Tuesday, January 23, 2018

√ : Menuju Kuliah Lapangan Geologi Di Zona Kendeng

Zona Kendeng, merupakan salah satu zona dari 5 zona yang dikelompokkan berdasarkan geologi regionalnya. Ada yang belum tahu dimana lokasi zona kendeng itu sendiri? Zona kendeng yang kebetulan merupakan lokasi kuliah lapangan saya tahun ini berawal dari selatan Kota Semarang (Sekitar Ungaran) menuju ke arah timur hingga Jawa Timur (Daerah Bojonegoro dan Nganjuk). Saya dan teman-teman angkatan saya disebar di banyak sekali tempat sepanjang kawasan tersebut, bertugas memetakan batuan penyusun dari lokasi kami masing-masing.

Kesan pertama menyadari pergantian dari tahun 2017 ke 2018 yakni akan dating waktunya saya dilepas sendirian ke lapangan untuk pemetaan. Iya sendirian –eh bukan juga deng, buat yang ngajak porter ya ndak sendirian, lah yang ndak ngajak kan sudah otomatis sendirian sama motor aja.

Menginjak awal semester 4 dibulan Februari, saya mulai berpikir estimasi biaya untuk kuliah lapangan baik kuliah lapangan di Kampus Lapangan Geologi UGM di Bayat, Klaten maupun kuliah lapangan berdikari di kavling kami masing-masing sesuai nomor undian. Padahal awal semester itu gres sedikit sekali info kuliah lapangan yang rilis. Panitia pun gres dibuat sesudah beberapa ahad kami kuliah.

Ketika info mengenai rincian biaya yang dibutuhkan sudah rilis, saya cukup kaget ternyata biayanya sama menyerupai kuliah lapangan di tahun sebelumnya (jamannya abang tingkat saya). Cukup lega sebab nominalnya ndak melenceng jauh dari asumsi harga yang saya bayangkan. Untuk mempersiapkan kuliah lapangan itu sendiri saya sudah antisipasi dengan menabung dari semester 1 (saya gres sadar akan kebutuhan menabung untuk kuliah lapangan ketika semester 2 :”). Semakin mendekati semester kuliah lapangan, cara menabung pun makin sadis (pernah hingga memangkas 50% uang saku bulanan buat ditabung), sampai-sampai pernah suatu kali saya makan sehari sekali dan balasannya jatuh sakit hampir 3 ahad –eh, ndak deng hehe :p

Sebenarnya keluarga masih tergolong bisa untuk mengusahakan, tapi anak mana yang tega ketika mendengar kabar keluarga di rumah rela makan dengan lauk seadanya asalkan putrinya disini semua kebutuhannya terpenuhi, tercukupi, bahkan pernah merasa kurang. –benar, saya kurang bersyukur

Karena saya bukan termasuk anak beasiswa, bukan mahasiswa peraih IPK tinggi dan pemilik segudang prestasi. Mahasiswa biasa-biasa saja yang terlewat biasanya. Saya ndak punya sumber pedoman dana lain selain dari keluarga saya, lalu saya mulai mengusahakan untuk berjualan pulsa. Ya, meskipun keuntungan nya sedikit tapi ndak masalah, ketika rejeki dating ndak aka nada yang bisa menghalanginya bila memang sudah rencana Tuhan atas hidup saya.

Saya berharap mendapat lokasi pemetaan berdikari di sekitar kabupaten saya (Kabupaten Sragen) semoga erat dengan rumah, kan tidak mengecewakan bila erat dengan rumah kan ya hehe. Puji Tuhan, ketika pengumuman kavling saya mendapat kavling 71 dimana kavling tersebut terletak di Kabupaten Ngawi (Ngawi itu timurnya Sragen), dikit lagi sebenernya bisa dapet kavling di deket rumah tapi mau diapakan lagi, sudah ditetapkan dan ndak bisa diubah lagi.

Bagi teman-teman khususnya yang acara perkuliahannya sering ke lapangan da nada bahan kuliah pemetaan mandiri, mungkin bisa persiapan dari jauh-jauh hari –karena berdasarkan saya, persiapan saya ini masih sangat-sangat kurang. Baik persiapan menabung maupun persiapan pengetahuan dan fisiknya. Untuk pengetahuan mungkin bisa benar-benar dipelajari bahan mengenai metode geologi lapangan dan lain sebagainya. Untuk persiapan fisik, mungkin bisa rutin latihan fisik seminggu sekali atau sesuai kebutuhan saja, asalkan rutin berlatih.

Jadi, tunggu saya… Kecamatan Mantingan dan Mranggen, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Sumber http://moonlightrocks.blogspot.com