Kriptomeri
Kriptos (Yunani) berarti tersembunyi, sehingga kriptomeri dikatakan sebagai gen lebih banyak didominasi yang seperti tersembunyi kalau bangun sendiri dan akan tampak pengaruhnya apabila tolong-menolong de ngan gen lebih banyak didominasi yang lainnya. Peristiwa kriptomeri ini pertama kali ditemukan oleh Correns (Tahun 1912) sesudah menyilangkan bunga Linaria marocanna berwarna merah (Aabb), dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih (aaBB). Keturunan F1nya yaitu bunga berwarna ungu (AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga kedua induknya (yaitu merah dan putih). Rasio fenotip F2nya yaitu 9 ungu: 3 merah: 4 putih.
Lantas dari manakah warna ungu tersebut timbul? Dari hasil penelitian plasma sel, ternyata warna merah disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan asam. Dalam lingkungan basa, pigmen ini akan memperlihatkan warna ungu. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan terbentuk warna putih. Faktor A, apabila mengandung pigmen antosianin dalam plasma sel dan faktor a kalau tidak ada antosianin dalam plasma sel. Faktor B, apabila kondisi basa dan b dalam kondisi asam.
Sifat A lebih banyak didominasi terhadap a dan sifat B lebih banyak didominasi terhadap sifat b. Oleh lantaran itu, tanaman yang berbunga merah disimbolkan dengan Aabb atau AAbb, sedangkan tanaman yang berbunga putih disimbolkan dengan aaBB atau aabb.
Dari klarifikasi di atas, sanggup dikatakan bahwa bunga merah mempunyai antosianin di mana dalam lingkungan plasma sel bersifat asam. Sedangkan bunga putih tidak mempunyai antosianin di mana lingkungan plasma sel bersifat basa. Apabila kedua tanaman tersebut saling disilangkan, sanggup dilihat pada diagram berikut.
c. Polimeri
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan wacana kriptomeri. Selanjutnya, kalian akan mempelajari wacana polimeri. Apakah perbedaan antara keduanya? Untuk sanggup menjawabnya, simaklah uraian berikut.
Polimeri atau huruf kuantitatif yaitu persilangan heterozigot dengan banyak sifat beda yang bangun sendiri, tetapi memengaruhi penggalan yang sama dari suatu organisme. Peristiwa polimeri ditemukan oleh Lars Frederik Nelson dan Ehle, sesudah melaksanakan percobaan dengan menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
Persilangan itu menghasilkan keturunan heterozigot berwarna merah lebih muda bila dibandingkan dengan induknya yang homozigot (merah). Oleh lantaran itu, biji merah bersifat lebih banyak didominasi tidak tepat terhadap warna putih. Setelah generasi F1 disilangkan sesama, pada generasi F2 diperoleh perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih.
Supaya kalian lebih memahami, cermatilah pola berikut.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
Rasio fenotip F2 yaitu 15 merah : 1 putih
Dari hasil keturunan pada diagram di atas, banyaknya jumlah faktor M memengaruhi warna bijinya. Semakin banyak faktor M yang ada, warnanya semakin bau tanah atau semakin gelap.
Kapankah insiden polimeri sanggup terjadi? Peristiwa ini terjadi pada pewarisan, warna kulit manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit (pigmen). Jika faktor pigmen kulit insan dilambangkan dengan P, genotip orang berkulit putih p1p1 p2p2 p3p3.
Apabila laki-laki kulit putih menikah dengan perempuan kulit gelap (negro), maka keturunan F1 akan mempunyai kulit mulad (coklat sawo matang), yang berfenotip P1p1P2p2P3p3. Derajat kehitaman kulit bergantung pada banyaknya faktor pigmen P.
d. Epistasis-hipostasis
Kalian tentunya masih ingat wacana istilah epikotil (epi = di atas) dan hipokotil (hipo = di bawah) bukan? Istilah tersebut sanggup dianalogkan dengan epistasis dan hipostasis. Dalam hal ini, epistasis yaitu sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan lisan gen lain yang tidak selokus (sealel). Bagaimana dengan Hipostasis? Hipostasis yaitu gen yang tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan alelnya).
Epistasis dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis lebih banyak didominasi resesif. Nah, biar kalian lebih memahami perbedaannya, perhatikanlah pola berikut.
1) Epistasis Dominan
Epistasis lebih banyak didominasi terjadi pada persilangan umbi lapis bawang berwarna merah dengan umbi berwarna kuning. Gen A mengakibatkan umbi berwarna merah dan gen B mengakibatkan umbi berwarna kuning. Persilangan tersebut sanggup dilihat di bawah ini.
