Pernahkah Bunda melihat dan mendengar si kecil dengan fasihnya menyanyikan lagu orang dewasa? Jika menyerupai itu, apa anak paham dengan maksud lirik lagu yang beliau nyanyikan?
Psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tiga Generasi, Samanta Ananta, menyampaikan sanggup jadi anak hafal atau menguasai lirik lagu remaja tapi beliau nggak paham makna lagu tersebut. Nah, hal ini teradi alasannya yakni konsep pemahaman anak masih abstrak.
“Pada anak usia di bawah 12 tahun konsep pemikirannya masih konkret. Namun sesudah berusia 12 tahun gres anak punya anutan yang abstrak. Anak diberi lagu soal putus cinta, mungkin jikalau anak ini berilmu beliau akan nanya ini apa maksudnya. Tapi, jikalau nggak ngerti ya anak sekadar hafal,” papar Samanta ketika berbincang dengan HaiBunda.
Saat anak menyanyikan lagu orang remaja namun ketika ditanya maksud dari lirik lagu itu apa nyatanya beliau nggak mengerti itu terjadi alasannya yakni biasanya lagu orang remaja bentukannya menyerupai puisi bukan bicara. Samanta mencontohkan lagu bawah umur ‘Balonku’. Di lirik pertama yang berbunyi ‘balonku ada lima’ sudah terlihat artinya di lagu ini membicarakan balon yang jumlahnya ada 5. Sehingga, anak akan lebih paham maksud lagu ini.
Hmm, ketika anak mau mendengarkan lagu, baiknya lagu apa ya? “Semua tergantung lagu dan sasaran audience-nya dan usia anak berapa. Anak usia 7 tahun hingga remaja akan lebih baik dengar lagu tempat alasannya yakni lagu tersebut menceritakan wacana tempat tersebut. Atau lagu nasional menyerupai lagu ‘Garuda Pancasila, jadi kan sekalian mengedukasi dan menanamkan nasionalisme ke anak,” papar Samanta.
Intinya, di luar lagu anak, daerah, atau nasional baiknya orang renta membatasi lagu-lagu remaja untuk anak ketika di rumah. Menurut Samanta, semua ada parental guidance-nya, Bun. Ya, mungkin kita nggak sanggup mengontrol apa yang ada di luar rumah dan input yang didapat si kecil. Tapi, kita sanggup kok mengarahkan anak wacana dunia luar.
“Kadang anak aku juga suka nanya kok, kenapa beliau nggak boleh nonton program ini itu. Ya, aku bilang bahwa umurnya belum cukup dan harus berusia 17 tahun dulu. Ya memang nggak eksklusif ngerti anaknya, dan niscaya besok-besok nanya lagi. Jelasin ke anak memang takes time dan kita harus sabar tapi ini lebih baik,” tutur Samanta.
Sebagai orang tua, memang kita harus sabar-sabar menghadapi si kecil dengan banyak sekali pertanyaannya ya, Bun. Lebih baik mereka nanya dan terbuka pada orang tuanya ketimbang mencari tahu sendiri dan malah menerima persepsi yang salah. Duh, jangan hingga ya, Bun.
Sumber https://www.go-dok.comm