Saturday, September 29, 2018

√ Keistimewaan Di Balik Hari Senin Dan Kamis

Mengapa hari Senin dan Kamis dijadikan khusus sebagai hari berpuasa? Untuk apa kita berpuasa Senin dan Kamis? Kenapa bukan hari-hari lainnya? Dalam Islam, kita mengenal ada hari-hari istimewa, malam-malam istimewa dan bulan-bulan istimewa. Hari Jumat diagungkan dan diutamakan dari hari-hari lainnya, malam Lailatul Qadar diistimewakan atas malam-malam lainnya. Bulan Ramadhan dipilih dari bulan-bulan lainnya. Mengapa sanggup demikian? Itu disebabkan pada hari itu telah terjadi insiden khusus yang kemudian mengakibatkan hari itu istimewa. Hari Jumat diagungkan dan diutamakan dari hari-hari lainnya lantaran ia merupakan hari raya mingguan umat Islam, hari terbaik yang disinari matahari. Pada hari itu Adam as. diciptakan. Pada hari itu juga dia diturunkan ke bumi dan diwafatkan oleh Allah. Pada hari Jumat kelak hari final zaman akan terjadi; ditiup sangkakala dan semua kaget.

Malam Lailatul Qadar diistimewakan dari malam-malam lainnya lantaran pada malam itulah Allah menurunkan Al-Qur’an. Bulan Ramadhan dipilih dari bulan-bulan lainnya lantaran pada bulan itulah Allah menurunkan Kitab-kitab Suci-Nya. Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam bulan Ramadhan. Kitab Bibel diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan. Kitab Zabur pada tanggal delapan belas. Dan Al-Qur’an diturunkan pada tanggal dua pulum empat dari bulan Ramadhan. Jadi, keistimewaan hari itu bukan disebabkan oleh diri hari itu sendiri, tetapi disebabkan lantaran terdapatnya hal luar yang mempengaruhinya.

Rahasia Hari Senin dan Kamis

Lalu, bagaimana dengan hari Senin dan Kamis? Mengapa Rasulullah Muhammad saw. memperlihatkan teladan berpuasa sunah pada umatnya dengan menentukan hari Senin-Kamis? Mengapa harus Senin dan Kamis, bukannya hari Jumat saja misalnya, yang berkedudukan sebagai sayyidul ayyam? Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia mengatakan:
"Rasulullah saw. sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan puasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad)
Jika dia menentukan hari Senin dan Kamis sebagai hari yang dipuasai, niscaya ada diam-diam di balik kedua hari tersebut. Dan memang hari Senin dan Kamis mempunyai historisitas yang agung. Berikut ini beberapa hal penting yang berkaitan dengan hari Senin dan Kamis.

 Hari Jumat diagungkan dan diutamakan dari hari √ Keistimewaan di Balik Hari Senin dan Kamis

1. Senin dan Kamis: Hari Ketika Amal Para Hamba Diperiksa

Telah lazim kita ketahui dan praktikkan bersama bahwa dalam setiap kegiatan atau acara apa saja yang kita lakukan menyangkut duduk masalah duniawi, baik itu yang lingkupnya kecil atau besar, niscaya ada waktunya kita memeriksa, mengoreksi dan mengintrospeksi kembali semua hal-hal yang tellah kita perbuat. Misalnya saja kita bekerja pada sebuah instansi atau forum tertentu, maka pada setiap final pekan akan selalu ada investigasi oleh pimpinan kita.

Maka demikian pula, semua amal-amal perbuatan kita itu akan mendapat investigasi dari Allah sebagai pencipta dan pengatur kehidupan manusia. Setiap gerak langkah dan perbuatan seorang hamba akan diperiksa secara terpola oleh Allah layaknya kita mengusut amal-amal kita sendiri. Lalu, kapan alam para hamba dihadapkan, dilaporkan dan diperiksa oleh Allah? Disebutkan dalam hadis Nabi saw. bahwa amal-amal para hamba akan dilaporkan dan diperiksa oleh Allah pada tiap bulan Sya'ban dalam setahunnya. Dan pada tiap sepekannya, amal-amal itu akan diperiksa pada hari Senin dan Kamis. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Amal-amal perbuatan itu diajukan (diaudit)pada hari Senin dan Kamis, oleh lantaran itu saya ingin amal perbuatanku diajukan (diaudit)pada ketika saya sedang puasa." (HR Tirmidzi)
Dari keterangan hadis di atas, sanggup diketahui bahwa amal-amal insan akan diperiksa pada setiap tahunnya pada bulan Sya’ban dan dalam setiap sepekannya pada hari senin dan kamis. Jika hari Senin dan Kamis yaitu hari diperiksanya amal, maka sudah sepantasnya kalau kita mempersiapkan segala sesuatu serapi dan sebaik mungkin, kalau sanggup jangan hingga menciptakan Sang Pemeriksa murka dan murka pada kita.

2. Senin dan Kamis: Hari Dibukanya Pintu-pintu Surga

Masuk nirwana yaitu dambaan dan keinginan setiap muslim. Lalu, bagaimana supaya kita sanggup masuk surga? Jawabannya sudah niscaya kita beriman dan bersedekah saleh. Iman dan amal saleh yaitu kunci utama surga. Maka, untuk mencapai surga, kita harus terus berjuang meningkatkan keimanan dan amal saleh. Kita jangan bosan berbuat kebajikan supaya semakin erat dengan pintu surga. Setiap saat, setiap waktu dan setiap kesempatan harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Terlebih lagi untuk waktu-waktu tertentu yang memang diistimewakan Allah.

Dalam setiap sepekannya, Allah membukakan pintu-pintu nirwana untuk hamba-Nya pada hari Senin dan Kamis. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Pintu-pintu nirwana dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka diampuni dalam kedua hari itu setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali orang yang diantaranya dan saudaranya terdapat permusuhan. Kemudian dikatakan, "lihatlah kedua orang ini hingga keduanya berdamai." (HR. Al-Khatib, Muslim, Abu Daud, Nasa'i, At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).

3. Senin dan Kamis: Hari Lahir dan Wafatnya Rasulullah Muhammad saw

Hari Senin yaitu hari yang sangat bersejarah bagi umat insan bahkan alam semesta. Mengapa? lantaran pada hari ini kekasih Allah, Muhammad saw dilahirkan ke dunia. Kelahiran dia menjadi rahmat bagi sekalian alam. Dalam beberapa riwayat disebutkan:
Nabi saw pernah ditanya ihwal puasa Senin. Beliau bersabda. "itu yaitu hari saya dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkan kepadaku Al-Qur'an (pertama kali)" (HR Muslim dari Abu Qatadah Al-Anshari).
(Abu Qatadah) bertanya, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu ihwal puasa Senin dan Kamis?" Rasulullah bersabda, "Pada hari itu saya dilahirkan dan Al-Qur'an diturunkan kepadaku (pertama kali)." (HR Abu Daud dari Abu Qatadah, hadits sahih).
Ibnu Abbas berkata, "Nabi saw dilahirkan pada hari Senin, wafat pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah pada hari Senin, hingga di Madinah pada hari Senin, Hajar Aswad diangkat kembali ke tempatnya (juga) pada hari Senin." (HR Ahmad dari Ibnu Abbas).
Demikianlah uraian ihwal Rahasia di Balik Hari Senin dan Kamis, semoga bemanfaat. 

Sumber http://www.ilmusiana.com