Jika dilihat, hasil perbandingan fenotip F2 tersebut yaitu 12 merah : 3 kuning : 1 putih. Angka perbandingan tersebut merupakan variasi atau modifi kasi dari perbandingan dihibrida 9:3:3:1.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, sanggup disimpulkan bahwa epistasis lebih banyak didominasi terjadi bila sebuah gen lebih banyak didominasi mengalahkan imbas gen lain yang bukan alelnya. Rumusnya yaitu gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh lantaran itu, meskipun dalam genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup lisan dari gen B dan b.
2) Epistasis Resesif
Peristiwa ini terjadi kalau gen resesif mengalahkan imbas gen lebih banyak didominasi dan resesif yang bukan alelnya. Rumusnya yaitu gen aa epistasis terhadap B dan b. Pada persilangan antara anjing berambut emas dan anjing berambut coklat, dihasilkan keturunan F1 berambut hitam. Beberapa gen yang berperan yaitu gen B (menentukan warna hitam), gen b (menentukan warna coklat), gen E (menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat keluarnya warna). Peristiwa persilangannya sanggup dilihat sebagai berikut.
Dari hasil penyilangan tersebut memperlihatkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3 coklat. Oleh lantaran itu, rumus epistasis resesif yaitu aa epistasis terhadap B dan b. Dalam pola ini, aa yaitu ee (menghambat keluarnya warna).
3) Epistasis lebih banyak didominasi resesif
Epistasis lebih banyak didominasi resesif merupakan insiden suatu gen menghambat lisan fenotip yang disebabkan oleh gen mutan yang bukan alelnya. Gen mutan tersebut bersifat menghambat, sehingga disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen suspensor.
Epistasis lebih banyak didominasi resesif terjadi pada persilangan lalat buah (Drossophila melanogaster). Gen P memilih warna mata merah, gen p memilih warna mata ungu, gen S merupakan gen non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor. Berikut ini insiden persilangannya.
Perbandingan fenotipnya yaitu 13 merah: 3 ungu. Rumus epistasis lebih banyak didominasi resesif yaitu A epistasis terhadap B dan b serta bb epistasis terhadap A dan a.
e. Gen-gen komplementer.
Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen-gen lebih banyak didominasi yang berbeda, sehingga saling melengkapi. Jika kedua gen tersebut terdapat tolong-menolong dalam genotip, maka akan saling membantu dalam memilih fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang. Agar lebih jelas, simaklah pola berikut.
Apabila F1 (keturunan pertama) hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal dan bisu tuli.
Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan memperlihatkan sifat normal apabila kedua gen tersebut tidak terdapat tolong-menolong dalam satu genotip. Dengan demikian, kalau hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau kalau hanya terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotip F2 yang dihasilkan yaitu 9 Normal : 7 bisu tuli.
f. Gen Dominan Rangkap
Masih ingatkah kalian dengan gen dominan? Gen lebih banyak didominasi rangkap merupakan dua gen lebih banyak didominasi yang memengaruhi penggalan badan makhluk hidup yang sama. Kedua gen itu berada tolong-menolong dan fenotipnya merupakan adonan dari kedua sifat gen-gen lebih banyak didominasi tersebut. Perhatikanlah pola berikut.
Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval dengan tanaman Bursa sp. yang berbuah segitiga, dihasilkan keturunan pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp. semua berbentuk oval. Untuk mengetahui hasil keturunan F2, cermatilah diagram di bawah ini:
Diagram Pembastaran
g. Atavisme
Sebelum mengetahui wacana insiden atavisme, cobalah ingat kembali wacana interaksi gen pada pial ayam. Pial walnut dihasilkan dari persilangan ayam berpial rose dan pea. Pial pea dikatakan menghilang dan muncul sifat di luar induknya. Setelah ayam berpial walnut disilangkan sesamanya, dihasilkan 4 macam pial yaitu rose, pea, walnut, dan single. Pada insiden ini, pial rose dan pea muncul kembali sesudah menghilang pada keturunan pertama. Nah, oleh Charles Darwin, insiden munculnya kembali sifat keturunan pada generasi berikutnya sesudah sempat menghilang ini disebut atavisme.
Atavisme juga terjadi pada burung merpati (Columba livia) India. Hasil perkawinan antara sesama merpati berekor menyerupai kipas, akan menghasilkan merpati berekor lurus. Merpati berekor menyerupai kipas muncul kembali sesudah perkawinan antara sesama merpati berekor lurus.
Sumber: BSE SMA/MA Kelas XII, Siti Nur Rochmah, dkk, Pusat Perbukuan Depdiknas, 2009.
