Saturday, January 27, 2018

√ Makalah Kuliah Psikologi Definisi Psikologi, Pendidikan, Dan Psikologi Pendidikan



MAKALAH
DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Untuk memenuhi kiprah mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pembimbing :
Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I

Untuk memenuhi kiprah mata kuliah Psikologi Perkembangan √ MAKALAH kuliah psikologi DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :
1.     D
2.     E
3.     F

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH
LAMONGAN
MARET 2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah yang telah memperlihatkan kami limpahan rahmat sehingga  kami bisa menuntaskan makalah perihal “DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN” ini untuk memenuhi kiprah mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terperinci benderang yakni agama islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs.H. Malik Zuhri,S.Pd. MMPd. Selaku ketua STIT AL-FATTAH Lamongan
2.      Ibu Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan
3.      Orang bau tanah kami yang telah membantu baik secara moril maupun materi
4.      Teman-teman satu kelompok yang  telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami perihal Hubungan Antara Proses Perkembangan dengan Proses Belajar.  Kedua memenuhi kiprah diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini yakni sebagai wahana pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan semoga sanggup dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi khususnya jurusan Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah.
Kami menyadari  bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, alasannya yakni itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Siman, 25 Maret 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
   Pada diri insan baik bawah umur maupun orang berakal balig cukup akal terdapat gejala-gejala kejiwaan hal ini tentu saja erat kaitannya dengan psikologi. Dalam tanda-tanda kejiwaan terdapat sensasi dan persepsi, yang pada keduanya terdapat perbedaan. Setiap anak mempunyai kelebihan atau kekuatan-kekuatan tertentu dan juga tentu saja kekurangan atau kelemahan. Hal ini tentu perlu digali semoga perwujudan diri dan semua talenta dan kemampuan pada anak sanggup dikembangkan. Orang bau tanah dan guru sanggup membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya akan perwujudan diri. Pengembangan pribadi anak akan sanggup diperoleh melalui proses mencar ilmu di mana proses mencar ilmu ini akan sanggup meningkatkan kepribadian dan berupaya untuk memperoleh hal-hal gres yang sanggup memperbaiki dan meningkatkan hidup seseorang.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa definisi psikologi, pendidikan, psikologi pendidikan ?
2.      Bagaimana arti penting psikologi pendidikan ?
3.      Bagaimana sejarah singkat psikologi pendidikan ?
4.      Apa saja cakupan dan metode psikologi pendidikan ?

1.3    Tujuan dan Manfaat
1.    Mengetahui definisi psikologi, pendidikan, psikologi pendidikan.
2.    Mengetahui arti penting psikologi pendidikan.
3.    Mengetahui sejarah singkat psikologi pendidikan.
4.    Mengetahui cakupan serta metode psikologi pendidikan.






BAB II

PEMBAHASAN

2.1   DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pada cuilan ini penyusun akan menguraikan banyak sekali pandangan mengenai definisi (batasan) konsep yang bekerjasama dengan psikologi pendidikan. Definisi ini bersumber dari rujukan-rujukan yang memuat pandangan para mahir terkemuka dalam bidang atau disiplin psikologi dan pendidikan sebagaimana tersebut di bawah ini.
1.         Definisi psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan adonan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan alasannya yakni jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak sanggup dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang digunakan dan diganti dengan istilah psikis.
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Ada banyak mahir yang mengemukakan pendapat perihal pengertian psikologi, diantaranya:
1.        Pengertian Psikologi berdasarkan Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi yakni ilmu yang mempelajari sikap insan dan hewan baik yang sanggup dilihat  secara pribadi maupun yang tidak sanggup dilihat secara langsung.
2.        Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laris insan dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3.        Pengertian Psikologi berdasarkan Muhibbin Syah (2001), psikologi yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laris terbuka dan tertutup pada insan baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laris terbuka yakni tingkah laris yang bersifat psikomotor yang mencakup perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laris tertutup mencakup berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
4.        Dari beberapa definisi tersebut diatas sanggup disimpulkan bahwa pengertian psikologi yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laris manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laris tersebut berupa tingkah laris yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laris yang disadari maupun yang tidak disadari. Dapat diketahui bahwa  pengertian psikologi  merupakan ilmu perihal tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laris insan itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan insan merupakan tingkah laku. Semenjak bangkit tidur hingga tidur kembali insan dipenuhi oleh banyak sekali tingkah laku.[1]
2.    DEFINISI PENDIDIKAN
Definisi pendidikan. Pendidikan merupakan kewajiban yang harus kita kenyam semenjak dari lahir. Karena dari pendidikan itulah kita akan tahu banyak perihal wawasan di dunia dalam kehidupan ini.
Perkembangan dunia pendidikan seiring dengan perkembangannya zaman menyebabkan banyak pola pikir mengenai pengertian pendidikan, mulai dari pola pikir yang awam menjadi lebih modern dan hal ini sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia. Terdapat banyak sekali konsep para pakar-pakar pendidikan yang mengungkapkan definisi atau pengertian pendidikan yang tolong-menolong untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya. Untuk lebih lanjut memahami perihal pengertian pendidikan, berikut ini [db] kutip dari aneahira.com perihal definisi pendidikan dan banyak sekali pengertian pendidikan berdasarkan para Ahli, sebagai materi pengetahuan kita khususnya perihal dunia pendidikan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diharapkan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai adab dan kecerdasan pikiran. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata Pedagogi yaitu kata paid artinya anak sedangkan agogos yang artinya membimbing sehingga pedagogi sanggup di artikan sebagai lmu dan seni mengajar anak.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan yakni perjuangan sadar dan terjadwal untuk mewujudkan suasana mencar ilmu dan proses pembelajaran semoga akseptor didik secara aktif menyebarkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, adab mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

