Friday, May 18, 2018

√ Alkana


BAB I
PENDAHULUAN
I.                    Latar Belakang
Alkana ialah hidrokarbon jenuh dan mempunyai rangkap tunggal ( C-C ). Alkana merupakan senyawa Alifatik. Rumus umum untuk alkana ialah CnH2n+2. Beberapa sifat dari Alkana yaitu:
·         Nonpolar ( tidak larut dalam air )
·         Berat jenisnya lebih kecil dari air ( terapung dalam air )
·         Senyawa yang mengandung rantai cabang mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada isomernya yang mempunyai rantai lurus.
Dua bentuk dari Alkana yang penting ialah gas alam dan minyak bumi. Minyak bumi/petroleum ialah cairan gabungan kompleks dari senyawa organik, yaitu alkana dan sikloalkana. Semua normal-alkana (alkana berantai lurus) hingga telah dipisahkan dari minyak bumi, selain itu juga ditemukan alkana-alkana bercabang. Gas alam (natural gas) sering terdapat bahu-membahu dengan minyak bumi, terutama terdiri dari metana (80%), etana (5-10%) dan alkana yang lebih tinggi.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai “Minyak Bumi dan Gas Alam” yang tentu saja merupakan sumber energi yang tidak sanggup diperbaharui lantaran prosesnya terbentuk berjuta-juta tahun.
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam mempunyai jenis yang bermacam-macam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang memilih perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan menghipnotis produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), undangan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), undangan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.



Sumber data: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/
Pengetahuan perihal minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam ialah suatu sumber eneri yang tidak sanggup diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai teladan minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua materi bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut materi bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan materi bakar alternatif apa yang sanggup digunakan untuk menggantikan materi bakar fosil ini, jikalau suatu ketika nanti materi bakar ini habis.

II.                 Tujuan Pembahasan
·         Dapat mengetahui proses terbentuknya minyak bumi dan gas alam
·         Dapat mengetahui komposisi minyak bumi dan gas alam
·         Dapet mengetahui proses pengolahan minyak bumi dan gas alam
·         Dapat mengetahui produk pengolahan minyak bumi dan manfaatnya







BAB II
PEMBAHASAN
PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam ialah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang gampang terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan binatang yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun menjelma batuan lantaran efek tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, basil anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori ibarat air dalam watu karang. Minyak dan gas sanggup pula bermigrasi dari suatu kawasan ke kawasan lain, kemudian terkosentrasi jikalau terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi lantaran pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. 
Dewasa ini terdapat dua teori  utama  yang  berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain:
1. Teori Anorganik (Abiogenesis)
            Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk jawaban adanya efek kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi ialah pernyataan beberapa andal yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk semenjak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan ibarat dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2  karbida
karbida + H2O  ocetylena
C2H2  C6H6  komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan menjelma benzena lantaran suhu tinggi. Kelemahan logam ini ialah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang digunakan ialah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
2.Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk lantaran adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, binatang dan mikroorganisme).
 P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:
- Minyak bumi mempunyai sifat sanggup memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak sanggup memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat ibarat dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan pecahan integral sedimentasi.
- Secara mudah lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium hingga pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil ibarat tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya sanggup dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun banyak sekali faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah:
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
Minyak bumi memeng merupakan gabungan kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih sanggup bertahan hingga 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
Minyak bumi sanggup tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang menghipnotis bencana diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu ialah faktor yang sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis sanggup mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pemb0manderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menandakan efek radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari semenjak matinya senyawa organik hingga pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Zat organik sebagai materi sumber
Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi berdasarkan para andal dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi ialah lipidzat organik sanggup terbentuk dalamkehidupan bahari ataupun darat dan sanggup dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
KOMPOSISI PENYUSUN MINYAK BUMI dan GAS ALAM
Minyak bumi dan gas alam ialah gabungan kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon ialah komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat banyak sekali gas lain ibarat karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama ialah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya ialah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari kawasan ke kawasan lainnya.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan  hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
·      Karbon : 83,0-87,0 %
·      Hidrogen : 10,0-14,0 %
·      Nitrogen : 0,1-2,0 %
·      Oksigen : 0,05-1,5 %
·      Sulfur : 0,05-6,0 %
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin)      CnH2n + 2 , alkana  ini  memiliki  rantai  lurus  dan  bercabang,  fraksi  ini  merupakan  yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten)     CnH2n , Sikloalkana ada yang mempunyai cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
Siklopentana
sikloheksana
3. Aromatik  CnH2n -6

aromatik mempunyai cincin 6
Aromatik  hanya  terdapat  dalam  jumlah  kecil,  tetapi  sangat  diperlukan  dalam bensin lantaran :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai materi bakar (fuels)
Proporsi  dari  ketiga  tipe  hidrokarbon  sangat  tergantung  pada  sumber  dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi adakala (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen  yang  terbesar,  sedangkan  aromatik  selalu  merupakan  komponen  yang paling sedikit.
Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:
1.    Senyawaan  Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menjadikan akibat, contohnya dalam gasoline sanggup mengakibatkan korosi (khususnya dalam keadaan masbodoh atau berair), lantaran terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
2.    Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi ialah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu usang berafiliasi dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
3.    Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan sanggup membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah sanggup diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak sanggup diekstrak dengan asam mineral encer.

4.    Konstituen Metalik
Logam-logam ibarat besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking menghipnotis aktifitas katalis, lantaran sanggup menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, contohnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium sanggup membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium sanggup bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), mengakibatkan turunnya titik lebur gabungan sehingga merusakkan refractory itu.


PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan menciptakan sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung  dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum sanggup digunakan sebagai materi bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hingga 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh lantaran itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:

1. DESTILASI
Destilasi ialah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini ialah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam pedoman pipa dalam furnace (tanur) hingga dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada pecahan flash chamber (biasanya berada pada sepertiga pecahan bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke pecahan atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke pecahan atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke pecahan yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak ialah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi mencakup parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini mempunyai rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 hingga C5
Trayek didih : 0 hingga 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 hingga C11
Trayek didih : 50 hingga 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 hingga C20
Trayek didih : 85 hingga 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 hingga C30
Trayek didih : 105 hingga 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 hingga C40
Trayek didih : 135 hingga 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum mempunyai kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang mencakup proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
2. CRACKING
Cracking ialah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini ialah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan gabungan isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking ialah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui prosedur perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis lantaran bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga mengakibatkan terbentuknya ion karbonium :
cc. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini ialah bahwa sulfur yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING
Reforming ialah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini mempunyai rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh lantaran itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan memakai katalis dan pemanasan.
Contoh reforming ialah sebagai berikut :
Reforming juga sanggup merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :
4. ALKILASI dan POLIMERISASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini memakai katalis asam berpengaruh ibarat H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam berpengaruh Lewis). Reaksi secara umum ialah sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’  R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi ialah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya ialah sebagai berikut :
M CnH2n  Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5. TREATING
Treating ialah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating ialah sebagai berikut :
·      Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang sanggup menjadikan busuk yang tidak sedap.
·      Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
·      Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
·      Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
·      Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan lantaran sanggup mengakibatkan banyak sekali masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, busuk yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menjadikan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain memakai proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi memakai pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa sulfur tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di atas, ketika ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam pedoman proses. Reaksi yang terjadi ialah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini ialah sanggup menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, contohnya alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada pedoman gas, yang terlalu sedikit jikalau disingkirkan memakai amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan memakai scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk pedoman gas ialah Shell Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial semenjak tahun 1993, dan ketika ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini sanggup menyingkirkan sulfur dari pedoman gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari hingga dengan 50 ton/hari, memakai mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, pedoman gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga gampang diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini sanggup juga dimanfaatkan sebagai materi baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi sanggup digambarkan sebagai berikut :
·      Absorpsi H2S oleh senyawa soda
·      Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme
Keunggulan dari proses Shell-Paques ialah :
l dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida sanggup mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam pedoman gas (kurang dari 4 ppm-volume)
l pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. Hal ini menciptakan proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak dimungkinkan.
l menghilangkan potensi ancaman dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
l sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging atau blocking) pada pipa
l Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan bisa menyesuaikan diri pada banyak sekali kondisi proses
l Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan kondusif (antara lain beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) sehingga gampang untuk dioperasikan
l Proses Shell-Paques ini sanggup diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta pedoman oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak sanggup diproses dengan pelarut.
BLENDING
Proses blending ialah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang mempunyai banyak sekali persyaratan kualitas merupakan teladan hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan banyak sekali variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 materi pencampur yang sanggup ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang populer ialah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, biar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diharapkan penambahan zat aditif. Penambahan TEL sanggup meningkatkan bilangan oktan, tetapi sanggup menjadikan pencemaran udara.
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
Keberadaan minyak bumi dan banyak sekali macam produk olahannya mempunyai manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai teladan penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin acara pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan sanggup berjalan lancar. Dibawah ini ialah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), ialah gabungan dari banyak sekali unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas menjelma cair. Komponennya didominasi propana  dan butana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, contohnya etana  dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya perluasan panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) biar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina ialah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama ialah sebagai berikut:
l Cairan dan gasnya sangat gampang terbakar
l Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
l Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
l Cairan sanggup menguap jikalau dilepas dan menyebar dengan cepat.
l Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati kawasan yang rendah.
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama ialah sebagai materi bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai materi bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai materi bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji ialah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api sanggup mengakibatkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat mempunyai kegunaan untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
Sumber:  "http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji"
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai materi bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai materi bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai materi baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) ialah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan gampang terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 hingga C15). Pada suatu waktu beliau banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi kini utamanya digunakan sebagai materi bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai materi bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi eksklusif dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene sanggup juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade pecahan dari minyak mentah yang akan manis untuk materi bakar minyak.
Penggunaanya sebagai materi bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana beliau kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet ialah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga ibarat semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai gabungan dalam cairan pembasmi serangga ibarat pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai materi bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor ibarat bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai materi baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
·      Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
·      Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya



























Kasmawati
Fahmy Risaldy


Kata Pengantar


Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatu,
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Maha Esa lantaran atas berkat rahmat dan hidaya-Nya lah makala kewarganegaraan yang berjudul “Minyak Bumi Dan Gas Alam” sanggup simpulan sempurna waktu.
Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dalam pembuatan makala ini. Kami sadar bahwa makala ini mempunyai banyak kekurangan, dan oleh lantaran itu kami sebagai insan biasa memohon maaf jikalau ada materi yang keliru.
Semoga makala yang kami sajikan ini sanggup bermanfaat buat para mahasiswa.

                                                              
                                                               Makassar,            April 2010





Daftar Pustaka

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%200606249_IE6.0/halaman_8.html




Sumber http://kasmamiuze.blogspot.com