Indeks LQ45 yaitu salah satu indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memuat 45 saham emiten pilihan menurut kriteria tertentu.
Pada artikel sebelumnya aku sudah membahas lebih lanjut ihwal indeks LQ45 yang sanggup anda baca di : [Mengenal Tentang Indeks Saham LQ45]
Sebelum masuk lebih lanjut ihwal cara menghitung indeks LQ45, ada baiknya dimengerti terlebih dahulu ihwal apa sih indeks LQ45 itu beserta kriteria-kriterianya.
Sama menyerupai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai dari indeks LQ45 tentulah berubah-ubah setiap harinya.
Hanya saja, perubahan pada indeks LQ45 hanya dipengaruhi oleh perubahan 45 saham emiten yang termasuk dalam indeks ini.
Cara Menghitung Indeks LQ45
Rumus untuk menghitung indeks LQ45 sebetulnya sama saja dengan menghitung IHSG.
Yaitu dengan membagi nilai pasar agregat dari jumlah saham (Market Value) dengan nilai dasar agregat saham pada awal indeks LQ45 diluncurkan (Base Value).
Saham yang masuk dalam perhitungan tentu saja hanyalah saham yang terdaftar pada indeks LQ45 ini.
Sehingga didapatkan rumus sebagai berikut :
Market Value
Nilai pasar agregat (Market Value) yaitu nilai total dari saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia pada hari itu.
Misalnya, Perusahaan A mempunyai 100.000 jumlah sahamnya yang beredar di masyarakat. Nilai perlembar sahamnya pada hari itu yaitu Rp.10.000.
Sehingga didapatkan nilai pasar agregat Perusahaan A pada ketika itu yaitu sebesar Rp.1.000.000.000
Biasanya nilai pasar agregat sering dipakai untuk mengukur ukuran perusahaan. Semakin besar nilai agregat mengindikasikan semakin besar pula ukuran perusahaan.
Base Value
Nilai dasar agregat (Base Value) yaitu nilai total dari saham yang beredar ketika pertama kali indeks LQ45 diluncurkan.
Meskipun indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada Februari 1997. Hanya saja, hari dasar yang dipakai yaitu pada 13 Juli 1994. Alasannya, untuk mendapat data historikal yang cukup panjang.
Untuk memastikan perhitungan indeks mewakili pergerakan dari harga saham di pasar, nilai dasar harus diadaptasi jikalau ada perubahan modal dari emiten atau faktor lain yang tidak berkaitan dengan harga saham.
Maksudnya, selama periode berjalan, tentunya perusahaan sanggup menerbitkan saham gres lagi. Sehingga, nilai dasar juga perlu diubah untuk mewakili pergerakan dari harga pasar saham.
Sehingga sanggup disimpulkan, faktor-faktor yang sanggup mensugesti perubahan nilai dasar mencakup :
- Perubahan modal emiten
- Adanya emiten baru
- Penawaran saham baru
- Stock split
- Stock devidend
- Bonus issue
Jadi, jikalau diformulasikan, didapatkan rumus untuk menyesuaikan nilai dasar (base value) yang gres yaitu sebagai berikut :
