Wednesday, June 28, 2017

√ Saat Hendak Menikah

Ketika seorang Muslim-pria atau perempuan akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. sebagai berikut

 biasanya akan timbul perasaan yang bermacam √ ketika hendak menikah
ketika hendak menikah

Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping. Bahkan ketika dalam proses ta’aruf sekalipun masih ada perasaan keraguan.
Namun, ada juga muncul rasa kekhawatiran. Bagi calon suami, maka rasa khawatir menghantui pikirannya. Khawatir bagaimana nanti sehabis menikah? Apakah bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga atau tidak? Bagaimana nanti sehabis memiliki anak, mampukah membimbing dan mendidik mereka? Apalagi kebutuhan hidup sehari-hari semakin mahal dari tahun ke tahun.
.
Persoalan utama seseorang yang akan menikah ialah penyakit ragu-ragu. Jika penyakit tersebut hinggap dalam pikiran dan hati seseorang, maka ketika itu juga waktu yang paling sempurna untuk introspeksi diri terhadap keyakinannya. Karena itulah kunci utama dalam melangkah ke depan dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup.

.
Jika memang Allah Ta’ala berjanji dalam firmannya ( QS. An-Nuur: 32) dengan demikian, kenapa harus ragu? Jika memang kesepakatan dari Zat yang Mahabenar itu sudah terang tertulis di dalam al-Qur’anul Karim, mengapa mesti ada ketakutan untuk segera menikah? Padahal, calon pasangan sudah ada. Padahal, umur sudah waktunya dan memang pantas segera menikah.

 biasanya akan timbul perasaan yang bermacam √ ketika hendak menikah
jangan takut menikah
 Maka jalan keluarnya ialah berikhtiar. Jika berikhtiar sudah dilakukan, maka jangan pernah berhenti sekaligus berdoa. Percayalah, Allah Ta’ala telah memilih saat-saat yang sempurna dan terbaik bagi hamba-Nya yang tak pernah frustasi dari Rahmat-Nya.
Adalah kewajiban kita untuk mempercayai kesepakatan Allah. Jangan hingga bisikan-bisikan setan menyusup ke dalam hati. Karena itu sanggup menggoyahkan keimanan kita terhadap kebenaran kesepakatan Allah Ta’ala, termasuk ketika Allah Ta’ala berjanji akan memampukan hamba-Nya yang miskin bila menikah. Tiada yang sulit bagi Allah Ta’ala kalau ingin menunjukkan karunia kepada hamba-Nya. Sungguh, Allah Ta’ala Maha Pemurah dan Pemberi rezeki. Tinggal kita meyakini atau tidak. Dengan keyakinan itu, hidup kita akan optimis dan selalu berpikir posititf..
Sumber http://www.elysetiawan.com