artikel ini membahas perihal permasalahan sistem inventory yang dimiliki pt uji tugas
Identifikasi Resiko
Daftar Resiko
Fakor persediaan barang
Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang memilih kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini toko harus sanggup memilih jumlah persediaan optimal, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi sanggup terjaga dan pada sisi lain toko sanggup memperoleh keuntungan, lantaran toko sanggup memenuhi setiap seruan yang datang. Karena persediaan yang kurang akan sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan, alasannya ialah kondisi keduanya mempunyai beban dan akhir masing-masing.
Bila persediaan kurang, maka toko tidak akan sanggup memenuhi semua seruan sehingga balasannya pelanggan akan kecewa dan beralih ke perusahaan lainnya. Sebaliknya, bila persediaan berlebih, ada beberapa beban yang harus ditanggung, yaitu
- Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.
- Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang maka risiko kerusakan barang semakin tinggi.
- Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan “out of date” atau ketinggalan jaman.
Penerapan managemen Resiko di PT. uji tugas
Setiap perusahaan terurama perusahaan dagang mereka selalu membutuhkan persediaan barang dagang. Persediaan tersebut akan disimpan dan dipakai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Persediaan kemudian digunakan untuk proses produksi yang akan dijual kembali. Dengan pengolahan persediaan tersebut maka perusahaan bisa mendapat keuntungan untuk menyebarkan perjuangan yang dijalankan. Persediaan bisa berupa materi pembantu, materi mentah, barang setengah jadi, barang jadi ataupun bisa berupa suku cadang. Sebagai bab penting dari perusahaan maka persediaan atau inventory memiliki nilai yang cukup besar terhadap biaya operasional, perencanaan dan pengendalian persediaan. Karena pentingnya persediaan maka perusahaan harus membuat manajemen persediaan yang baik semoga bisa mengelola persediaan yang dimiliki.
Dalam hubungannya dengan manajemen inventory maka persediaan dapat digolongkan menjadi materi baku, materi setengah jadi atau materi yang masih dalam proses dan juga barang jadi yang dipakai untuk perusahaan.
Ada banyak sekali cara model matematik dipadu dengan model inventory berbasis komputer yang telah dikembangkan untuk membantu perusahaan dalam memutuskan berapa banyak inventory maupun kapan inventory tersebut akan dipesan. Metode yang biasa dipakai dalam hal ini diantaranya ialah Material Requirement Planning (MRP). Dalam kekerabatan beberapa inventory diatas maka semuanya akan membentuk kekerabatan antara produksi dan penjualan produk untuk mendapat keuntungan maksimal.
Berikut fungsi persediaan dalam pemenuhan kebutuhan perusahaan:
- Mengurangi dan mencegah resiko hilangnya barang baku maupun barang yang dibutuhkan oleh perusahaan Dalam kasusnya makin banyak perusahaan yang menyadari bahwa proses pengontrolah terhadap materi baku khususnya yang ada di gudang sangat penting. Hal ini juga bekerjasama dengan keberhasilan suatu perusahaan. Sebagian besar modal perusahaan akan tertanam dalam materi baku atau persediaan sehingga proses pengontrolan tersebut sangat diharapkan untuk mencegah dan mengurangi resiko kehilangan materi baku. Adanya persediaan yang cukup dalam gudang lantaran pengontrolan yang sempurna tentu saja membuat perusahaan menjadi gampang dalam proses produksi.
- Mencegah jika terhadap barang yang dipesan bila tidak baik sehingga perusahaan bisa mengembalikan barang tersebut Kadang perusahaan melaksanakan pengadaan barang yang banyak dan sering barang yang dipesan tersebut tidak sesuai dengan permintaan. Karena proses produksi tidak bisa ditunda maka adanya persediaan akan membantu perusahaan yang kekurangan materi akhir pengembalian sebagian materi baku lantaran tidak sesuai permintaan.
