Sistem pencernaan binatang ruminansia dikategorikan sebagai salah satu sistem pencernaan binatang yang cukup unik. Makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan sehingga tersusun atas banyak materi selulosa yang sulit dicerna menciptakan sistem pencernaan pada binatang ruminansia mempunyai struktur khusus. Berbeda dengan sistem pencernaan pada binatang karnivora dan omnivora, hewan-hewan yang tergolong ruminansia murni menyerupai sapi, kambing, kelinci, dan domba sanggup mengunyah makanannya sampai dua fase. Ingin tahu mengenai menyerupai apa keunikan lebih lanjut sistem pencernaan binatang ruminansia? Simak pembahasan yang telah eBiologi.com buat berikut ini!
Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
Ditinjau dari cara makan dan sistem pencernaannya, binatang ruminansia atau binatang memamah biak termasuk binatang yang unik. Mereka sanggup mengunyah atau memamah makanannya yang berupa rerumputan melalui 2 fase. Fase pertama terjadi dikala awal kali mereka makan, makanannya itu hanya dikunyah sebentar dan masih kasar. Mereka kemudian menyimpan makanannya itu dalam rumen lambung . Selang beberapa waktu dikala lambung sudah penuh, mereka kemudian mengeluarkan masakan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali sampai teksturnya lebih halus. Baru kemudian sesudah halus, masakan tersebut masuk ke dalam rumen lambung lagi.Proses dan Saluran Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
Menyadari bahwa jenis makanannya tersusun atas selulosa yang sulit dicerna, binatang ruminansia mempunyai kanal sistem pencernaan khusus. Adapun organ-organ pada kanal sistem pencernaan binatang ruminansia berikut ini telah mengikuti keadaan jenis masakan alaminya.1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Dalam rongga lisan binatang ruminansia, terdapat 2 organ sistem pencernaan yang mempunyai fungsi penting, yaitu gigi dan lidah. Gigi ruminansia berbeda dengan susunan gigi mamalia lain. Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit masakan berupa rumput, gigi taring (caninus) tidak berkembang sama sekali, sedangkan gigi geraham belakang (molare) mempunyai bentuk datar dan lebar.2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus atau kerongkongan ialah kanal organ penghubung antara rongga lisan dan lambung. Di kanal ini, masakan tidak mengalami proses pencernaan. Mereka hanya sekedar lewat sebelum kemudian digerus di dalam lambung. Esofagus pada binatang ruminansia umumnya berukuran sangat pendek yaitu sekitar 5 cm, namun lebarnya bisa membesar (berdilatasi) untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanannya.3. Lambung
Setelah melalui esofagus, masakan akan masuk ke dalam lambung. Lambung pada binatang ruminansia selain berperan dalam proses pembusukan dan peragian, juga mempunyai kegunaan sebagai daerah penyimpanan sementara masakan yang akan dikunyah kembali. Ukuran ruang dalam lambung binatang ruminansia bervariasi tergantung pada umur dan makanannya. Yang terperinci ruangan lambung tersebut terbagi menjadi 4 bab yaitu rumen (80%), retikulum (5%), omasum (7–8%), dan abomasum (7–8%).a. Rumen (Perut Besar)
Mula-mula masakan yang melalui kerongkongan akan masuk ke dalam rumen. Makanan ini secara alami telah bercampur dengan air ludah yang sifatnya alkali dengan pH ± 8,5.
Rumen berfungsi sebagai daerah penyimpanan sementara bagi masakan yang telah ditelan. Setelah rumen terisi cukup makanan, sapi akan beristirahat sembari mengunyah kembali masakan yang dikeluarkan dari rumen ini.
Di dalam rumen, populasi basil dan Protozoa menghasilkan enzim oligosakharase, hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim selulase. Enzim-enzim ini berfungsi untuk menguraikan polisakarida termasuk selulosa yang terdapat dalam masakan alami mereka. enzim pengurai protein menyerupai enzim proteolitik dan beberapa enzim pencerna lemak juga terdapat di sana.
b. Retikulum (Perut Jala)
Di retikulum, masakan diaduk-aduk dan dicampur dengan enzim-enzim tersebut sampai menjadi gumpalan-gumpalan garang (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan pemberian kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan masakan ini kemudian didorong kembali ke rongga lisan untuk dimamah kedua kalinya dan dikunyah sampai lebih tepat dikala sapi tengah beristirahat.
c. Omasum (Perut Buku)
Setelah gumpalan masakan yang dikunyah lagi itu ditelan kembali, mereka akan masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan masakan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan masakan juga dikurangi melalui proses perembesan air yang dilakukan oleh dinding omasum.
d. Abomasum (Perut Masam)
Abomasum ialah perut yang bekerjsama alasannya ialah di organ inilah sistem pencernaan binatang ruminansia secara kimiawi bekerja dengan pemberian enzim-enzim pencernaan. Di dalam abomasum, gumpalan masakan dicerna melalui pemberian enzim dan asam klorida. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain, sedangkan asam klorida (HCl) selain membantu dalam pengaktifan enzim pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga berperan sebagai desinfektan bagi basil jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa basil akan mati pada Ph yang sangat rendah.
4. Usus Halus dan Anus
Setelah masakan telah halus, dari ruang abomasum masakan tersebut kemudian didorong masuk ke usus halus. Di organ inilah sari-sari masakan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau sisa masakan keluar melalui anus.Nah, demikianlah pembahasan mengenai proses dan kanal dalam sistem pencernaan binatang ruminansia. Dari pemaparan tersebut sanggup kita ambil kesimpulan bahwa dalam mencerna makanan, binatang ruminansia sangat mengandalkan kerja pencernaan mekanis melalui rongga lisan dan pencernaan kimiawi melalui kerja pada lambung. Semoga bermanfaat. Sumber http://www.ebiologi.net