Sunday, April 8, 2018

√ 10 Aksioma Dalam Administrasi Keuangan

 arti dari kata aksioma ialah pernyataan yang sanggup diterima sebagai kebenaran tanpa pemb √ 10 Aksioma dalam Manajemen Keuangan

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), arti dari kata aksioma ialah pernyataan yang sanggup diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.

Jadi, maksud dari aksioma dalam administrasi keuangan ialah pernyataan yang sanggup diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian sesuai dengan keadaan administrasi keuangan.

Dalam administrasi keuangan, terdapat 10 aksioma yang sangat penting dan perlu kita pelajari dan mengerti untuk menjadi manajer keuangan yang baik.

Berikut ialah 10 aksioma dalam administrasi keuangan :

  1. Keseimbangan Risiko dan Pengembalian / Risk - Return Trade-off

Pernyataan yang menyatakan bahwa besarnya risiko dan pengembalian berbanding lurus dan seimbang.

Jadi, maksudnya semakin besar risiko dari suatu pekerjaan, maka tingkat pengembaliannya akan semakin besar pula.

Contohnya ibarat menabung di bank memiliki risiko yang lebih kecil dibanding investasi di pasar modal, tetapi tingkat pengembalian pada bank dalam hal ini ialah bunga lebih kecil dibanding pertumbuhan di pasar modal.

  1. Nilai Waktu Uang / Time Value of Money

Terdapat 2 hal yang setidaknya perlu anda ketahui ihwal time value of money, mencakup :
  1. Nilai Uang Sekarang (Present Value)
  2. Nilai Uang yang Akan Datang (Future Value)

Pada umumnya, nilai uang semakin usang akan semakin menurun dengan berjalannya waktu.

Penurunan dari nilai mata uang itu sendiri disebabkan lantaran adanya inflasi atau kenaikan harga yang mengakibatkan nilai uang menjadi semakin kecil.

Contohnya, dulu dengan uang Rp.1.000 kita sudah bisa menerima 10 permen, sedangkan kini uang Rp.1.000 hanya bisa menerima 3 permen.

Oleh lantaran itu, muncul lah bunga perbankan yang berfungsi untuk mencegah atau mengantisipasi semoga nilai yang yang akan tiba tidak menurun dari nilai sekarang.

Makara akan lebih menguntungkan jikalau kita mendapatkan uang dengan jumlah yang sama pada ketika kini dibandingkan di masa mendatang lantaran nilai waktu dari uang tersebut.

  1. Kas ialah yang Utama bukan Besarnya Laba / Cash (Not Profit) is King

Kebanyakan pengusaha kini ini hanya memikirkan besarnya keuntungan dan mengabaikan fatwa kas dari perusahaan mereka sendiri.

Hal inilah yang mengakibatkan mereka kewalahan dalam menjalankan bisnis.

Karena, meskipun keuntungan perusahaan meningkat, tetapi biasanya sebagian besar dalam bentuk piutang.

Hal ini sanggup mengakibatkan kas perusahaan tidak sanggup membiayai hutang-hutang (Liability) perusahaan yang ada.

Hal ini juga berkaitan dengan nilai dari uang itu sendiri ibarat yang sudah dibahas pada poin ke-2.

Oleh lantaran itu, kas ialah yang utama bukanlah besarnya laba.

Namun dalam hal ini bukan berarti besarnya keuntungan tidak penting, hanya saja besarnya kas jauh lebih penting.

  1. Tambahan Arus Kas / Incremental Cash Flows Count

Incremental Cash Flow ialah arus kas perhiasan yang diperoleh perusahaan dalam mengambil suatu proyek baru.

Nilai Incremental Cash Flow yang positif akan meningkatkan kemungkinan proyek tersebut akan diambil.

Dimana, nilai dari incremental cash flow itu sendiri dihitung dengan rumus :
Incremental cash flow = Pendapatan - Pengeluaran - Biaya awal

Contohnya, suatu perusahaan berencana untuk menyebarkan produk baru, dimana terdapat 2 alternatif produk yaitu A dan B

Proyeksi pendapatan produk A ialah sebesar $50.000 dengan pengeluaran $20.000 dan biaya awal $5.000.

Sedangkan proyeksi pendapatan produk B ialah Sebesar $40.000 dengan pengeluaran $5.000 dan biaya awal $5.000.

