Saturday, March 17, 2018

√ Apa Itu Penyakit 'Ain?

 artinya apabila ia menatapnya dengan matanya √ Apa Itu Penyakit 'Ain?

Pengertian Penyakit 'Ain

‘Ain itu diambil dari kata ‘ana-Ya’inu (bahasa Arab) artinya apabila ia menatapnya dengan matanya. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, kemudian diikuti oleh jiwanya yang keji, kemudian memakai tatapan matanya itu untuk memberikan racun jiwanya kepada orang yang dipandangnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, untuk meminta derma dari orang yang dengki. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan dari keburukan orang yang dengki saat dengki.” (QS. Al-Falaq:5)

Setiap orang yang menimpakan ‘ain ialah hasid (pendengki) dan tidak setiap hasid ialah orang yang sanggup menimpakan ‘ain. Karena hasid itu lebih umum ketimbang orang yang sanggup menimpakan ‘ain, maka meminta derma dari hasid berarti meminta derma dari orang yang sanggup menimpakan ‘ain. Yaitu panah yang keluar dari jiwa hasid dan pelaku ‘ain yang tertuju pada orang yang didengki (mahsud atau ma’in), yang adakalanya menimpanya dan adakalanya tidak mengenainya. Jika ‘ain itu kebetulan menimpa orang yang dalam keadaan terbuka tanpa pelindung, maka itu kuat pada orang tersebut. Sebaliknya, bila ia menimpa orang yang waspada dan bersenjata, maka panah itu tidak berhasil mengenainya, tidak kuat padanya. Bahkan barangkali panah itu kembali kepada pemiliknya. (diringkas dari Zad al-Ma’ad)

‘Ain sanggup terjadi meskipun tanpa kesengajaan pelakunya

Ibnu Qoyyim rohimahulloh menyampaikan bahwa terkadang seseorang sanggup mengarahkan ‘ain kepada dirinya sendiri. Pelakunya termasuk jenis insan yang paling jahat. Sahabat-sahabat kami dari kalangan hebat fiqh menyatakan, :Sesungguhnya bila diketahui ada orang yang melaksanakan hal itu, maka penguasa kaum muslimin harus memenjarakannya, kemudian dipenuhi seluruh kebutuhannya sampai tamat hayat.”

Namun terkadang imbas jelek ain terjadi tanpa kesengajaan dari orang yang memandang takjub terhadap sesuatu yang dilihatnya. Lebih dari itu imbas jelek ini juga sanggup terjadi dari orang yang hatinya higienis atau orang-orang yang sholih sekalipun mereka tidak bermaksud menimpakan ain kepada apa yang dilihatnya. Hal ini pernah terjadi diantara para sobat Nabi shollallohu alaihi wa sallam, padahal hati mereka populer bersih,tidak ada rasa iri atau dengki terhadap sesamanya. Akan tetapi dengan izin Alloh dan takdirnya, imbas jelek ain ini sanggup terjadi diantara mereka.

"Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, dia berkata bahwa Amir bin Robi’ah melihat Sahl bin Hunaif sedang mandi, kemudian berkatalah Amir : ‘Aku tidak pernah melihat (pemandangan) menyerupai hari ini, dan tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini” Maka terpelantinglah Sahl. Kemudian Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam mendatangi Amir. Dengan murka dia berkata :”Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak memohonkan keberkahan (kepada yang kau lihat)? Mandilah untuknya!Maka Amir mandi dengan memakai suatu wadah air, dia mencuci wajahnya,dua tangan,kedua siku,kedua lutut,ujung-ujung kakinya,dan belahan dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia. (HR Malik dalam Al-Muwaththo 2/938, Ibnu Majah 3509, dishahihkan oleh Ibnu Hibban 1424. Sanadnya shohih,para perawinya terpercaya,lihad Zadul Ma’ad tahqiq Syu’aib al-Arnauth dan Abdul Qodir al-Arnauth 4/150 cetakan tahun 1424 H)"

Banyak hadis-hadis shahih dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam perihal orang-orang yang terjangkit ‘ain ini.

