Friday, October 12, 2018

√ 60 Macam Majas Dan Contohnya

Majas-macam majas dalam materi kali ini akan menguraikan banyak sekali macam pola majas yang ada dalam perbendaharaan majas bahasa Indonesia. Secara garis besar, majas terbagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa macam majas. Sepanjang yang kami amati, terdapat sekitar 59 macam majas yang tersebar dalam masing-masing kelompok tersebut. Sangat banyak memang dan semuanya mempunyai gaya, karakteristik, serta fungsi yang berbeda ketika diterapkan dalam karya sastra. Nah, pada kesempatan ini semua macam itulah yang akan uraikan untuk Anda.
 dalam materi kali ini akan menguraikan banyak sekali macam pola majas yang ada dalam perbend √ 60 Macam Majas dan Contohnya

Macam-macam Majas dan Contohnya

Majas terbagi menjadi 4 macam kelompok besar, yaitu; majas perbandingan, sindiran, penegasan, dan pertentangan. Berikut ini yaitu masing-masing klarifikasi kelompok majas tersebut:

1. Majas Pertentangan

Majas pertentangan yaitu majas yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan menggunakan ungkapan yang bertentangan dengan makna yang sebenarnya. Berikut ini yaitu macam-macam majas pertentangan dan contohnya:
  • Majas Paradoks: Majas paradoks yaitu ungkapan pernyataan wacana dua hal yang tampaknya bertentangan, namun bahwasanya keduanya benar. Contohnya: Adakalanya sobat dekat yaitu musuh sejati.
  • Majas Oksimoron:  Majas oksimoron yaitu majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contohnya: cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis.
  • Majas Antitesis: Majas antitesis yaitu majas yang berupa paduan dua kata yang berlawanan. Contohnya: Kaya atau miskin yang penting saya mencintainya.
  • Majas Kontradiksi Interminus: Majas pertentangan interminus yaitu majas yang berisi pernyataan yang sifatnya menyangkal hal yang telah disebutkan pada kepingan sebelumnya. Contohnya: Semua benda terselamatkan, kecuali boneka kesayangan Fitri yang hanyut terbawa banjir.
  • Majas Anakronisme: Majas Anakronisme yaitu majas yang mengandung ketidaksesuaian antara insiden dengan waktu. Contohnya: Para Pandawa lupa menyalakan GPS ketika tersesat di hutan Wanamarta. 

