Monday, April 2, 2018

√ Anggaran Materi Mentah

adalah semua anggaran yang bekerjasama dengan perencanaan secara terang perihal penggu √ Anggaran Bahan Mentah

Anggaran Bahan Mentah adalah semua anggaran yang bekerjasama dengan perencanaan secara terang perihal penggunaan materi mentah untuk proses produksi selama periode yang akan datang.

Bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi :
  1. Bahan mentah langsung
  2. Adalah semua materi mentah yang merupakan potongan barang jadi yang dihasilkan.

  3. Bahan mentah tidak langsung
  4. Adalah materi mentah yang ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara pribadi tampak pada barang jadi yang dihasilkan.

Anggaran materi mentah hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan materi mentah langsung. Bahan mentah tidak pribadi akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.

Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Mentah

  1. Memperkirakan jumlah kebutuhan materi mentah.
  2. Memperkirakan jumlah pembelian materi mentah yang diperlukan.
  3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelian materi mentah.
  4. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik lantaran penggunaan materi mentah dalam proses produksi.
  5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan materi mentah.

Anggaran Bahan Mentah

Anggaran materi mentah terdiri dari :
  1. Anggaran kebutuhan materi mentah
  2. Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah materi mentah yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan materi mentah diperinci berdasarkan jenisnya, berdasarkan macam barang jadi yang dihasilkan, serta berdasarkan bagian-bagian dalam pabrik yang memakai materi mentah tersebut.

  3. Anggaran pembelian materi mentah
  4. Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah materi mentah yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan kebutuhan materi mentah.

  5. Anggaran persediaan materi mentah
  6. Jumlah materi mentah yang dibeli tidak harus sama dengan jumlah materi mentah yang dibutuhkan, lantaran adanya faktor persediaan. Anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang terang atas kuantitas materi mentah yang disimpan sebagai persediaan.

  7. Anggaran biaya materi mentah yang habis digunakan dalam produksi
  8. Sebagian materi mentah disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai materi mentah yang digunakan dalam satuan uang.

Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah

Anggaran kebutuhan materi mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik materi mentah pribadi yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Pada anggaran ini harus dicantumkan :
  1. Jenis barang yang dihasilkan
  2. Jenis materi mentah yang digunakan
  3. Bagian-bagian yang digunakan dalam proses produksi
  4. Strandar penggunaan materi mentah
  5. Waktu penggunaan materi mentah

Standar penggunaan materi mentah (Standard Usage Rate) yaitu bilangan yang menunjukkan berapa satuan materi mentah yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan barang jadi.
Contoh : SUR = 40, untuk barang jadi buku dan materi mentah kertas.
Artinya untuk menghasilkan 1 unit buku dibutuhkan 40 unit materi mentah kertas.

Jumlah materi mentah yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam suatu periode waktu tertentu sanggup ditentukan dengan banyak sekali cara, yakni :
  1. Perkiraan langsung
  2. Cara ini mengandung banyak resiko lantaran hanya berupa perkiraan. Oleh lantaran itu, cara ini lebih baik diserahkan pada pihak-pihak yang telah berpengalaman dalam produksi barang yang sama pada waktu-waktu sebelumnya. Bagi mereka cara ini lebih menguntungkan lantaran :
    ➔ Lebih mudah
    ➔ Lebih cepat
    ➔ Lebih ringan biayanya

  3. Bedasarkan perhitungan standar penggunaan bahan
  4. Stadar penggunaan dihitung dengan banyak sekali cara, ibarat dengan melaksanakan percobaan-percobaan di labolatorium dengan melaksanakan percobaan-percobaan khusus di dalam pabrik, dengna mendasarkan diri pada pemakaian faktual waktu yang kemudian yang tercatat pada bill of material, dan dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan secara statis.

Anggaran Pembelian Bahan Mentah

Anggaran pembelian materi mentah berisi planning kuantitas materi mentah yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.