Di antaranya apa yang disebutkan dalam Shahihain dari Aisyah, ia mengatakan,


  • “Bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadanya biar meminta diruqyah dari ‘ain.” Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi; ia menshahihkannya,
  • Dari Ibnu Abbas dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dia bersabda,“‘Ain ialah nyata, dan seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir, pasti ‘ainlah yang mendahuluinya. Jika kalian diminta untuk mandi, maka mandilah.”
  • Diriwayatkan Imam Ahmad dan At-Tirmidzi, ia menshahihkannya, dari Asma binti Umais bahwa ia mengatakan,”Wahai Rasulullah, sebetulnya Bani Ja’far tertimpa ‘ain; apakah saya boleh meminta ruqyah untuk mereka?” Beliau menjawab, “Ya, seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir pasti ‘ainlah yang mendahuluinya.”
  • Diriwayatkan dengan shahih dari Ummu Salamah bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah melihat seorang budak perempuan di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam. Beliau berkata,”Ruqyah perempuan ini, ia terkena ‘ain. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan Muslim,Al-Hakim,Abu Nu’aim dan Al-Isma’ili dalam Mustakhroj-nya serta Ath-Thobroni)

Tanda - tanda seseorang terkena penyakit 'ain :
Jika seseorang sehat dari penyakit jasmani, maka gejalanya secara umum :
    1. Pusing yg berpindah-pindah
    2. Wajah pucat
    3. banyak keluar keringat dan sering kencing
    4. Tidak nafsu makan
    5. Kesemutan, kepanasan atau kedinginan pada belahan tubuh.
    6. Detak jantung tdak teratur
    7. Rasa sakit yg selalu berpindah-pindah pada bawah punggung dan bahu
    8. Merasa murung dan tertekan
    9. Susah tidur di malam hari
    10. Emosi yg berlebihan, Rasa takut (paranoid) dan murka yg tdk wajar
    11. Sering bersendawa dan menarik nafas panjang (dada sesak)
    12. Sering menyendiri, tdk bersemangat, malas, banyak tidur, dan masalah-masalah kesehatan lain yg sebabnya bukan lantaran bukan faktor medis
Sunnah bagi orang yang memandang takjub terhadap sesuatu :

Penyakit 'Ain ini tidak hanya disebabkan oleh seseorang yang memandang takjub terhadap sesuatu yang dipandangnya dengan rasa dengki. Namun pada kenyataannya sanggup terjadi pula kepada seseorang yang memandang takjub sesuatu tanpa rasa dengki sekalipun. Bahkan Sahabat Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam yang populer akan kebaikan hatinya pun terkena dengan penyakit ini. 

Adapun diantara sunnah saat seseorang memandang takjub terhadap sesuatu ialah :
1. Mendoakan keberkahan kepada apa yang dilihatnya
Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, lantaran sebetulnya penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad).

Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya ialah :

اللَّهُمَّ بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ
‘Ya Allah Semoga Allah menawarkan berkah padanya”

اللَّهُمَّ بَارِكْعَلَيْهِ

"Ya Allah berkahilah atasnya”

اللَّهُمَّ بَارِكْلَهُ

"Ya Allah Berkahilah Baginya "

2. Hendaknya Mengucapkan :

مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Sungguh atas kehendak Allohlah semua ini terwujud”

Hal ini didasari firman Alloh dalam surat Al-Kahfi ayat 39. Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan menyampaikan :”Ketika engkau masuk suatu kebun dan kau merasa takjub akan keindahannya,mengapa engkau tidak memuji Alloh atas nikmat yang telah diberikan kepadamu menyerupai nikmat harta dan anak keturunan yang tidak diberikan kepada selain engkau dan mengapa kau tidak mengucapkan masya’Allah la quwwata illa billah.

Upaya-upaya untuk mengantisipasi dari Penyakit ‘Ain:

1. Hendaklah orang renta membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya dari ancaman ‘ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-bacaan) yang diajarkan dalam Islam.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam memohon derma Alloh untuk Hasan dan Husain dengan doa :
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
"Aku berlindung kepada Alloh untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang tepat dari segala syaitan, hewan yang berbisa dan pandangan mata yang jahat." (HR Abu Daud)

Atau dengan Bacaan :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ مِنْ شَرِ مَا خَلَق

"“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang tepat dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya."