- Mencegah inflasi atau kenaikan barang Perusahaan bisa mempresiksi kapan materi baku naik dna kapan materi baku yang dibutuhkan harganya turun. Ketika harga materi baku di pasaran menurun, perusahaan bisa membeli persediaan materi baku dalam jumlah yang besar. Bahan baku tersebut bisa digunakan sebagai persediaan dimana ketika perusahaan membutuhkan tidak perlu lagi membeli. Persediaan yang ada tersebut juga bisa mencegah adanya inflasi atau kenaikan harga materi baku. Makara ketika materi baku mengalami kenaikan yang cepat perusahaan tidak lagi pusing untuk membeli materi baku.
- Penyimpanan materi baku yang dihasilkan dalam isu terkini tertentu sehingga materi baku bisa didapatkan ketika barang tidak tersedia di pasaran Kadang proses produksi terkendala adanya materi baku yang tidak tercukupi di pasaran sementara seruan konsumen tetap bahkan akan semakin bertambah. Perusahaan bisa saja membeli materi baku yang dibutuhkan namun harganya jauh lebih mahal. Ketika harga jual barang tidak bisa untuk dinaikkan dan harga materi baku semakin meningkat, mau tidak mau perusahaan tetap produksi namun dengan keuntungan yang sangat minim. Sebagai solusi yang tepat, ketika harga materi baku turun perusahaan bisa membelli materi baku yang banyak untuk proses produksi dan juga untuk disimpan dalam gudang. Proses penyimpanan materi baku tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekosongan materi baku ketika isu terkini tertentu.
- Pengklasifikasian Inventory
Management inventory diperlukan perusahaan dan bisa dilakukan dengan banyak sekali cara. Salah satu cara yang dilakukan ialah dengan cara analisa nilai dari persediaan tersebut. Pada analisa ini maka persediaan sanggup dibedakan menjadi nilai investasi yang telah dipakai pada periode tersebut. Persediaan sanggup dibedakan menjadi tiga kelas misalnya kelas A, B, dan kelas C yang didasarkan nilai persediaan. Nilai dalam pembagian terstruktur mengenai tersebut adalah volume persediaan yang dibutuhkan dalam satu peiode atau dalam satu tahun kemudian dikalikan dengan harga per unitnya.
Kriteria masing-masing kelas dalam pembagian terstruktur mengenai ABC, sebagai berikut :
- Kelas A
Dalam pembagian terstruktur mengenai ini maka persediaan yang mempunyai jumlah atau volume tahunan dengan nilai rupiah yang cukup tinggi. Dalam kelas A, inventory mempunyai sekitar 70% dari total persediaan sekalipun dalam jumlah yang sedikit sekitar 20% dari keseluruhan item yang tersedia. Persediaan yang dimaksudkan dalam kelas ini membutuhkan perhatian yang lebih tingggi dalam penggadaannya, hal ini karena pengadaan tersebut akan berdampak biaya yang cukup tinggi sehingga harus dilakukan pengawasan yang cukup tinggi.
- Kelas B
Klasifikasi kelas ini merupakan penggolongan persediaan yang mempunyai volume tahunan dalam rupiah yang menengah. Dalam kelompok ini inventory akan mewakili sekitar 20% terhadap nilai persediaan tahunan maupun sekitar 30% dari jumlah inventory. Dalam kelas ini akan diharapkan teknik untuk pengendalian yang lebih moderat.
- Kelas C
Klasifikasi ini merupakan penggolongan suatu barang dengan nilai volume tahunan dalam rupiah yang rendah dan mewakili sekitar 10% dari jumlah nilai persediaan. Hal ini terdiri dari 50% dari jumlah nilai inventory yang tersedia. Dalam pembagian terstruktur mengenai ini diharapkan suatu teknik untuk mengendalikan secara sederhana dan hanya dilakukan sekali saja.
Dalam manajemen persediaaan harus dihindari beberapa kesalahan penetapan persediaan atau inventory yang ada pada perusahaan. Bila terjadi kesalahan dalam penetapan persediaan tersebut maka akan berakibat tidak baik bagi perusahaan.
Bila penetapan inventory terlalu kecil maka kesempatan untuk menjual produk akan hilang dan keuntungan yang diharapkan tidak akan tercapai. Namun ketika management menetapkan persediaan yang terlalu besar, hal ini bisa menjadikan biaya yang terlalu besar sehingga keuntungan yang didapatkan juga lebih kecil. Bila perusahaan ingin meningkatkan keuntungan maka mereka harus menambahkan persediaan yang ada di perusahaan tersebut. Dalam suatu usaha, perusahaan ialah penentu pembelian, perusahaan akan mensugesti ekonomi produksi, mensugesti pembelian maupun memenuhi pesanan konsumen dengan cepat.
