Thursday, September 6, 2018

√ Sejarah Pembentukan Bpupki Dan Ppki

Pembentukan BPUPKI dan PPKI yaitu salah satu insiden penting dalam sejarah berdirinya negara Republik Indonesia. Dua tubuh tersebut menjadi wadah bagi para tokoh pendiri bangsa untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Indonesia merdeka. Pembentukan BPUPKI dan PPKI juga menjadi realisasi dari kesepakatan Jepang yang akan memerdekaan Indonesia. Nah, pada kesempatan ini kami akan menguraikan secara singkat bagaimana sejarah pembentukan BPUPKI dan PPKI sebagai tubuh persiapan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Pembentukan BPUPKI

Sejarah Pembentukan BPUPKI oleh Jepang tidak lepas dari dinamika yang dialami oleh negara penjajah Jepang yang telah mengalami kekalahan beruntun di daerah Pasifik. Di awali oleh jatuhnya Saipan ke tangan Sekutu pada tahun 1944. Kemudian pasukan Jepang di Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini. Praktis, kekalahan tersebut menciptakan garis pertahanan Jepang di daerah Pasifik telah runtuh. Jepang mulai menyadari bahwa mereka telah ada di ambang kekalahan. Di Indonesia sendiri, pasukan Jepang harus menghadapi serangkaian gempuran udara dari pasukan Sekutu di Kota Surabaya, Makassar, Manado, dan Ambon. Di darat, penetrasi pasukan sekutu juga berlangsung  dan berhasil menguasai daerah-daerah penghasil minyak ibarat Balikpapan dan Tarakan. 

Pada tanggal 1 Maret 1945, masih dalam situasi kritis, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa Letnan Jenderal Kumaikici Harada, mengeluarkan pengumuman wacana pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibuat bertujuan untuk memeriksa segala hal-hal penting yang berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka. Pada tanggal 29 April 1945, pengurus-pengurus BPUPKI pun disusun yang dengan komposisi:
  • Ketua: dr. K. R. T Radjiman Wediodiningrat (Kaico)
  • Ketua Muda: Icibangase (fuku kaico)
  • Kepala Sekretariat: R. P. Suroso dibantu oleh Mr. A. G. Pringgodigdo dan Toyohito Masuda
Pembentukan BPUPKI bertujuan untuk memeriksa dan mempelajari segala hal yang harus disiapkan dalam perjuangan pembentukan negara Indonesia merdeka. Badan ini memiliki 63 orang anggota, termasuk 4 orang golongan Cina, Arab, dan golongan Indo (peranakan Belanda). 

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan ini diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 dalam sebuah upacara yang dilangsungkan di Jakarta tepatnya di Gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Beberapa pejabat Jepang yang hadir dalam upacara peresmian tersebut, ibarat Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara Keenambelas yang baru) dan Jenderal Itagaki (Panglima tentara Ketujuh yang bermarkas di Singapura). Dalam upacara itu turut dikibarkan bendera Jepang, Hinomaru oleh Mr. A. G. Pringgodigdo yang disusul lalu pengibaran bendera Merah Putih oleh Toyohito Masuda. Melihat bendera merah putih berkibar semakin membangkitkan semangat para anggota BPUPKI dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

BPUPKI lalu menjalan tugasnya dalam dua kali persidangan untuk merumuskan apa yang menjadi dasar negara Indonesia ketika merdeka nanti. BPUPKI menghasilkan tiga keputusan penting yaitu; pernyataan Indonesia merdeka, Pembukaan Undang-undang Dasar, dan Undang-undang Dasar (batang tubuh). Pada tanggal 7 Agustus 1945, kiprah BPUPKI pun berakhir dan digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Sejarah Pembentukan PPKI

Bersamaan dengan dibubarkannya BPUPKI pada tanggal 7 Agusutus 1945, dilakukan pula pembentukan tubuh gres yang berjulukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Keanggotaan PPKI yang berjumlah 21 orang ini diisi oleh wakil-wakil dari banyak sekali daerah di Indonesia, yakni 12 wakil dari Jawa, 2 wakil dari Sulawesi, 3 wakil dari Sumatera, 1 dari Maluku, 1 dari Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 dari Maluku, dan 1 orang golongan penduduk Cina. Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta ditunjuk sebagai Ketua dan wakil Ketua, sedangkan posisi penasihat ditempati oleh Mr. Ahmad Soebardjo. Berikut ini Susunan lengkap keanggotaan PPKI:
  • Ketua: Ir. Soekarno
  • Wakil Ketua: Drs. Moh. Hatta
  • Anggota: Supomo, Radjiman, Suroso, Sutarjo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Abdoel Kadir, Suryohamijoyo, Puruboyo, Yap Tjwan Bing, Latuharhary, Dr. Ratulangi, Andipangeran, I Gusti Ketut Pudja, Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, Ahmad Soebardjo.
Tugas utama dibentuknya PPKI adalah:
  1. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-undang Dasar yang telah disiapkan BPUPKI
  2. Merumuskan dan tetapkan pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia jikalau saatnya telah tiba.
Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan kepada para anggota PPKI bahwa anggota-anggota PPKI tidak hanya dipilih oleh Pejabat di lingkungan Tentara Keenambelas, tetapi juga oleh Jenderal Besar Terauci sendiri yang bertindak sebagai penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.

 Pembentukan BPUPKI dan PPKI yaitu salah satu insiden penting dalam sejarah berdirinya  √ Sejarah Pembentukan BPUPKI dan PPKI

Karena pengangkatan itulah, Jenderal Besar Terauci memanggil 3 tokoh pergerakan Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat untuk bertemu di markas besar Terauci di Dalat, Vietnam Selatan. Dalam pertemuan di Dalat pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauci menyatakan kepada ketiga tokoh itu bahwa Pemerintah Kemaharajaan telah mengeluarkan keputusan wacana pinjaman kemerdekaan kepada Indonesia. Pelaksanaannya sanggup dilakukan sehabis PPKI telah selesai mempersiapkan segala sesuatunya. Dalam pertemuan itu pula diputuskan bahwa wilayah Indonesia akan mencakup seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

Baca Juga:
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh itu pulang kembali menuju Jakarta, Jepang telah terpuruk sehabis kota Nagasaki dan Hirosima telah dibom atom oleh Sekutu. Keterpurukan Jepang semakin bertambah sehabis Uni Soviet melanggar janjinya dan melaksanakan penyerbuan ke Manchuria. Dengan demikian, sanggup diprediksi bahwa Jepang semakin erat dengan kekalahan. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta telah datang di tanah air. Dengan penuh pujian Bung Karno berkata:
"Sewaktu-waktu kita sanggup meredeka, soalnya hanya bergantung kepada saya dan kemauan rakyat memperbaharui tekadnya meneruskan perang suci Dai Tao ini. Kalau dahulu saya berkata ‘Sebelum Jagung Berbuah', Indonesia akan merdeka, kini saya sanggup memastikan Indonesia akan merdeka, sebelum jagung berbuah." 
Perkataan itu mengatakan bahwa Bung Karno pada ketika itu belum mengetahui bahwa Jepang telah mengalah kepada Sekutu. 

Selama masa tugasnya, PPKI melaksanakan tiga kali sidang, yaitu tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945. Selanjutnya, semua kiprah PPKI dinyatakan selesai dan dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1945 bersamaan dengan peresmian anggota Komite Nasional Pusat (KNIP).

Sumber http://www.ilmusiana.com