Wednesday, March 28, 2018

Jawaban Esai Ayo Berlatih Cuilan 11 Pai Halaman 251 Kelas 9

Ayo Berlatih
Halaman 250-251
B. esai / essay / soal uraian
PAI (Pendidikan Agama Islam) Kelas 9 SMP/MTS
Bab 11 (Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara)
Ayo Berlatih PAI BAB 11 Kelas 9 Halaman 250
Esai Ayo Berlatih PAI BAB 11 Halaman 251 Kelas 9
Uji Kompetensi Bab 11 PAI Kelas 9 Halaman 251
Pembahasan Soal Agama Islam Kelas 9 Halaman 250-251
Semester 12 Kurikulum 2013

Jawaban esai Ayo Berlatih Bab 11 PAI Halaman 251 Kelas 9

B. Jawablah pertanyaan-pertayaan berikut ini!
1. Sebutkan pola efek kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya masyarakat Indonesia sebelum Islam!
Jawab : 
a. Bidang agama :
salah satu efek Hindu Budha di Indonesia yang paling kentara terdapat pada bidang agama dan kepercayaan. Sebelum pemikiran Hindu-Budha masuk, mula-mula masyarakat Indonesia sebelumnya sudah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, namun alasannya masuknya pemikiran Hindu dan Budha yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta, kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarat nusantara tempo dulu kemudian melebur dan berakulturasi dengan pemikiran agama Hindu-Budha. Kepercayaan gres ini secara beriringan kemudian membawa kebudayaan gres dalam hal beragama, contohnya dalam hal upacara pemujaan, tata krama, dan kawasan peribahadan.

b. Politik dan Pemerintahan 
Sistem politik dan pemerintahan kerajaan juga muncul dari efek Hindu Budha di Indonesia. Sistem ini diperkenalkan oleh orang-orang India dan menciptakan masyarakat yang awalnya hidup dalam kelompok-kelompok kecil menjadi bersatu dan membentuk sebuah kekuasaan yang lebih besar dengan pemimpin tunggal yang terwujud sebagai seorang raja. Karena efek inilah di Indonesia terlahir beberapa kerajaan Hindu Budha menyerupai kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kerajaan Tarumanegara, Kutai, dan lain sebagainya.

c. Arsitektur 
Tradisi megalitikum punden berudak-undak yang menjadi peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia di masa silam juga diyakini telah berakulturasi dengan ilmu arsitektur yang dibawa dari India bersamaan dengan penyebaran agama Hindu Budha di Nusantara. Punden berundak-undak berpadu dengan budaya India dan mengilhami gaya arsitektur pembuatan bangunan candi peninggalannya. Contoh faktual dari perpaduan ini sanggup kita lihat contohnya pada arsitektur candi Borobudur yang berbentuk limas dan berundak-undak.

2. Apa yang kau ketahui wacana tradisi Rabu Kasan?
Jawab :
Tradisi Rabu Kasan yaitu tradisi yang dilakukan sempurna pada hari Rabu Kasan terakhir bulan safar, kira-kira pukul 07.00 WIB semua penduduk telah hadir di kawasan upacara dengan membawa makanan dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masingmasing. Acara diawali dengan berdirinya seorang di depan pintu masjid dan menghadap keluar kemudian mengumandangkan azan. Lalu disusul dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia tadi, satu persatu berdasarkan jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masing dilanjutkan makan bersama dan mengambil air wafak yang telah disediakan untuk semua anggota keluarganya. Setelah selesai program ini mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya.


3. Sebutkan tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya!
Jawab :
Tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya yaitu tidak melanggar ketentuan aturan halal-haram, mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menjadikan mafsadat (kerusakan), dan sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.).

4. Bagaimana citra pelaksanaan Tabot di Bengkulu?
Jawab :
Tabot di Bengkulu upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang cerita kepahlawanan dan ajal Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan perempuan Bengkulu kemudian keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari 1 hingga 10 Muharram (berdasar kalendar Islam) setiap tahun.

5. Ceritakan sejarah Grebeg Besar di Demak!
Jawab:
Sejarah Grebeg Besar di Demak Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari raya Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik alasannya Demak merupakan sentra usaha walisongo dalam dakwah.

Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun 1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap 40 hari pelantikan penyempurnaan Masjid Agung Demak. Mesjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun 1399 Caka, bertepatan 1477 Masehi. Tahun berdirinya masjid ini tertulis pada potongan Candrasengkala “Lawang Trus Gunaning Janmo”. Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri meresmikan penyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga pengunjung yang hadir sangat banyak. Kesempatan ini kemudian dipakai para Wali untuk melaksanakan dakwah Islam. Jadi, tujuan semula Grebeg Besar yaitu untuk merayakan Hari Raya Kurban dan memperingati pelantikan Masjid Demak.

Sumber http://www.bastechinfo.com