Jamur sanggup ditemukan di mana – mana. Jamur banyak tumbuh pada demam isu pe nghujan. Habitatnya di kawasan yang banyak sampah organiknya, pohon yang masih hidup (batangnya), dan pada kayu yang sudah mati. Bebepa jamur bisa dilihat secara eksklusif dengan mata, tidak memerlukan mikroskop.
Ciri – ciri umum jamur antara lain sebagai berikut :
Ciri – ciri umum jamur antara lain sebagai berikut :
- Tubuhnnya ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) dan banyak sel (multiseluler).
- Selnya mempunyai membran inti, bersifat eukariotik.
- Tidak mempunyai klorofil, bersifat parasit, saprofit, atau simbiotik.
- Dinding sel tersusun dari zat kitin dan selulosa.
- Tubuhnya tersusun atas benang – benang halus yang disebut hifa. Hifa bercabang – cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
- Mempunyai dua generasi. Generasi haploid (n) dan diploid (2n). Jamur merupakan generasi haploid. Generasi haploid jamur sangat singkat.
- Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan spora. Jamur yang hidup di perairan pada umumnya mempunyai spora yang berbulu cambuk, sedangkan jamur yang hidup di daratan sporanya tidak mempunyai bulu cambuk. Spora ada yang dibuat di dalam sel – sel khusus (misalnya pada asco) berupa endospora atau ada yang diluar, yaitu pada basidium sehingga diseut eksospora. (Marsusi, 2000:54)
- Reproduksi dengan aseksual dan seksual.
- Reproduksi aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora aseksual.
- Reproduksi aseksual dengan pembelahan terjadi apabila satu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa.
- Reproduksi aseksual dengan penguncupan terjadi apabila sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya.
- Reproduksi aseksual dengan pembentukan spora aseksual dibuat dalam jumlah besar
- Konidiospora atau konidium; dibuat di ujung atau di sisi suatu hifa.
- Sporangiospora, spora bersel satu yang terbentuk di dalam sporangium di ujung sporangiosfor. Sporangiospora dibagi menjadi dua yaitu aplanospora dan zoospora. Aplanospora yakni sporagiospora yang tidak bergerak, sedangkan zoospora yakni sporangiospora yang bergerak dengan memakai flagel
- Oidium atau artospora, spora bersel satu yang terbentuk alasannya yakni terputusnya sel – sel hifa.
- Klamidospora, spora bersel satu yang berdinding tebal terbentuk dari sel – sel hifa somatidan sangat rentan terhadap kondisi lingkungan yang buruk.
- Blastospora, yaitu tunas atau kuncup pada sel – sel khamir.
- Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan spora seksual. Spora seksual dihasilkan dari peleburan dua inti, jarang terbentuk dan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan spora aseksual
- Asksospora, spora bersel satu yang terbentuk di dalam askus, umumnya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
- Basidiospora, spora bersel satu yang terdapat di atas basidium
- Zigospora; spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila terjadi peleburan ujung – ujung dua hifa yang secara seksual harmonis (gametangia).
- Oospora; spora yang terbentuk di dalam struktur sel betina khusus (oogonium). Dalam setiap oogonium terdapat satu atau beberapa oosfer. Oosfer yakni pembuahan sel telur oleh gamet jangan yang menghasilkan oospora.
- Jamur hidup di kawasan – kawasan lembap (lembap) yang mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang sinar matahari.
- Jamur belum mempunyai akar, batang, dan daun sehingga keseluruhannya disebut talus. Talus jamur ada yang membentuk struktur mirip akar, batang, dan daun tumbuhan.
- Kebanyakan jamur bersifat mesofilik, yaitu tumbuh optimum pada suhu 20oC – 30oC. Namun ditemukan juga jenis jamur termofilik yang bisa tumbuh pada suhu di atas 50oC. Pada suhu 0oC atau kurang, beberapa jamur psikrofilik sanggup hidup dan disebut jamur salju. Jamur inilah yang sering merusak materi masakan yang didinginkan.
- Macam – macam spora aseksual yakni sebagai berikut :