Biaya
Manajemen inventory juga dekat kaitannya dengan beberapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yang bekerjasama dengaan persediaan tersebut. Beberapa biaya yang bekerjasama dengan persediaan diantaranya adalah:
- Biaya untuk menyimpan persediaan
Biaya penyimpanan inventory ini mencakup beberapa hal diantaranya ialah biaya pemeliharaan barang yang ada di gudang, biaya sewa gudang, pajak dan asuransi serta biaya modal yang ditanamkan dalam inventory tersebut. Biaya penyimpanan persediaan barang tersebut sanggup diukur dengan persentase tertentu dari nilai rata-rata inventory maupun menurut biaya per unit dati inventory yang disimpan tersebut.
- Biaya penggadaan inventory
Pengadaan inventory suatu perusahaan sangat diharapkan bukan hanya untuk proses produksi namun juga dipakai sebagai stock ketika barang tersebut tidak atau telah habis di pasaran. Dalam hal biaya penggadaan barang tersebut ada beberapa biaya yang termasuk didalamnya.
Biaya yang termasuk dalam biaya pengadaan barang diantaranya adalah:
Biaya ketika proses pemesanan inventory
Saat inventory dipesan perusahaan juga kan mengeluarkan beberapa biayal,seperti mereka harus membayar uang muka pembelian kepada supplier atau membayar biaya angkut barang hingga hingga ke tangan perusahaan.
Biaya pengiriman inventory yang diminta
Biaya pengiriman inventory bisa dibayar saat barang hingga ditempat atau ketika awal pemesanan. Biaya pengiriman inventory ini tergantung dari jarak daerah supplier dengan pemesan dan juga berapa banyak barang yang diminta pemesan.
Biaya penerimaan inventory
Inventory yang diterima akan dibayar seluruhnya kepada supplier, pembayaran bisa dilakukan ketika barang hingga di daerah pemesan. Kadang biaya penerimaan inventory tersebut disertai oleh biaya angkut yang sudah ditetapkan.
Biaya pembayaran inventory yang dipesan kepada supplier
Struktur Rincian
Kepala Gudang
Orang yang berangung jawab sepenuhnya terhadap gundang yang dikelolanya atau yang di pinpinnya
berikut ini kiprah dan tanggung jawab kepala gudang:
- Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya
- Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
- Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang
- Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai dengan SOP
- Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP
- Membuat perencanaan, pengawasan dan laporan pergudangan
- Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan
- Mengawasi pekerjaan staff gudang lainnya semoga sesuai dengan standar kerja
- Memastikan kegiatan keluar masuk barang berjalan lancar
- Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang
Supply Chain
ialah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara gotong royong bekerja untuk membuat dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu perusahaan pendukung ibarat jasa logistik.
Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu pertama, pedoman barang dari hulu ke hilir contohnya materi baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, sesudah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir
supervisor
ialah Pekerja yang bekerjasama pribadi dengan kepala gudang. Namun dalam konteks tanggung jawab, Supervisor mempunyai kiprah yang tidak mudah.
- Mengatur kerjanya para bawahannya (staf)
- Membuat Job Deskriptions untuk Staf Bawahanya
- Bertanggung jawab atas hasil kerja Staf
- Memberi motivasi kerja kepada Staf Bawahanya
- Membuat Jadwal Kegiatan Kerja untuk karyawan
- Memberikan Breafing bersama Staf
- Membuat Planing Pekerjaan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Tahunan.
Logistic
Supervisor seorang yang bertanggung jawab mengatasi pedoman materi baku dan barang jadi (mengatasi permintaan, dan pengiriman barang)
Staf gudang
seorang yang mencatat pengeluaran barang dan stock yang tesedia di gudang
Staf inventory
seorang yang mengawasi dan mencatat pemasukan barang mentah ataupun jadi yang masuk ke gudang
staf manajemen gudang
seseorang yang yang mencatat manajemen pengeluaran dan pemasukan pada gudang