3.    DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi Pendidikan yakni ilmu yang mempelajari bagaimana insan mencar ilmu dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa mencar ilmu dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok menyerupai berbakat bawah umur dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan yakni sebuah disiplin psikologi yang menilik duduk kasus psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan berdasarkan  ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan yakni ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan inovasi – inovasi dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
2.2   ARTI PENTING PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Penguasaan guru perihal psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) menyampaikan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru yakni pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses mencar ilmu mengajar akseptor didik”
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan sanggup :
1.      Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan sanggup lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan sikap yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom perihal taksonomi sikap individu dan mengaitkannya d engan teori-teori perkembangan individu.
2.      Memilih taktik atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru sanggup menentukan taktik atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan bisa mengaitk annya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis mencar ilmu dan gaya mencar ilmu dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3.      Memberikan bimbingan atau bahkan memperlihatkan konseling.
Tugas dan kiprah guru, di samping melakukan pembelajaran, ju ga diharapkan sanggup membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru sanggup memperlihatkan proteksi psikologis secara tepat dan benar, melalui proses kekerabatan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4.      Memfasili tasi dan memotivasi mencar ilmu akseptor didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk menyebarkan segenap potensi yang dimiliki siswa, menyerupai bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi sanggup diartikan berupaya memperlihatkan dorongan kepada siswa untuk mel akukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, sepertinya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator mencar ilmu siswanya.
5.      Menciptakan iklim mencar ilmu yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim mencar ilmu yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk sanggup membuat iklim sosio-emosional yang aman di dalam kelas, sehingga siswa sanggup be lajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6.      Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
7.      Pemahaman guru perihal psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh tenggang rasa dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
8.      Menilai hasil pembelajaran yang adil.
9.      Pemahaman guru perihal psikologi pendidikan sanggup mambantu guru dalam menyebarkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
2.3   SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Seperti telah diketahui sebelumnya, psikologi pendidikan yakni cabang psikologi. Karena psikologi sebagai ilmu pengetahuan masih muda usianya, maka psikologi pendidikan sebagai cabangnya lebih-lebih masih muda usianya. Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses perkembangan; di sana sini masih banyak problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang masih perlu pengembangannya. Akan tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti yang menyangkut pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang semenjak dahulu kala. Demikianlah misalnya, hingga ada yang menyampaikan bahwa dikala timbulnya yang mula-mula perihal psikologi pendidikan sanggup diikuti jejaknya kembali pada Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat anak berdasarkan periode dan bentuk pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode itu. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya gres merupakan pemikiran secar filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan.
