Saturday, December 9, 2017

√ Herpes Zoster: Gejala, Penyebab, Dan Cara Mengobati

Cacar air atau herpes zoster yaitu nanah yang menyerang potongan syaraf kulit. Penyakit ini diakibatkan oleh virus yang sama dengan penyebab cacar air, yaitu virus varisela zoster.

Jika Anda pernah mengalami cacar air dan lalu kambuh kembali, kemungkinan ada virus varisela yang bersarang atau tumbuh pada tulang belakang maupun tulang tengkorak potongan dasar. Bila nanah cacar air tersebut terus berlangsung usang sanggup menjadikan herpes zoster.

 Cacar air atau herpes zoster yaitu nanah yang menyerang potongan syaraf kulit √ Herpes Zoster: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Gejala Herpes Zoster

Jika kau menduga terkena herpes, hal pertama yang dirasakan ialah rasa sakit. Rasa sakit itu sanggup berupa rasa terbakar atau serasa ibarat ditusuk jarum. Terkadang juga akan muncul gatal-gatal dan mati rasa pada potongan yang terinfeksi.

Bila sudah lewat satu hari, akan muncul raum serta akan menjadi luka melepuh yang berisi air atau ibarat terkena cipratan air panas. Bila luka melepuh itu sudah kering akan bermetamorfosis ibarat koreng.

Herpes zoster hanya akan muncul pada satu sisi potongan badan yang sarafnya terkena infeksi.

Selain tanda-tanda di atas, terkadang gejalanya sanggup bervariasi. Ada sebagian orang mengalami nyeri namun tanpa raum. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tanda-tanda yang umum dialami pasien.
  • Pusing
  • Demam
  • Sensitif terhadap cahaya berlebih
  • Badan terasa tidak lezat dan lelah

Pada umumnya herpes zoster bukanlah penyakit serius atau akan menjadikan hal yang sangat fatal dan nanah tersebut sanggup sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 12 hingga 28 hari. Namun, walau begitu sebaiknya segeralah mendatangi dokter apabila telah mencicipi tanda-tanda di atas, terlebih lagi Anda pernah mengalami cacar air. Penanganan lebih dini akan mengurangi risiko komplikasi.

Baca juga: Stroke: Pengertian, Gejala dan Diagnosis

Risiko Herpes Zoster

Sampai dikala ini penyebab virus varisela sanggup aktif lagi belum juga diketahui apa alasannya secara pasti. Meski begitu ada beberapa faktor yang dijadikan dugaan sebagai penyebabnya. Faktor risiko itu meliputi:
  • Usia. Risiko terkena penyakit ini akan semakin meningkat seiring dengan tambahnya umur si penderita.  Biasanya orang dengan umur 50 tahun ke atas akan lebih rawan terjangkit.
  • Mempunyai sistem kekebalan badan rendah yang diakibatkan oleh penyakit HIV/AIDS, pemakai obat steroid dalam waktu usang atau immunosupresan, dan sedang melaksanakan kemo terapi.
  • Akibat gangguan emosional ibarat stres.

Herpes zoster tak akan menular, namun pengecualian pada orang yang sebelumnya belum pernah terkena cacar air. Mereka sanggup terinfeksi dan terkena virus varisela zoster maupun cacar air.

Bagi penderita herpes zoster sebaiknya jangan melaksanakan kontak pribadi pada bayi, perempuan hamil, dan orang dengan tingkat kekebalan badan rendah.

Cara Mengobati Herpes Zoster

Untuk mendiagnosis herpes zoster biasanya sanggup dilakukan dengan cara melaksanakan investigasi daerah munculnya, raum, rasa nyeri yang dirasakan, dan tanda-tanda lain yang kemungkinan dialami. Beberapa kasus mungkin diharapkan pengambilan sampel kulit atau cairan pada herpes untuk dilakukan pengujian lebih lanjut di laboratorium.

Tidak jauh berbeda dengan cacar air, kita tidak sanggup melaksanakan langkah-langkah tertentu untuk mengatasi datangnya herpes zoster. Yang sanggup dilakukan hanyalah melaksanakan pengobatan guna mengurangi rasa sakit hingga penyakit tersebut sembuh sendiri.

Obat antivirus sanggup digunakan sebagai pengobatan medis untuk mengurangi dan supaya masa penyembuhan sanggup berjalan lebih cepat serta mengurangi risiko akan timbulnya komplikasi. Obat akan bekerja lebih efektif apabila diminum setelah 3 hari munculnya raum. Tetapi apabila penderita mengalami komplikasi, umumnya dokter akan menyarankan mengkonsumsinya sebelum 7 hari setelah raum itu muncul.

