuk kecilnya semabrai  menunggu Imas pulang. Malam pun terasa mulai sunyi. Dari tepi hutan terdengar lolongan anjing.
  1. Pola dramatis
Dalam pola ini dongeng tidak disampaikan secara langsung, tetapi dikemukakan melalui dialog-dialog. Hal yang membedakannya dengan pola sudut pandang ialah cara penyampaiannya.
Contoh:
Ayah Imas mengangguk. Diisapnya lagi sisa rokoknya dalam-dalam. “Ayo, silakan!” ujar Pak Somad semabri menyodorkan kotak tembakau. “Terima kasih, ini sudah cukup. Lagi pula hari sudah larut, saya mau pamit pulang.” ujar Ayah Imas.

[sumber: 1700 Bank Soal Bahasa Indonesia, E. Kosasih]


Sumber http://rajebgroups.blogspot.com