Sumber http://www.elysetiawan.comKriptos (Yunani) berarti tersembunyi, sehingga kriptomeri dikatakan sebagai gen lebih banyak didominasi yang seperti tersembunyi kalau bangun sendiri dan akan tampak pengaruhnya apabila tolong-menolong de ngan gen lebih banyak didominasi yang lainnya. Peristiwa kriptomeri ini pertama kali ditemukan oleh Correns (Tahun 1912) sesudah menyilangkan bunga Linaria marocanna berwarna merah (Aabb), dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih (aaBB). Keturunan F1nya yaitu bunga berwarna ungu (AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga kedua induknya (yaitu merah dan putih). Rasio fenotip F2nya yaitu 9 ungu: 3 merah: 4 putih.
Gambar bunga Linaria marocanna (foto: linahdyt.blogspot.com)
Lantas dari manakah warna ungu tersebut timbul? Dari hasil penelitian plasma sel, ternyata warna merah disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan asam. Dalam lingkungan basa, pigmen ini akan memperlihatkan warna ungu. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan terbentuk warna putih. Faktor A, apabila mengandung pigmen antosianin dalam plasma sel dan faktor a kalau tidak ada antosianin dalam plasma sel. Faktor B, apabila kondisi basa dan b dalam kondisi asam.
Sifat A lebih banyak didominasi terhadap a dan sifat B lebih banyak didominasi terhadap sifat b. Oleh lantaran itu, tanaman yang berbunga merah disimbolkan dengan Aabb atau AAbb, sedangkan tanaman yang berbunga putih disimbolkan dengan aaBB atau aabb.
Dari klarifikasi di atas, sanggup dikatakan bahwa bunga merah mempunyai antosianin di mana dalam lingkungan plasma sel bersifat asam. Sedangkan bunga putih tidak mempunyai antosianin di mana lingkungan plasma sel bersifat basa. Apabila kedua tanaman tersebut saling disilangkan, sanggup dilihat pada diagram berikut.
c. Polimeri
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan wacana kriptomeri. Selanjutnya, kalian akan mempelajari wacana polimeri. Apakah perbedaan antara keduanya? Untuk sanggup menjawabnya, simaklah uraian berikut.
Polimeri atau huruf kuantitatif yaitu persilangan heterozigot dengan banyak sifat beda yang bangun sendiri, tetapi memengaruhi penggalan yang sama dari suatu organisme. Peristiwa polimeri ditemukan oleh Lars Frederik Nelson dan Ehle, sesudah melaksanakan percobaan dengan menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
Persilangan itu menghasilkan keturunan heterozigot berwarna merah lebih muda bila dibandingkan dengan induknya yang homozigot (merah). Oleh lantaran itu, biji merah bersifat lebih banyak didominasi tidak tepat terhadap warna putih. Setelah generasi F1 disilangkan sesama, pada generasi F2 diperoleh perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih.
Supaya kalian lebih memahami, cermatilah pola berikut.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
Rasio fenotip F2 yaitu 15 merah : 1 putih
Dari hasil keturunan pada diagram di atas, banyaknya jumlah faktor M memengaruhi warna bijinya. Semakin banyak faktor M yang ada, warnanya semakin bau tanah atau semakin gelap.
Kapankah insiden polimeri sanggup terjadi? Peristiwa ini terjadi pada pewarisan, warna kulit manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit (pigmen). Jika faktor pigmen kulit insan dilambangkan dengan P, genotip orang berkulit putih p1p1 p2p2 p3p3.
Apabila laki-laki kulit putih menikah dengan perempuan kulit gelap (negro), maka keturunan F1 akan mempunyai kulit mulad (coklat sawo matang), yang berfenotip P1p1P2p2P3p3. Derajat kehitaman kulit bergantung pada banyaknya faktor pigmen P.
d. Epistasis-hipostasis
Kalian tentunya masih ingat wacana istilah epikotil (epi = di atas) dan hipokotil (hipo = di bawah) bukan? Istilah tersebut sanggup dianalogkan dengan epistasis dan hipostasis. Dalam hal ini, epistasis yaitu sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan lisan gen lain yang tidak selokus (sealel). Bagaimana dengan Hipostasis? Hipostasis yaitu gen yang tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan alelnya).
Epistasis dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis lebih banyak didominasi resesif. Nah, biar kalian lebih memahami perbedaannya, perhatikanlah pola berikut.
1) Epistasis Dominan
Epistasis lebih banyak didominasi terjadi pada persilangan umbi lapis bawang berwarna merah dengan umbi berwarna kuning. Gen A mengakibatkan umbi berwarna merah dan gen B mengakibatkan umbi berwarna kuning. Persilangan tersebut sanggup dilihat di bawah ini.