Apabila jumlah materi mentah yang dibeli terlalu besar akan menjadikan banyak sekali resiko ibarat :
  • Bahan baku pribadi banyak yang menumpuk di gudang, yang kemungkinan sanggup menjadikan kualitas menurun.
  • Bahan baku pribadi terlalu usang menunggu giliran untuk diproses.
  • Meningkatnya biaya penyimpanan.

Apabila jumlah materi mentah yang dibeli terlalu kecil dari kebutuhannya maka konsekuensinya yaitu :
  • Proses produksi terhambat oleh lantaran kehabisan materi baku langsung.
  • Timbul biaya pemanis untuk mencari materi baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin.

Anggaran Persediaan Bahan Mentah

Kebijaksanaan dalam evaluasi persediaan sanggup dikelompokkan menjadi :
  1. FIFO (First in First Out).
  2. Dalam budi ini, materi mentah yang lebih dahulu digunakan untuk produksi yaitu materi mentah yang lebih dulu masuk ke gudang. Dengan kata lain, evaluasi materi mentah digudang nilainya diurutkan berdasarkan urutan waktu pembeliannya.

  3. LIFO (Last in First Out).
  4. Dalam budi LIFO, materi mentah yang masuk ke gudang lebih selesai justru digunakan untuk mennetukan nilai materi mentah yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan berdasarkan urutan pemasukannya.

  5. Average.
  6. Kebijaksanaan ini memakai nilai rata-rata materi mentah yang diolah, didasarkan pada nilai rata-rata pembelian-pembelian materi mentah yang pernah dilakukan oleh perusahaan, semenjak awal hingga akhir.

Tujuan penyusunan anggaran persediaan materi mentah yaitu untuk mengendalikan tingkat persediaan materi mentah yang terdapat dalam gudang sehingga sanggup diketahui penggunaan materi mentah yang masih tersisa sebagai persediaan dengan planning semula.

Besarnya materi mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung pada beberapa faktor, ibarat :
  1. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu.
  2. Volume materi mentah minimal, yang disebut safety stock.
  3. Besarnya pembelian yang ekonomis.
  4. Estimasi perihal naik turunnya harga materi mentah pada waktu-waktu mendatang.
  5. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan materi mentah.
  6. Tingkat kecepatan materi mentah menjadi rusak.

Safety Stock adalah tingkat persediaan materi mentah yang paling minimal yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi.

Besarnya safety stock dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
  1. Kebiasaan leveransir (orang yang bertugas menyediakan bahan-bahan keperluan) menyerahkan materi mentah yang dipesan, apakah selalu sempurna waktu atau tidak.
  2. Jumlah materi mentah yang dibeli setiap kali pemesanan.
  3. Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan materi mentah secara tepat.
  4. Perbandingan antara biaya penyimpanan materi mentah dan biaya ekstra lantaran kehabisan materi mentah.

Dalam anggaran persediaan materi mentah perlu diperinci hal-hal sebagai berikut :
  1. Jenis materi mentah yang digunakan.
  2. Jumlah masing-masing jenis materi mentah yang tersisa sebagai persediaan.
  3. Harga per unit masing-masing jenis materi mentah.
  4. Nilai materi mentah yang disimpan sebagai persediaan.

Anggaran Bahan Mentah yang Habis Digunakan

Tidak semua materi mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan lantaran :
  1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
  2. Perlu adanya safety stock agar kelangsungan produksi tidak terganggu akhir kehabisan materi mentah.

Manfaat disusunnya anggaran biaya materi mentah yang habis digunakan yaitu :
  1. Untuk keperluan product costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan perusahaan.
  2. Untuk keperluan pengawasan penggunaan materi mentah.

Anggaran materi mentah yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal berikut :
  1. Jenis materi mentah yang digunakan.
  2. Jumlah masing-masing materi mentah yang habis digunakan untuk produksi.
  3. Harga per unit masing-masing jenis materi mentah.
  4. Nilai masing-masing materi mentah yang habis digunakan untuk produksi.
  5. Jenis produk jadi yang memakai materi mentah.
  6. Waktu penggunaan materi mentah.

Sumber http://www.dounkey.com