Upaya-upaya yang bersifat semi ilmiah dipelopori oleh para pendidik, menyerupai Pestalozzi, Herbart, Frobel dan sebagainya. Mereka itu sering dikatakan sebagai pendidik yang mempsikologikan pendidikan, yaitu dalam wujud upaya memperbaharui pendidikan dengan melalui bahan-bahan yang sesuai dengan tingkat usia, metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan sebagainya, dengan mempertimbangkan tingkat-tingkat usia dan kemampuan anak didik. Pestalozzi misalnya, dengan upayanya itu kemudian hingga pula pada pola tujuan pendidikannya, yang disusun dengan “bahasa” psikologi pendidikan; dikatakan olehnya bahwa tujuan pendidikan yakni tercapainya perkembangan anak yang harmonis mengenai tenaga dan daya-daya jiwa. Adapun Frobel Menyatakan bahwa tujuan pendidikan yakni terwujudnya kepribadian melalui perkembangan sendiri, akativitas dan kolaborasi social dengan semboyan “belajar sambil bekerja”. Herbart bahkan telah menyusun pola rangkaian cara memberikan materi pelajaran, berturut-turut: persiapan, penyajian, asosiasi, generalisasi dan aplikasi. Tentu saja sifat dan luasnya perjuangan yang mereka hasilkan dan sumbangkan sesuai dengan zamannya, yaitu bahwa psikologi tolong-menolong pada zaman itu belum berdiri sebagai ilmu pengetahuan yang otonom.
Akhir kurun 19 penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di Eropa Ebbinghaus mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Dengan penelitiannya itu contohnya terkenallah Kurve Daya Ingatan, yang menggambarkan, bahwa kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin usang semakin berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali.
Pada awal kurun 20 pemerintah Prancis merasa perlu untuk mengetahui prestasi mencar ilmu para pelajar, yang dirasa semakin menurun. Pertanyaannya yang ingin dijawap, apakah prestasi mencar ilmu itu semata-mata hanya tergantung pada soal rajin dan malasnya si pelajar, ataukah ada factor kejiwaan atau mental yang ikut memegang peranan. Maka untuk memecahkan problem itu ditunjuklah spesialis psikologi yang berjulukan Alfred Binet, Dengan proteksi Theodore Simon, mereka menyusun sejumlah kiprah yang terbentuk dalam sebuah tes baku untuk mengetahui inteligensi para pelajar. Tes ini kemudian dikenal dengan tes Inteligensi. Tes inteligensi Binet-Simon ini sangat terkenal, yang kemudian banyak digunakan di Amerika Serikat, yang di negri itu mengalami revisi berkali-kali untuk mendapat tingkat kesesuaiannya dengan masyarakat atau orang-orang Amerika. Di antara para mahir yang mengambil cuilan dalam revisi-revisi itu contohnya : Stern, Terman, Merril dan sebagainya.
Di Indonesia psikologi pada umumnya dan psikologi pendidikan pada khususnya sedang dalam proses perkembangan yang cepat. Pada mata pelajaran, contohnya di sekolah calon guru (HK, HIK, Hoofd Acted an sebagainya). Setelah merdeka dan dengan berdirinya Fakultas Psikologi di beberapa Universitas serta berdirinya FKIP atau IKIP di banyak sekali kota, maka psikologi pada umumnya atau psikologi pendidikan khususnya, tidak hanya dipelajari sebagai mata kuliah, melainkan juga diteliti sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini memang amat perlu, alasannya yakni psikologi atau psikologi pendidikan yang didasarkan penelitiannya pada orang-orang barat belum tentu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