2. Majas Penegasan 

Majas Penegasan yaitu majas yang menggunakan kata-kata kiasan untuk menyatakan penegasan dengan maksud meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Berikut ini yaitu macam-macam majas penegasan dan contohnya:
  • Majas Apofasis: Majas Apofasis yaitu majas yang menegaskan sesuatu dengan cara seakan-akan menyangkal yang ditegaskan. Contohnya: Terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Tetapi maaf, penipuan yang kau lakukan membuatku tidak percaya lagi padamu.
  • Majas Pleonasme: Majas Pleonasme yaitu majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang telah terang sehingga keterangan tersebut bahwasanya tidak diperlukan. Contohnya: masih kudengar bunyi itu menggeletak pada meja yang berdebu.
  • Majas Repetisi: Majas Repetisi yaitu majas yang berisi perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama pada suatu kalimat yang dianggap penting untuk menawarkan penekanan. Contohnya: dari balik puing itu, dari balik gosong nyeri dari balik bubuk dan tulang-tulan ini cepat temukan kata.
  • Majas Pararima: Majas Pararima yaitu majas yang mengulang konsonan di awal dan simpulan kata atau kepingan kata yang berlainan. Contohnya: Dari balik bilik, dadaku bergetar getir.
  • Majas Aliterasi: Majas Aliterasi yaitu majas yang mengulang bunyi konsonan pada awal kata secara berurutan. Contohnya: Cicak itu, cintaku, berbicara wacana kita, yaitu nonsens.
  • Majas Paralelisme: Majas paralelisme yaitu majas perulangan yang disusun dalam baris yang berbeda. Contohnya: Hati ini biru, Hati ini lagu, Hati ini debu.
  • Majas Tautologi: Majas Tautologi yaitu majas yang terdiri dari pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya. Contohnya: Mengapa Anda cemas dan gelisah begitu?
  • Majas Sigmatisme: Majas Sigmatisme adalah  yang mengulang bunyi konsonan "s". Contohnya: Sampai suatu dikala kita terpaksa merapat.
  • Majas Antanaklasis: Majas Antanaklasis yaitu majas yang cara pengungkapannya dengan mengulang kata yang sama, namun maknanya berlainan. Contohnya: Tanggal-tanggal yang tanggal itu sekarang tinggal berapa?
  • Majas Klimaks: Majas titik puncak yaitu majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata yang makin lama, makin memuncak pengertiannya. Contohnya: Psikologi perkembangan mempelajari usia prenatal, batita, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut.
  • Majas Anti Klimaks: Majas Anti Klimaks yaitu majas yang berisi pernyataan wacana beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama bertambah lemah pengertiannya. Contohnya: Jangan seribu atau seratus, serupiah pun saya tak punya.
  • Majas Inversi: Majas inversi yaitu majas yang di dalamnya terdapat pengubahan susunan kalimat. Contohnya: Paman saya wartawan, wartawan paman saya.
  • Majas Retoris: Majas Retoris yaitu majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui. Contohnya: Siapakah yang tidak ingin hidup?
  • Majas Elipsis: Majas Elipsis yaitu majas yang menghilangkan suatu unsur kalimat. Contohnya: Kami ke rumah Kakek (predikat "pergi" dihilangkan).
  • Majas Koreksio: Majas Koreksio yaitu majas yang digunakan untuk menarik perhatian dengan menarik pernyataan sebelumnya lalu membetulkan dengan pernyataan berikutnya. Contohnya: Sebenarnya sudah dua kali, ah bukan, sudah tiga kali hal itu saya usulkan.
  • Majas Polisindeton: Majas Polisindeton yaitu majas yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kon-jungtor pada setiap kepingan yang dipentingkan. Contohnya: Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri dan anaknya, hak dan kewajibannya.
  • Majas Asindeton: Majas Asindeton yaitu majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan konjugtor. Contohnya: Presiden berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh masyarakat.
  • Majas Interupsi: Majas Interupsi yaitu majas yang menyisipkan keterangan perhiasan di antara unsur-unsur kalimat. Contohnya: Salah seorang mahasiswanya, yang dikala itu diberi kiprah menulis dongeng pendek, menulis wacana seorang pria yang tidak sanggup melupakan dongeng cinta pertamanya dan rela menunggu selama 51 tahun, 9 bulan, dan 4 hari untuk mendapatkannya lagi.
  • Majas Eksklamasio: Majas Eksklamasio yaitu majas yang menggunakan kata seru untuk penegas. Contohnya: Wah, tidak kusangka, engkau sanggup juga menjadi juara kelas.
  • Majas Enumerasio: Majas Enumerasio yaitu adalah majas yang berisi ungkapan penegasan berupa penguraian kepingan demi kepingan suatu keseluruhan. Contohnya: Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya bahtera nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.
  • Majas Preterito: Majas Preterito yaitu majas yang berupa ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Contohnya: Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, tidak perlu kita sesali apa yang terjadi.
  • Majas Alonim: Majas Alonim yaitu majas yang menggunakan varian dari nama untuk menegaskan. Contohnya: Mamat varian dari Ahmad.
  • Majas Kolokasi: Majas Kolokasi yaitu majas yang berupa asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat. Contohnya: Susah memang berurusan dengan si kepala batu. ("Kepala Batu" asosiasi tetap "Kepala" dan "Batu").
  • Majas Silepsis: Majas Silepsis yaitu majas berupa penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi lebih dari satu konstruksi sintaksis. Contohnya: Ia telah kehilangan topi dan semangatnya.
  • Majas Zeugma: Majas Zeugma yaitu majas silepsis yang menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu. Contohnya: Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat.

 3. Majas Sindiran

Majas sindiran yaitu majas yang berisi kata-kata berkias sebagai pernyataan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Berikut ini yaitu macam-macam majas sindiran:
  • Majas Innuendo: Majas Innuendo yaitu majas sindiran yang bersifat mengecilkan fakta yang sesungguhnya. Contohnya: Dia menjadi polisi yang sukses dan terhormat berkat uang sogokan ketika tes masuk.
  • Majas Satire: Majas Satire yaitu majas yang mengungkapkan suatu hal dengan menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dan sebagainya. Contohnya: Kalau ada orang yang bermimpi mempunyai mobil, tapi tidak pernah berusaha bagaimana mendapat mobil, itulah kamu: Siput yang ingin berlari menyerupai kinjang!
  • Majas Sinisme: Majas sinisme yaitu majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya, menyerupai ironi tetapi kasar. Contohnya: Tak berkata pun saya sudah bosan mendengarkan ocehanmu.
  • Majas Sarkasme:  Majas sarkasme yaitu majas sindiran yang sangat agresif dan menyakitkan. Contohnya: Dasar buaya, seenaknya kau perlakukan aku. Dasar gajah, tak lihat kah kau saya bangun di depanmu.
  • Majas Ironi: Majas ironi yaitu majas sindiran yang menyatakan sebaliknya dari apa yang bahwasanya dengan maksud untuk menyindir orang. Contohnya: Indah benar rapormu dihiasi dengan warna merah.

