Wednesday, September 5, 2018

√ Biografi Pencipta Lagu Maju Tak Gentar

Siapakah pencipta lagu Maju Tak Gentar? Kami yakin Anda niscaya sering menyanyikan salah satu lagu usaha ini. Pencipta lagu ini yakni Bapak Cornel Simanjuntak, laki-laki kelahiran Pemantangsiantar, Sumatera Utara 1921. Pada zaman kemerdekaan, dia merupakan salah satu seniman besar yang banyak menyumbangkan pemikirannya bagi kemajuan seni di Indonesia. Tokoh penting yang turut serta membawa hibrida bagi perkembangan musik Indonesia. Pecipta lagu heroik dan patriotik yang bisa membangkitkan semangat perjuangan. 

Lagu-lagunya bisa memompa semangat perjuangan, salah satunya yakni lagu Maju Tak Gentar ini. Hampir setiap jiwa khususnya cowok akan terbakar semangatnya jikalau mendengar lagu ini.Nah, pada kesempatan ini kami akan menyajikan dongeng dari tokoh pencipta lagu usaha Maju Tak Gentar, selamat membaca.

Pencipta Lagu Maju Tak Gentar,  Cornel Simanjuntak

Cornelis Simanjuntak yakni laki-laki kelahiran Sumatera Utara, tepatnya di Pematang Siantar pada tahun 1921. Ayahnya berjulukan Tolpus Simanjuntak yakni seorang pensiunan polisi kolonial, sedangkan ibunya berjulukan Rumina Siahaan. Sejak kecil, laki-laki yang beragama Kristen ini sangat gemar dengan musik, terutama musik klasik. Pendidikan Cornel Simanjuntak ditempuh di HIS St. Fransiscus, Medan tamat pada tahun 1937. Saat C. Simanjuntak bersekolah di HIS, talenta musiknya sudah mulai kelihatan. Di sekolahnya, ia dikenal sangat berakal bermain gitar. Nonton film dan mendengarkan lagu-lagu barat menjadi kebiasaan favoritnya dikala itu.

Kemudian, Ia melanjutkan pendidikannya di HIK Xaverius College Yogyakarta dan lulus pada tahun 1942. Binsa Sitompul, seorang sahabatnya di HIK Muntilan, sangat mengakui kecerdasan C. Simanjuntak. Baginya, C. Simanjuntak yakni seorang langsung jujur, pemberani, dan teguh pada pendirian. Di sekolahnya itu, ia dipertemukan dengan J. Schouten seorang pengajar musik handal. Cornel Simanjuntak diajak bergabung ke dalam grup simponi bentukan gurunya itu.

Kelompok ini sering memainkan simponi karya Bach, Beethoven, Haydn, Wagner, dan Strauss. Tidak menunggu waktu lama, Cornel Simanjuntak menjadi salah satu anggota yang menonjol di kelompoknya tersebut. Bakat musiknya ini berhasil menarik perhatian Schouten dan Cornel pun semakin sering diikutkan dalam kelas musik Schouten. Di sekolah itu pula ia banyak mengenal komposer-komposer dunia menyerupai Schiller, Goethe, Shakespeare, dan Heine.

Selama menempuh pendidikan, dia dikenal sebagai salah satu siswa cerdas. Karena itu pula, sesudah lulus dari banyak sekali jenjang pendidikan, Ia lalu sempat mengabdi sebagai guru sekolah di Magelang dan Jakarta. Namun alasannya yakni kecintaannya pada seni, C. Simanjuntak lalu beralih profesi bekerja di Keimin Bunka Shidosho, sebuah Kantor Kebudayaan Jepang. 

Di tempat itulah Cornel Simanjuntak membuat beberapa lagu propaganda terhadap Jepang, yakni Menabung, Bikin Kapal, Menanam Kapas, dan yang paling terkenal di antara lagunya yakni waktu itu yakni Hancurkanlah Musuh Kita. Beberapa tokoh di bidang musik tercatat pernah menjadi gurunya, menyerupai Sudjasmin, Ray, dan Pater J. Schouten.

Ikut Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan

Kita yang hidup di zaman kini lebih banyak mengenal C. Simanjuntak sebagai seniman pencipta lagu-lagu nasional perjuangan. Padahal, dia juga pernah terjun ke medan perang ikut serta dalam usaha fisik melawan penjajah. Ia memanggul senjata terlibat dalam banyak pertempuran di kawasan Jakarta dan Karawan. Asrul Sani, salah seorang sahabatnya pada masa revolusi memaparkan bahwa semangat usaha Cornel Simanjuntak sangat tinggi. Kata-kata Cornel Simanjuntak yang membekas diingatan Asrul Sani ialah dikala Cornel berkata kepada dirinya:
Kalau saudara hendak mencari saya, jangan cari di rumah. Saya ada di markas API, Menteng 31. Buat sementara waktu saya meninggal musik. Saya kini merasa bebas sebebas-bebasnya dan dengan kebebasan yang saya dapatkan ini saya tentu akan sanggup menghalang jiwa saya. Saya tidak ingin perasaan kebebasan itu hilang. Kalau kemerdekaan kita diambil orang, ia pun akan turut hilang. Sekarang ada pertempuran untuk kebebasan ini. Saya tersangkut di dalamnya.
Cornel Simanjuntak tak kenal lelah untuk mengikuti setiap pertempuran. Hingga dalam sebuah pertempuran di kawasan Senen, Tangsi Penggorengan Jakarta, pahanya tertembak. Saat itu, Ia dirawat di CBZ, kini berjulukan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Lalu, pasukan Sekutu pun tiba melaksanakan penyisiran di rumah sakit. Ia pun dibopong pergi oleh teman-teman seperjuangannya untuk dibawa keluar kota Jakarta, tepatnya ke Yogyakarta. Di kota inilah banyak tercipta lagu-lagu Heroik dari Cornel Simanjuntak, menyerupai Maju Tak Gentar, Tanah Tumpah Darah, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Pada Pahlawan, dan Indonesia Tetap Merdeka.

 Kami yakin Anda niscaya sering menyanyikan salah satu lagu usaha ini √ Biografi Pencipta Lagu Maju Tak Gentar

Di Yogyakarta, kondisi kesehatannya menurun, Ia semakin sering sakit-sakitan. Batuk kering yang dideritanya cukup parah sampai membuat badannya melemah dan menyusut. Ia pun harus dirawat di Sanatorium Pakem, Yogyakarta. Namun, sakit yang dideritanya itu tak membuat ia berhenti berkarya. Sembari diopname, ia terus membuat lagu-lagu usaha untuk memperabukan semangat para p0juang.

Di rumah sakit, kondisi kesehatan pencipta lagu maju tak gentar ini tidak ada perubahan. Hingga pada tanggal 15 September 1946, C. Simanjuntak menghembuskan napas dalam usia yang masih sangat muda, 25 tahun. Menjelang ajalnya pun, Ia masih sempat membuat lagu berjudul Bali Putra Indonesia, sayangnya lagu itu tidak sempat diselesaikannya. Cornel Simanjuntak pun dimakamkan Pemakaman Kerkop Yogyakarta, namun lalu dipindahkan ke TMP Semaki Yogyakarta. Di pemakaman itulah kerikil nisannya bertulis "Gugur sebagai seniman dan prajurit tanah air"

Sumber http://www.ilmusiana.com