Jika dilihat, hasil perbandingan fenotip F2 tersebut yaitu 12 merah : 3 kuning : 1 putih. Angka perbandingan tersebut merupakan variasi atau modifi kasi dari perbandingan dihibrida 9:3:3:1.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, sanggup disimpulkan bahwa epistasis lebih banyak didominasi terjadi bila sebuah gen lebih banyak didominasi mengalahkan imbas gen lain yang bukan alelnya. Rumusnya yaitu gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh lantaran itu, meskipun dalam genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup lisan dari gen B dan b.
2) Epistasis Resesif
Peristiwa ini terjadi kalau gen resesif mengalahkan imbas gen lebih banyak didominasi dan resesif yang bukan alelnya. Rumusnya yaitu gen aa epistasis terhadap B dan b. Pada persilangan antara anjing berambut emas dan anjing berambut coklat, dihasilkan keturunan F1 berambut hitam. Beberapa gen yang berperan yaitu gen B (menentukan warna hitam), gen b (menentukan warna coklat), gen E (menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat keluarnya warna). Peristiwa persilangannya sanggup dilihat sebagai berikut.
Dari hasil penyilangan tersebut memperlihatkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3 coklat. Oleh lantaran itu, rumus epistasis resesif yaitu aa epistasis terhadap B dan b. Dalam pola ini, aa yaitu ee (menghambat keluarnya warna).
Gambar: Anjing dengan banyak sekali macam warna bulu
3) Epistasis lebih banyak didominasi resesif
Epistasis lebih banyak didominasi resesif merupakan insiden suatu gen menghambat lisan fenotip yang disebabkan oleh gen mutan yang bukan alelnya. Gen mutan tersebut bersifat menghambat, sehingga disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen suspensor.
Epistasis lebih banyak didominasi resesif terjadi pada persilangan lalat buah (Drossophila melanogaster). Gen P memilih warna mata merah, gen p memilih warna mata ungu, gen S merupakan gen non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor. Berikut ini insiden persilangannya.
Perbandingan fenotipnya yaitu 13 merah: 3 ungu. Rumus epistasis lebih banyak didominasi resesif yaitu A epistasis terhadap B dan b serta bb epistasis terhadap A dan a.
e. Gen-gen komplementer.
Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen-gen lebih banyak didominasi yang berbeda, sehingga saling melengkapi. Jika kedua gen tersebut terdapat tolong-menolong dalam genotip, maka akan saling membantu dalam memilih fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang. Agar lebih jelas, simaklah pola berikut.
Apabila F1 (keturunan pertama) hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal dan bisu tuli.
Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan memperlihatkan sifat normal apabila kedua gen tersebut tidak terdapat tolong-menolong dalam satu genotip. Dengan demikian, kalau hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau kalau hanya terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotip F2 yang dihasilkan yaitu 9 Normal : 7 bisu tuli.
f. Gen Dominan Rangkap
Masih ingatkah kalian dengan gen dominan? Gen lebih banyak didominasi rangkap merupakan dua gen lebih banyak didominasi yang memengaruhi penggalan badan makhluk hidup yang sama. Kedua gen itu berada tolong-menolong dan fenotipnya merupakan adonan dari kedua sifat gen-gen lebih banyak didominasi tersebut. Perhatikanlah pola berikut.
Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval dengan tanaman Bursa sp. yang berbuah segitiga, dihasilkan keturunan pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp. semua berbentuk oval. Untuk mengetahui hasil keturunan F2, cermatilah diagram di bawah ini:
Diagram Pembastaran
g. Atavisme
Sebelum mengetahui wacana insiden atavisme, cobalah ingat kembali wacana interaksi gen pada pial ayam. Pial walnut dihasilkan dari persilangan ayam berpial rose dan pea. Pial pea dikatakan menghilang dan muncul sifat di luar induknya. Setelah ayam berpial walnut disilangkan sesamanya, dihasilkan 4 macam pial yaitu rose, pea, walnut, dan single. Pada insiden ini, pial rose dan pea muncul kembali sesudah menghilang pada keturunan pertama. Nah, oleh Charles Darwin, insiden munculnya kembali sifat keturunan pada generasi berikutnya sesudah sempat menghilang ini disebut atavisme.
Atavisme juga terjadi pada burung merpati (Columba livia) India. Hasil perkawinan antara sesama merpati berekor menyerupai kipas, akan menghasilkan merpati berekor lurus. Merpati berekor menyerupai kipas muncul kembali sesudah perkawinan antara sesama merpati berekor lurus.
Sumber: BSE SMA/MA Kelas XII, Siti Nur Rochmah, dkk, Pusat Perbukuan Depdiknas, 2009.