Saturday, September 29, 2018

√ Teori Big Bang Perihal Kelahiran Alam Semesta

Teori Big Bang atau dentuman besar ialah teori wacana terbentuknya alam semesta. Ada banyak teori wacana jagat raya, namun teori Big Bang ialah yang paling populer dan paling masuk nalar sehingga sanggup diterima oleh kalangan ilmuwan hingga ketika ini. Hal ini bukannya tanpa dasar, teori ini didukung oleh sederetan bukti-bukti ilmiah yang di sanggup dari hasil percobaan menciptakan teori Big Bang semakin diyakini kebenarannya. Teori ini hadir memecah kebuntuan yang dihadapi oleh para ilmuwan ditengah usahanya menjelaskan bencana alam semesta. Luar biasanya, teori ini tidak hanya berhasil menjelaskan permulaan alam semesta, namun teori Big Bang juga berhasil memprediksi bagaimana simpulan dari alam semesta kelak. Sampai detik ini, belum ada satupun teori yang bisa melaksanakan hal serupa.

Nah, pada kesempatan ini kami akan mengajak Anda untuk melihat ibarat apa bahwasanya isi teori Big Bang dan kemampuannya dalam menjelaskan asal mula alam semesta, selamat membaca.

Teori Big Bang wacana Alam Semesta

Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Saking kecilnya, bola itu hampir tak berbentuk dan lebih dipandang sebagai titik dengan volume nol. Gumpalan ini mempunyai massa jenis yang luar biasa tinggi dengan suhu sekitar 1 trilyun derajat celcius. Gumpalan superatom inilah yang nantinya meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Sekitar 10 pangkat -34 detik sebelum Big Bang dimulai, ukuran bola api kecil tersebut bertambah hingga mencapai diameter 1,75 cm. Setelah itu, ukuran superatom itu terus bertambah dengan sangat cepat dan sempurna pada waktu 0 detik (waktu mulainya ruang waktu), terjadilah ledakan maha dahsyat itu. Peristiwa ini terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.

Big Bang melepaskan sejumlah besar besar energi di alam semesta yang kelak membentuk seluruh materi alam semesta.  Atom hidrogen terbentuk bersamaan ketika energi dari Bing Bang meluas keluar. Lebih dari jutaan tahun kemudian, atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak berkumpul membentuk bubuk dan awan hidrogen (nebula). Awan hidrogen tersebut makin usang makin padat dengan temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen inilah yang menjadi materi pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, selanjutnya bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah bermilyar-milyar tata surya, salah satunya tata surya yang kita tinggali kini ini.

 atau dentuman besar ialah teori wacana terbentuknya alam semesta √ Teori Big Bang wacana Kelahiran Alam Semesta

Kekuatan Big Bang ini masih terus terasa hingga ketika ini. Hal ini dibuktikan dengan keadaan alam semesta yang semakin meluas. Galaksi-galaksi saling bergerak menjauh satu sama lain. Keadaan ini akan terus terjadi hingga gerakan menjauh tersebut mencapai batasnya. Bila batas tersebut tercapai, semua materi di alam semesta akan berhenti menjauh dan melaksanakan gerakan kembali tertarik oleh gravitasi universal ke titik permulaan ledakan. Semua materi akan kembali ibarat semula berkumpul membentuk titik di awal Big Bang.

Bukti Kebenaran Teori Big Bang

Pada tahun 1948, George Gamov berbagi perhitungan-perhitungan yang dibentuk oleh Georges Lemaitre, kemudian ia mengemukakan sebuah teori gres yang sesuai dengan teori Big Bang. Menurutnya, kalau alam semesta terjadi alasannya ialah sebuah ledakan besar, maka di alam semesta ini seharusnya terdapat sisa radiasi dari ledakan tersebut. Apalagi bila radiasi ini tersebar ke semua arah di alam semesta ini dengan perbandingan yang sama (proporsional). Berikutnya sehabis Gamov, pada tahun 1950, Ralph Alpher dan Robert Herman juga menyampaikan hal serupa, yaitu seharusnya terjadi radiasi tersebut.

Memang benar, seharusnya ada radiasi tersebut dalam kadar tertentu di alam semesta ini. Tidak usang kemudian, bukti "yang memang seharusnya ada" tersebut ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti yang berjulukan Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan gelombang-gelombang radiasi tersebut.

Radiasi yang diberi nama "radiasi dasar gelombang mikrokosmik" ini berbeda dengan radiasi yang biasanya bersumber dari angkasa. Radiasi ini tersebar di alam semesta secara rata ke semua arah. Dengan kata lain, radiasi ini tidak mempunyai sumber, tetapi tersebar ke seluruh alam semesta. Hasil yang mengejutkan ini tidak hanya hingga di sini. Jumlah radiasi yang disebutkan Penzias dan Wilson ternyata sangat erat dengan angka yang sebelumnya diperkirakan oleh para ilmuwan. Penzias dan Wilson mendapat Penghargaan Nobel sebagai orang pertama yang menandakan teori Big Bang dengan percobaan.

Bukti penting lain yang membenarkan teori Big Bang ialah adanya gas hidrogen dan helium di angkasa. Dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan, telah diketahui bahwa perbandingan gas hidrogen dan helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan-perhitungan teori perbandingan hidrogen dan helium yang tersisa dari Big Bang. Padahal, kalau alam semesta ini berlangsung dari aturan kekekalan atau tanpa permulaan, maka hidrogen yang ada di alam semesta akan terbakar hingga habis dan mengubahnya menjadi helium.

Demikianlah uraian wacana Teori Big Bang wacana Kelahiran Alam Semesta, agar bermanfaat.

Sumber http://www.ilmusiana.com