Jika dihitung maka didapat Incremental Cash Flow produk A ialah $25.000 dan produk B $30.000.

Meskipun pendapatan dari produk A lebih besar, hanya saja besarnya incremental cash flow nya lebih kecil dibanding produk B.

Maka alternatif produk yang dipilih ialah produk B.

  1. Kondisi Persaingan Pasar / The Curse of Competitive Markets

Kondisi persaingan pasar ini disebabkan lantaran banyaknya produsen yang menjual produk yang sama yang berakibat timbulnya persaingan pasar.

Dalam hal ini, sanggup menimbulkan menurun nya keuntungan perusahaan jawaban dari persaingan untuk merebut pasar.

Oleh lantaran itu, semoga suatu bisnis sanggup bersaing, maka diharapkan penguasaan terhadap sumber daya, diversifikasi produk, dan penguasaan teknologi untuk menekan biaya nya.

  1. Pasar Modal yang Efisien / Efficient Capital Markets

Maksud dari pasar modal yang efisien ialah perusahaan bisa bergerak cepat dan harga yang sempurna atas aktiva finansial yang diperjual belikan di pasar modal.

Dimana harga aktiva finansial tersebut telah mencerminkan semua gosip yang relevan.

Efisiensi dari pasar modal sanggup dinilai dari keberhasilan perusahaan dalam menggabungkan dan menyelaraskan informasi.

  1. Masalah Keagenan / The Agency Problem

Teori keagenan ialah teori yang mengatur hubungan antara pemberi kerja dan peserta kiprah atau agen.

Masalah keagenan dalam konteks administrasi keuangan, pemberi kerja nya ialah pemegang saham sedangkan biro nya ialah manajer.

Manajer sebagai biro perusahaan harus sanggup mengelola perusahaan sehingga sanggup memperlihatkan keuntungan untuk para pemegang saham.

Masalahnya ialah seringkali manajer tidak bekerja untuk kepentingan para pemegang saham.

Manajer seringkali mengambil kebijakan untuk kepentingan mereka sendiri.

Oleh lantaran itu, diharapkan struktur atau kebijakan untuk mengatur kepentingan kedua belah pihak antara pemegang saham dan manajer sebagai agen.

  1. Perpajakan yang Berdampak pada Keputusan Bisnis / Taxex Bias Business Decisions

Maksudnya ialah diharapkan pertimbangan pajak terhadap pengambilan keputusan suatu bisnis.

Jadi, dalam pengambilan keputusan keuangan perusahaan haruslah sesudah dipotong pajak.

Hal ini disebabkan lantaran perhitungan sesudah pajak mencerminkan nilai gotong royong dari suatu produk.

  1. Tidak Semua Risiko Sama / All Risk Not Equal

Setiap perjuangan tentunya memiliki risiko yang berbeda.

Sehingga manajer keuangan perlu melaksanakan diversifikasi dalam investasi untuk mengantisipasi risiko-risiko yang tidak diinginkan.

Misalnya, manajer keuangan dalam melaksanakan investasi, tidak hanya melaksanakan investasi pada surat berharga tertentu saja.

Melainkan melaksanakan diversifikasi, yaitu dengan menciptakan portofolio yang merupakan adonan dari aneka macam surat berharga ibarat saham, obligasi, dan lain-lain.

Dengan menciptakan portofolio sanggup meminimalkan risiko yang tidak diinginkan.

Contohnya ibarat jikalau terjadi penurunan terhadap harga saham yang dibeli, kerugian tersebut sanggup ditutup dengan kupon atau bunga yang didapat dari pembelian obligasi.

  1. Melakukan Sesuatu yang Benar ialah Perilaku Etis / Ethical Dillemas Are Everywhere in Finance

Etika merupakan nilai atau norma yang dipegang teguh seseorang.

Dalam menjalankan bisnis, seringkali terjadi problem adat pada setiap individu.

Hal ini didasarkan pada kepentingan setiap individu yang berbeda-beda.

Oleh lantaran itu, dalam suatu perusahaan diharapkan adanya hukum atau norma yang universal untuk mengatur sikap etis yang sering disebut sebagai budaya organisasi.

Perusahaan juga perlu mendorong para karyawan nya untuk memegang teguh nilai-nilai tersebut dengan baik.

Sumber http://www.dounkey.com