
Tahun Baru Bersama Orang Jepang
Tahun gres (正月 shōgatsu) di Jepang dirayakan tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari. Dalam bahasa Jepang, kata “shōgatsu” dulunya digunakan untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi kini hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama pada awal tahun. Setiap tahun Japan Corner Universitas Tanjungpura (lembaga pembelajaran Bahasa Jepang di Universitas Tanjungpura) mengadakan program tahun gres bersama bersama Fujie Misaka sensei. Hari tanggal 31 Desember atau malam tahun gres disebut ōmisoka. Di malam tahun baru, orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba. Murid-murid Japan Corner bersama Fujie-san memutuskan tahun gres kali ini untuk memasak bersama, Fujie-san menyarankan kami untuk menciptakan kuliner khas kawasan kami masing-masing. Ada yang memasak cake, sayur lodeh, klepon, putu, sate lilit khas Bali, dan lainnya.
Saling Bertukar Budaya

Fujie-san menyarankan semoga kuliner yang kami makan di presentasikan dalam bahasa Jepang kepada semua orang yang hadir dalam perayaaan tahun baru. Kami maju kedepan satu persatu dan menjelaskan kuliner kami. Saya menjelaskan wacana sate lilit khas Bali yang biasa dimakan pada perayaan hari raya Nyepi atau Kuningan oleh umat Hindu. Sate lilit sendiri bermakna kebahagiaan. Ada juga teman-teman yang membawa kuliner khas Melayu, Padang, Jawa dan Palembang. Fujie-san tampaknya sangat suka makan empek-empek Palembang. Fujie-san bersama temannya, Yamanaka Keiko-san menjelaskan kuliner yang biasa dimakan orang Jepang ketika tahun gres yaitu Osechi.
Makanan Tahun Baru yang Enak
Osechi yakni sebutan untuk kuliner istimewa yang dimakan pada tahun baru. Sup zōni dari kuah dashi yang berisi mochi dan sayuran merupakan salah satu kuliner osechi. Berbagai macam lauk kuliner osechi dimasak berhari-hari sebelumnya dan diatur di dalam kotak kayu bersusun yang disebut jūbako (重箱). Yamanaka-san yang memasak semua kuliner tahun gres ala Jepang. Murid-murid hanya membantu menciptakan sup untuk Osechi. Kami menciptakan sup sambil bernyanyi dan tertawa hingga ada sup yang tumpah. Lauk pada kuliner osechi biasanya sangat manis atau asin, seperti: kuromame, tatsukuri (gomame), kombumaki, kamaboko, kurikinton, kazunoko, dan datemaki. Fujie-san menjelaskan pada umumnya hanya lauk yang ditata di dalam kotak kayu bersusun yang dapat disebut kuliner osechi. Kotak kayu bersusun untuk kuliner osechi dipercaya sebagai perlambang keberuntungan yang berlipat-lipat.
Makanan Lauk/Pelengkap yang Paling disukai (kami) Orang Indonesia
Yamanaka-san menciptakan berbagai kuliner kecil, kami menyebutkan cemilan super Yamanaka-san, Yamanaka-san juga menciptakan lauk/pelengkap Osechi dengan enak, kami menghabiskan semuanya dengan lahap. Yamanaka-san menjelaskan ada beberapa kuliner komplemen di tahun baru, yaitu:
1. Datemaki
Datemaki yakni telur dadar yang digulung bagaikan kitab sutra, sehingga dimakan sebagai perlambang kebijakan dan pengetahuan. Di kawasan Kansai, datemaki digantikan dashimaki.
2. Kurikinton
Makanan ini terlihat glamor dan nama kuliner ini dalam bahasa Jepang berarti gumpalan emas (kinton) dari buah kastanye (kuri)
3. Kombumaki
Kombu masak nimono digunakan sebagai kuliner tahun gres lantaran kombu terdengar ibarat kata yorokubu (kegembiraan).
4. Kamaboko berwarna merah putih
Makanan olahan dari surimi, berwarna putih dengan sedikit warna merah di penggalan pinggir, digunakan untuk melambangkan beras merah dan beras putih.
5. Otafuku-mame
Kacang pembawa keberuntungan dengan rasa manis. Kacang ini sangat digemari oleh murid-murid Japan Corner.
Kesenian dan Permainan
Karena kami lupa memberi kartu pos satu sama lain, kami menggantinya dengan aktivitas menulis Kakizome. Fujie-san mengajarkan kami menciptakan Kakizome dengan sabar, dikarenakan kami gres pertama kali menulis kanji dengan kuas besar. Tulisan kami sangat jelek, Fujie-san juga memberi hadiah kepada murid-murid yang tulisannya bagus.
Teman aku berjulukan Aldo mendapat hadiah dari Fujie-san. Fujie-san juga menjelaskan, Kakizome berarti goresan pena (kaligrafi) Pertama yang ditulis pada tanggal 2 Januari. Kakizome yakni frasa (ungkapan) yang ditulis pada secarik kertas panjang. Kemudian Kakizome digantung (menghadap ke arah yang dipercaya membawa keberuntungan) hingga tanggal 14 Januari (atau hari Sabtu Minggu terdekat) di mana Kakizome akan dibakar pada Festival Api Sagicho. Dikatakan bahwa jikalau angin menerbangkan debu Kakizome ke langit maka keterampilan penullis akan meningkat di tahun tersebut. Semakin tinggi debu mengangkasa semakin tinggi pula keahlian penulisnya.

Setelah makan, kami bersama bermain Karuta, Janken Taikai dan Shiritori. Permainan Shiritori sangat menyenangkan dan menciptakan kami bersemangat. Yamanaka-san menjelaskan, Shiritori (しりとり ) yakni permainan kata bahasa Jepang yang pemainnya bergiliran mengucapkan kata (nomina) yang dimulai dari kana (mora) terakhir dari kata yang diucapkan pemain sebelumnya. Permainan segala usia ini dimainkan oleh dua orang atau lebih. Pemain dinyatakan kalah kalau mengucapkan kata yang berakhiran dengan n (ん).
Kejutan Ulang Tahun
Disaat kami beristirahat tiba-tiba murid-murid lain dan Fujie-san memperlihatkan aku kejutan ulang tahun, aku sangat senang dan bahagia. Kami bernyanyi dan berfoto bersama, hingga larut malam. Kami juga mengobrol dan bercanda bersama, Yamanaka-san juga memakan berbagai kuliner khas Indonesia, Yamanaka-san ternyata sangat suka dengan Klepon.
Tahun gres kali ini benar-benar menyenangkan, semua orang bersemangat untuk menyambut tahun baru. Malam itu benar-benar istimewa bagi kami, lantaran kami juga berkenalan dengan belum dewasa generasi gres di Japan Corner. Japan Corner sendiri gres mempunyai 4 generasi, dan jumlah tiap generasi sangat sedikit, hanya 3 hingga 10 orang. Ada juga rasa duka lantaran murid-murid Japan Corner generasi 1 (termasuk saya) akan lulus di pertengahan 2019. Itu sebabnya kami senang ketika ada belum dewasa generasi gres yang berjumlah 10 orang. Semoga Japan Corner terus bertahan dan semakin baik. Sampai jumpa dilain hari.
新年明けましておめでとうございます。今年もよろしくお願いします。

Penulis: Laula Ika Setya Rahma
Sumber https://wkwkjapan.com