2.3.1  CAKUPAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope) psikologi pendidikan, maksudnya bertanya perihal apa saja yang dibicarakn oleh psikologi pendidikan, maka berdasarkan banyak sekali buku psikologi pendidikan akan diperoleh tanggapan yang berbeda-beda. Sebagian buku menandakan lingkup yang luas, sedangkan buku-buku yang lain memperlihatkan cangkup yang lebih sempit atau terbatas. Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses mencar ilmu juga membahas perihal perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan mental, penilaian mencar ilmu dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses mencar ilmu mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang bermaksud hanya memperlihatkan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang memperlihatkan ruang lingkup materi yang sama benar. Walaupun demikian, intinya psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai berikut :
a.       Hereditas dan Lingkungan
b.      Pertumbuhan dan Perkembangan
c.       Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
d.      Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan
e.       Sosial
f.       Higiene Mental dan Pendidikan dan
g.      Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus mempelajari buku yang berjudul psikologi pendidikan.

2.3.2   METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan yakni cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk hingga pada tujuan psikologi pendidikan, yaitu mendapat asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip perihal tingkah laris anak didik dalam situasi pendidikan dan yang sanggup membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga sanggup dipergunakan oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan.
Pada dasarnya metode itu mencakup perjuangan pengumpulan data, pengolahan dana penyimpulannya. Berikut ini dibahas beberapa metode yang lazim dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan titik berat pada metode pengumpulan data.
a.       Metode Observasi
Metode observasi yakni metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laris anak didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi dilaksanakan harus ada persiapan yang matang perihal aspek-aspek tingkah laris yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melakukan observasi harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan catatan perihal tingkah laku. Dengan upaya mencatat atau merekam tentu dengan gampang kita fahami alasannya yakni jikalau hanya mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka karenanya gampang dilupakan. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi, observasi itu semakin maju.
b.      Metode Experimen dan Tes
Dengan metode experiment dengan sengaja diciptakan situasi buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan subjek penelitian tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang=perangsang tentu untuk mendapat reaksi atau response tertentu. Kemudian response itu di analisis untuk mendapat kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua kemlompok subjek, yaitu kelompok experien dan kelompok control. Mirip metode experiment yakni metode tes. Metode test dilakukan dengan memperlihatkan kiprah yang dilakukan oleh subjek, baik kiprah tertulis maupun kiprah lisan.
Perbedaan metode experiment dengan metode test
Metode experiment
Metode test
Experiment akan memperoleh prinsip umum yang berkenan dengan seluruh subjek, atau akan diperoleh suau genelralisasi
Tes akan memperoleh perbedaan sifat=sifat individual setiap subjek,
Pada experiment sanggup digunakan tes sebagai alat,
pada tes digunakan item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, mustahil test memakai experiment.

Ada beberapa macam test contohnya test intelegensi, test sikap, test situasi, test kecepatan reaksi, dan test hasil mencar ilmu dan sebagainya.
c.       Metode Kuesioner dan Interview
Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete). Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan disimpulkan. Pada umumnya tanggapan itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal menentukan tanggapan yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab, sanggup dibedakan atas dua macam, yaitu pribadi (direct) dan tak pribadi (indirect). Disebut pribadi jikalau yang harus menjawab yakni subjek itu sendiri, dan disebut tak pribadi jikalau yang menjawab harus menjawab yakni orang yang mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu.
d.      Metode Ilmiah
Merupakan mekanisme yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menuntaskan permasalahan sikap yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
e.       Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan banyak sekali macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta memakai statistik untuk menganalisis.
      f.       Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai sikap pembiasaan dan kasus-kasus sikap menyimpang.
[2]



















BAB  III
PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
        Psikologi Pendidikan yakni cuilan dari psikologi umum pada mulanya, psikologi pendidikan, dikenalkan oleh Aristoteles secara filsafat. Namun demikian, pemikiran Aristoteles tersebut belum bisa dikatakan sebagai psikologi pendidikan. Kemudian, upaya-upaya bersifat semi ilmiah pun muncul, diantaranya dipelopori oleh para pendidik, menyerupai Pestalozzi, Herbar dan Frobel. Lalu pada simpulan kurun 19, penelitian psikologi pendidikan semakin maju, menyerupai di Eropa, Ebbinghaus, yang mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Selanjutnya, pada awal kurun 20, mulailah bermunculan tokoh-tokoh psikologi pendidikan, menyerupai di Prancis, ada Alfred Binct, Theodore Simon, dan juga di Amerika Serikat, ada Charles H. Judd, E. L. Thorndike dan B. F. Skinner.
Dan ruang lingkup psikologi pendidikan itu sendiri adalah
1.  Hereditas dan Lingkungan.
2.  Pertumbuhan dan Perkembangan.
3.  Potensialitas dan Karakteristik tingkah laku.
4.  Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap individu yang bersifat personal dan social.
5.  Higiene mental dan Pendidikan
6.  Evaluasi hasil Pendidikan.
 Kemudian dari pada itu, terdapat pula metode-metode dalam psikologi pendidikan yang fungsinya yakni sebagi cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari Psikologi Pendidikan.
 Metode-metode tersebut adalah
1.      Metode Observasi
2.      Metode Experimen dan Test]
3.      Metode Kuesioner dan Interview
4.      Metode Ilmiah
5.      Metode Diferensial
6.      Metode Klinis

3.2    SARAN
                    Penulis menyadari sebagai insan biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa ketidaksempurnaan. Oleh alasannya yakni itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.





























DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Drs. Ahmad thontowi. 1991. Psikologi Pendidikan. Angkasa. Bandung.
Drs. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
www.goarticle.com
www.hitsuke.blogspot.com
                                                     





[1] Rujukan :
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


[2] Rujukan
Drs. Ahmad thontowi. 1991. Psikologi Pendidikan. Angkasa. Bandung.
Drs. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rinek   


Sumber http://dikaayurahma.blogspot.com