 4. Majas Perbandingan

Majas perbandingan yaitu adalah majas yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca. Berikut ini macam-macam majas perbandingan:
  • Majas Asosiasi: Majas asosiasi yaitu majas yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain sebab persamaan sifat. Contohnya: Wajahnya bagai pinang dibelah dua.
  • Majas Simbolik: Majas Simbolik yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Contohnya: Ia populer sebagai buaya darat.
  • Majas Eponim: Majas Eponim yaitu majas perbandingan yang dipergunakan seseorang untuk menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu menurut sifatnya. Contohnya: Anak tuan rumah yang kecantikannya khas Cleopatra itu juga menyayangi saya.
  • Majas Perifrasa: Majas Perifrasa yaitu majas yang menyerupai dengan pleonasme, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berkelebihan itu bahwasanya sanggup diganti dengan satu kata saja. Contohnya: Ia telah beristirahat dengan damai.
  • Majas Parabel: Majas Parabel yaitu majas dongeng yang berisi perumpamaan/kiasan yang bersifat mendidik. Contohnya: Dongeng"Si Malin Kundang".
  • Majas Fabel: Majas Fabel yaitu majas yang berisi dongeng singkat yang mengilustrasikan tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang yang berlaku sebagai manusia. Contohnya: Cerita Kancil dan Buaya.
  • Majas Disfemisme: Majas Disfemisme yaitu majas yang sengaja menggunakan kata-kata yang mengandung makna lebih tajam untuk mengakibatkan rasa simpati atau antipati bagi pendengarnya. Contohnya: Bolehkah saya meminta izin untuk kencing sebentar?.
  • Majas Eufimisme: Majas Eufemisme yaitu majas dengan cara menggantikan kata-kata yang dipandang kurang pantas atau agresif dengan kata-kata yang dianggap lebih pantas atau halus. Contohnya: Oknum perwira polisi itu diberhentikan dengan tidak hormat dari kepolisian sebab melaksanakan tindak korupsi.
  • Majas Totem pro parte: Majas totem pro parte yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan namun yang dimaksud sebagian. Contohnya: Kelas kami menjuarai pertandingan bola basket se-Jakarta
  • Majas Pars pro toto: Majas Pars pro toto yaitu majas yang melukiskan sebagian untuk keseluruhan. Contohnya: Akbar mempunyai lima ekor sapi.
  • Majas Depersonifikasi: Majas Depersonifikasi yaitu cara pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia. Contohnya: Jika saya bunga, engkau kumbangnya.
  • Majas Personifikasi: Majas personifikasi yaitu majas perbandingan yang melukiskan suatu benda mati seakan-akan hidup. Contohnya: Padi menunduk mengucapkan selamat pagi.
  • Majas Hiperbola: Majas hiperbola yaitu ungkapan atau kiasan yang dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dimaksudkan untuk memperoleh imbas tertentu, bukan sebenarnya. Contohnya: Ayah memeras keringat untuk menghidupi keluarga.
  • Majas Litotes: Majas litotes yaitu majas yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari pernyataan yang sebenarnya. Contohnya: Gubuk sederhana inilah hasil karya kami selama bertahun-tahun.
  • Majas Hipokorisme: Majas Hipokorisme yaitu penggunaan nama timangan atau kata yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan karib antara pembicara dengan yang dibicarakan. Contohnya: Kehidupan itu kejam, Nduk. Sadis! Bahkan hingga di luar nalar manusia. Untung kau tidak perlu melihat itu semua.
  • Majas Metominia: Metonimia yaitu sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Contohnya: Umar pergi ke Bogor menggunakan Honda.
  • Majas Aptronim: Majas Aptronim yaitu majas dengan cara melekatkan nama khas pada seseorang menurut pekerjaannya. Contohnya: Arjo kambing yaitu tetangga yang sehari-harinya belantik kambing.
  • Majas Antonomasia: Majas Antonomasia yaitu majas yang menggunakan nama diri, gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Contohnya: Menteri PU akan meresmikan jalan Lingkar Nagreg, Jawa Barat.
  • Majas Sinestesia: Majas Sinestesia yaitu proses perubahan makna yang terjadi sebagai akhir pertukaran tanggapan antardua indera yang berbeda. Contohnya: Senyuman gadis itu manis sekali.
  • Majas Antropomorfisme: Majas Antropomorfisme yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berafiliasi dengan insan untuk hal yang bukan manusia. Contohnya: Lidah-lidah lonceng memukul sunyi.
  • Majas Metafora: Majas Metafora yaitu majas yang mengungkapkan ungkapan secara eksklusif berupa perbandingan analogis. Contohnya: Raja Hutan telah siap untuk menerkam.
  • Majas Simile: Majas Simile yaitu majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Contohnya: Bagai pungguk yang merindukan bulan.
  • Majas Alusio: Majas Alusio yaitu majas yang menunjuk secara tidak eksklusif pada suatu hal/peristiwa atau suatu tokoh. Contohnya: Jika gempa terjadi, kami teringat peristiwa tsunami yang telah memorak-porandakan segalanya
  • Majas Alegori: Majas alegori yaitu majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contohnya: Suami sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi.
Demikianlah uraian wacana 60 Macam Majas dan Contohnya, biar bermanfaat.


Sumber http://www.ilmusiana.com