Entahlah gres kini saya benar-benar mencicipi kasih-Nya secara nyata. Maksud saya, akhir-akhir ini entah mengapa menyerupai selalu diingatkan akan hal-hal yang kecil yang seharusnya bukan menjadi kekhawatiran lagi dalam hidup ini.
Suatu siang, kelompok pemetaan geologi saya berencana untuk menemui dosen pembimbing kelompok kami. O iya, yang belum ngerti pemetaan geologi gimana dan kalian kepo kawasan mana yang saya petakan sanggup dilihat disini.
Berdasarkan beberapa legalisasi dari abang tingkat yang sebelumnya juga dibimbing oleh dosen tersebut (dosennya pemuda gais, saya panggil bapak biasanya), bapak ini tipe dosen yang serius. Serius disini lebih ke susah ketawa tampaknya (soalnya sekali-dua kali saya pernah papas an pas saya sapa bapaknya tak berekspresi apapun, beda sama dosen lainnya. Oke saya yang salah nyapa tampaknya .-.)
Karena pikiran saya sudah tercemar oleh cerita-cerita yang sedikit menegangkan dari abang tingkat saya itu, jadilah saya deg-degan dari hari sebelumnya. Iyalo, gres bayangin mukanya bapak aja udah bikin adem-panas wkwk.
Tapi pas berdiri tidur di pagi harinya diingatkan lagi wacana suatu kalimat dalam surat cinta Tuhan buat aku, buat kau juga loo :))
Kolose 1 : 10-1210 sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kau memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar wacana Allah, 11 dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, 12 dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kau untuk menerima bab dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Saya memang sudah direncanakan untuk menghadapi situasi menyerupai itu nantinya, oleh alasannya itulah saya harus melewatinya dengan tekun dan sabar (ehm bukan, bukan hanya saya saja tapi kelompok saya juga). Bapak memang orangnya menyerupai itu, selain serius, bapak juga banyak proyek sehingga punya waktu mepeeettt banget buat ketemu untuk sekedar konsultasi. Tau-tau sanggup tau-tau ndak bisa, ya begitulah. Harus sabar dan tekun nunggu kabar dari bapak. Selama satu semester ini pun kelompok saya Puji Tuhan sudah tatap muka dengan bapak sekali untuk konsultasi dan bertukar pikiran.
Sebelum ketemu bapak, kami sudah janjian jam 3 an di ruang beliau. Jam 3 lewat 10 menit kelompok saya sudah datang di ruangan bapak, tapi bapak sedang ndak di ruangan. Yasudahlah, jadilah kami menunggu hingga jam 4 (batas maksimal kami menunggu hehe), jikalau bapak ndak balik ke ruangan berarti belum waktunya kami untuk ketemu beliau.
Saat menunggu menyerupai itu, ada-ada aja yang dilakukan teman-teman saya wkwk. Saya ceritain ya satu-satu, si Bagas (ketua kelompok saya) mondar-mandir keluar-masuk laboratorium tempat kami nunggu-ruangan bapak ndak berhenti-berhenti. Satu lagi si Bagus Widi (Celup), waduh saya lupa lup kau ngapain ya waktu itu? Wkwk. Terus si Yana (sekretaris kelompok), ngeliatin video masak-masak di instagram (padahal lagi puasa, tapi tetep aja tontonannya begituan, hingga ngiler lo saya gara-gara ikutan nonton saking gabutnya kan .-.). Terus ada lagi, si Soni (Ini nih temen yang sering ngingetin untuk jaga emosi wkwk), dia malah mainan kendaraan beroda empat legend gaiss, maklum lagi boom boom banget kan ya kendaraan beroda empat legend wkwk.
Hampir mendekati jam 4, Bagas udah terlihat hampir mengalah begitu juga temen-temen termasuk juga saya. Jelas khawatir sekali, mengingat kami sudah ndak punya waktu lagi untuk konsul dan ketemu sama bapak, lusa sudah libur semester genap. Mau ndak mau kami harus jalan tanpa konsultasi sama bapak, jikalau hari itu kami ndak ketemu sama bapak.
Lagi-lagi ketika saya ke kamar mandi tiba-tiba diingatkan lagi satu kalimat dalam surat cinta Tuhan Yesus
Filipi 4 : 6Janganlah hendaknya kau kuatir wacana apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur
Saya pribadi berdoa, entahlah yang saya ingat ketika itu saya pribadi berdoa saja. Kalau memang Tuhan mengijinkan kami untuk melewati ketika itu, terjadilah sesuai dengan planning Tuhan saja. Apapun yang terjadi saya yakin itu yang terbaik buat kelompok saya. Dan kalian tahu? Setelah beberapa ketika dan sempurna sebelum jam 4 bapak sudah kembali ke ruangan dan kami balasannya sanggup ketemu beliau. Tuhan baik, sangat baik.
Ndak hanya itu saja, Tuhan kasih lihat saya bahwa ndak ada yang perlu dikhawatirkan asalkan kita terus sama-sama sama Tuhan Yesus. Bapak yang kata abang tingkat saya orangnya super emoteless ketika itu sanggup ketawa, iya, KETAWA. Benar-benar Tuhan baik, ajaib. Tuhan menyerupai ingin menyatakan bahwa
“ndak ada yang perlu kau khawatirkan kar, kau punya Aku. Bilang sama Aku apa yang kau perlukan.”
Karena..
Matius 7 : 8Karena setiap orang yang meminta, mendapatkan dan setiap orang yang mencari, menerima dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Sumber http://moonlightrocks.blogspot.com