Obat antivirus dikonsumsi biasanya selama waktu 7 hingga 10 hari.

Adapun orang yang memerlukan obat tersebut antara lain para manula serta orang dengan kekebalan badan lemah ibarat penderita kanker, diabetes, dan HIV. Selain itu obat antivirus sanggup juga diberikan kepada para penderita yang mengalami raum maupun nyeri sangat parah serta apabila herpes ini menimbulkan gangguan pada mata.

Dengan melaksanakan penanganan sedini mungkin juga akan mengurangi risiko penderita dari gangguan saraf. Dokter akan memperlihatkan obat untuk mengobati rasa nyeri pada penderita. Adapun obat tersebut seperti:
  • Pereda rasa sakit, yaitu parasetamol, kodein, dan ibuprofen.
  • TCA (obat antidepresan trisiklik), ibarat nortriptyline, amitriptyline, dan imipramine. Dosis yang akan digunakan oleh dokter mungkin akan berbeda pada setiap penderita tergantung dengan tingkat rasa nyeri yang dirasakan.
  • Antikonvulsan, yaitu pregabalin, serta gabapentin.

Di antara dua obat itu (antikonvulsan maupun antidepresan) pada umumnya akan memerlukan waktu sebelum kinerjanya sanggup dirasakan.

Selain menggunakan obat-obatan dari andal medis, penderita juga sanggup melaksanakan tindakan-tindakan yang berfungsi mengurangi imbas jelek dari tanda-tanda yang dialaminya.
  • Memakai pakaian berbahan lembut ibarat halnya katun dan berukuran longgar.
  • Menutup bekas luka atau raum supaya tetap terjaga kebersihannya yang sanggup mengurangi risiko nanah ataupun iritasi.
  • Tidak menggunakan plaster yang memiliki lapisan perekat semoga ketika dilepas tidak memperlihatkan luka kembali.

Jika rasa gatal timbul pada potongan yang beraum, dengan menggunakan losion kalamin sanggup mengurangi gatal tersebut. Namun, sebaiknya penderita tidak menggunakan antibiotik yang dioleskan pada kulit demi menghindari lambatnya proses penyembuhan. Sedangkan jikalau luka yang ditimbulkan berupa melepuh dan berair, sanggup dirawat dengan melaksanakan pengkompresan menggunakan air dingin.

Cara Mencegah Herpes Zoster

Langkah pertama yang sanggup kita lakukan untuk mengurangi akan risiko herpes zoster, yaitu dengan melaksanakan vaksinasi. Pemberian vaksin tersebut direkomendasikan apabila telah memasuki usia 50 tahun ke atas. Vaksin juga sanggup diberikan untuk orang yang sebelumnya telah terjangkit herpes zoster sehingga risiko kambuh kembali semakin kecil. Walau secara medis telah melaksanakan vaksinasi, tetapi hal tersebut tidak mencegah secara penuh supaya tidak terkena herpes zoster. Vaksin bertujuan mengurangi tingkat keparahan dari tanda-tanda yang akan ditimbulkan oleh penyakit ini serta membantu dalam proses penyembuhan.

Orang yang tidak menderita herpes zoster sanggup menghindari penularan dengan cara ibarat tidak menggunakan barang-barang milik penderita, yaitu baju, handuk, dan celana.

Komplikasi Herpes Zoster

Jika dilakukan pembiaran, herpes zoster sanggup mengakibatkan beberapa komplikasi yang tergolong serius, antara lain:
  • Postherpetic neuralgia atau kerap disebut neuralgia pasca herpes.  Kondisi nyeri yang akut ini sanggup berlangsung sangat usang bahkan sanggup menahun setelah raum tanggapan herpes zoster sembuh. Namun, hanya sebagian kecil saja orang berumur 50 tahun lebih dengan kondisi ibarat ini.
  • Kebutaan. Herpes zoster yang muncul di area mata sanggup memicu kebutaan alasannya yaitu menjadikan peradangan saraf dan glaukoma.
  • Gangguan saraf, mencakup inflamasi otak, gangguan pada alat pendengaran, maupun mempengaruhi keseimbangan tubuh.
  • Infeksi. Apabila lepuhan yang pecah tidak dijaga kebersihannya akan menjadi sarang kuman. Hal itu sanggup saja memicu munculnya infeksi.
  • Bercak putih di daerah munculnya raum. Bekas luka yang memutih setelah raum sembuh diakibatkan rusaknya pigmen kulit tanggapan herpes zoster. 

Sumber http://www.ifabrix.com/