2. Dengan Membaca ayat - ayat Al - Qur'an

حَسْبِيَ اللهُ لآَإِلَهَ إِلاَّهُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya saya bertawakal, dan Dia ialah Rabb yang memiiki ‘Arsy yang agung.” (QS. At-Taubah: 129)"

Selain itu, ayat - ayat Al - Qur'an yang dianjurkan ialah ayat mu’awwidzatain (An-Nas dan Al-Falaq), surat Al-Ikhlas, surat Al-Fatihah, dan ayat Kursi.

Upaya-upaya bila sudah terkena imbas jelek ‘Ain :
1. Jika pelakunya diketahui, maka hendaklah orang itu diperintahkan untuk mandi, kemudian orang yang terkena imbas mata itu mandi dengan bekas air mandi orang itu. Hal ini sebagaimana cerita sobat nabi shollallohu alaihi wa sallam Sahl bin Hunaif rodhiyallohu anhu dalam hadits yang telah lalu,bahwa nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan Amir bin robi’ah radhiyallahu anhu untuk mandi dan sisa air mandinya diguyurkan pada Sahl bin Hunaif radhiyallahu anhu.

At-Tirmidzi menjelaskan :”Pelaku ‘ain diperintahkan untuk mandi dengan memakai air dalam baskom. Lalu meletakkan telapak tangannya di lisan dan berkumur-kumur,lalu disemburkan ke dalam ember tersebut. Baru sesudah itu membasuh wajahnya dengan air dalam ember tersebut,lalu memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut kanannya dengan air ember tersebut.Kemudian memasukkan tangan kanannya dan menyiramkan air ember itu ke lutut kirinya.Baru kemudian membasuh badan di balik kain, namun ember itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau lantai.Setelah itu sisa air diguyurkan ke kepala orang yang terkena ‘ain dari arah belakang satu kali guyuran.

2. Memperbanyak membaca Surat al - Ikhlas, Al-muawwidzatain (surat al-Falaq dan surat an-Nas), al - Fatihah, ayat kursi, belahan epilog surat al - Baqarah (dua ayat terakhir), dan mendoakan dengan   doa - doa yang disyariatkan dalam ruqyah

3. Membaca doa' sebagai berikut :
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Dengan menyebut Nama Alloh,aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki.Mudah-mudahan Alloh subhanahu wa ta’ala menyembuhkanmu.Dengan menyebut Nama Alloh,aku mengobatimu dengan meruqyahmu.” (HR.Muslim no.2186 (40),dari Abu Said rodhiyallohu anhu)


Atau Dengan 
بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
“Dengan menyebut nama Alloh,mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu dari segala penyakit,mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu,melindungimu dari kejahatan orang dengki bila dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang memiliki mata jahat.” (HR. Muslim no. 2185 (39), dari Aisyah rhodiyallohu anha)


Ini ialah doa yang dibacakan malaikat Jibril kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam saat menerima gangguan syetan.

4. Membacakan pada air (dengan bacaan –bacaan ruqyah yang syar’i) disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada penderita,dan sisanya disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rosululloh shollallhu alaihi wa sallam kepada Tsabit bin Qois. (HR. Abu Daud no. 3885)

5. Dibacakan (bacaan) pada minyak dan kemudian minyak itu dibalurkan. (HR Ahmad III/497,lihat silsilah al-Ahaadits as-Shohihah :397). Jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam,maka yang demikian itu lebih tepat bila air zam-zam itu gampang diperoleh atau kalau tidak,boleh juga dengan air hujan.

Sumber:
http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/akhlak/818-penyakit-%E2%80%98ain-dan-cara-melindunginya
http://www.konsultasisyariah.com/hakikat-ain/#
http://ajiprabowo.wordpress.com/2013/03/11/islam-ini-dia-penyakit-ain-yang-mungkin-belum-anda-tahu-sebelumnya/

(Dengan Beberapa Perubahan)



Sumber http://falah-kharisma.blogspot.com