Ita mengatakan, karakteristik formalin yaitu gampang larut dalam air hingga dengan konsentrasi 55 persen. Formalin juga sangat reaktif dalam kondisi basa. Oleh alasannya itu, formalin dalam masakan gampang larut apabila direndam dalam air biasa maupun air panas. Selain itu, titik didih formalin relatif rendah. Hal ini menciptakan kandungan formalin pada masakan akan gampang menguap pada ketika perebusan atau penggorengan.
Jadi, deformalinisasi itu tolong-menolong tidak terlalu sulit. Secara sadar atau tidak, pedagang tahu atau ibu rumah tangga sudah melaksanakan deformalinisasi itu dengan cara merendam tahu atau ibu rumah tangga sudah melaksanakan deformalinisasi itu dengan cara merendam tahu sebelum dimasak. Jarang sekali ada tahu yang dikonsumsi mentah.
Menurut penelitian Ita, formalin yang masuk ke pencernaan tidak besar lengan berkuasa negatif. Formalin yang melalui proses metabolisme akan sangat cepat (sekitar 1,5 menit) terurai menjadi karbon dioksidan dan air seni.
Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebutkan, kadar formalin gres akan mengakibatkan toksifikasi atau imbas negatif jikalau mencapai enam gram. Kadar formalin lebih dari enam gram berpotensi mengakibatkan imbas kesehatan.
Pada tahap akut, imbas itu sanggup berupa muntah, diare darah, kejang - kejang, vertigo, dan muntah darah. Adapun pada imbas kronis sanggup mengakibatkan dermatitis kronis, bronkitis, serta kemungkinan kanker. Kaprikornus sebaiknya kita berhati - hati dengan masakan yang kita konsumsi
Sumber http://falah-kharisma.blogspot.com