Wednesday, June 28, 2017

√ Saat Rencana Tidak Sesuai Dengan Harapan


Sebagai manusia, sering kali kita berencana. Kita mendamba, kita bermimpi, kita berharap. Semua ada dalam lingkup planning kita, planning yang kita susun sedemikian rupa, planning yang kita rangkai dengan sempurna. Rencana yang kita inginkan menjadi nyata, tiba-tiba tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, niscaya kita merasa sedih, kecewa, dan marah?

 planning  yang kita susun sedemikian rupa √ saat planning tidak sesuai dengan harapan
ketika planning tidak sesuai dengan harapan

Begitulah serapi apapun, secermat apapun, dan sebaik apapun planning yang telah kita tata, tetaplah Allah yang berhak menentukan. Maka, saat kita kecewa jangan hingga kekecewaan itu mengakibatkan kita berburuksangka terhadap ketentuan takdir Allah, alasannya ialah Allah sangat tahu apa yang paling baik untuk kita, dan jangan pernah kita menyalahkan takdir jikalau apa yang kita inginkan atau kita rencanakan tak sesuai dengan kenyataan yang ada.
 planning  yang kita susun sedemikian rupa √ saat planning tidak sesuai dengan harapan
Allah selalu mempunyai planning yang indah untuk dirimu


Manusia memang boleh berharap dan berencana wacana apa saja, tetapi Allah jugalah yang menetapkan segalanya dan memilih hasil akhirnya. Ini berlaku bagi siapa saja. kita hanya sanggup menyikapinya dengan cara berdoa, berharap, bertawakal dan mendapatkan dengan lapang dada,

Allah lah yang memilih usia, rezeki, jodoh dan segala ketetapan lain atas dirinya, termasuk datangnya tragedi alam atau kekecewaan. Namun kadang kita mengeluh dan tidak menyukai ketetapan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginan kita.


Firman Allah Ta'ala :
"Boleh jadi kau membenci sesuatu, padahal dia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kau menyukai sesuatu, padahal dia amat jelek bagimu; Allah mengetahui, sedang kau tidak mengetahui” (QS Al Baqarah {2] : 216)

Karena itu, usahakanlah untuk selalu berbaiksangka terhadap segala ketentuan-Nya. Bukankah kita sanggup dengan mudahnya berbaiksangka mendapatkan ketentuan-Nya yang baik-baik dan yang menyenangkan kita? Sebaliknya, kitapun harus dengan gampang berbaiksangka terhadap segala ketentuan-Nya yang kurang baik atau yang tidak menyenangkan kita.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena bergotong-royong setelah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)

llah Ta’ala berfirman,

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Allah kelak akan memperlihatkan kelapangan setelah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan hebat tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada fasilitas dan kelapangan.” Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu niscaya dan mustahil Dia mengingkarinya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

“Bersama kesulitan, ada kemudahan.” Oleh alasannya ialah itu, masihkah ada keraguan dengan komitmen Allah dan Rasul-Nya ini?

Semoga Bermanfaat..
Sumber http://www.elysetiawan.com