Hey sob? kali ini saya akan membahas sedikit wacana ilmu bahasa indonesia yang ada dalam sekolah yaitu pengertian wacana majas atau gaya bahas. Oke bagi anda yang ingin mengetahui lebih wacana majas sanggup simak pengertian berikut.
Pengertian Gaya Bahasa (Majas)
Gaya Bahasa atau majas yaitu suatu cara mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang indah dan personal. Gaya bahasa digunakan untuk meningkatkan imbas dan menjelaskan gagasan-gagasan sehingga sanggup dimengerti, baik oleh pembaca maupun pendengar. Bagi penulis (atau pemakai bahasa), gaya bahasa memperlihatkan kekhasan bahasa serta jiwa dan kepribadiannya.
Para hebat telah menemukan enam puluh macam gaya bahasa dan diklasifikasikan ke dalam empat kelompok. Keempat kelompok gaya bahasa yang dimaksud adalah:
- Gaya bahasa perbandingan;
- Gaya bahasa pertentangan;
- Gaya bahasa pertautan;
- Gaya bahasa perulangan.
Untuk pengertian dari ke-4 gaya bahasa majas anda sanggup lihat pada bab bawah ini.
- Gaya bahasa PerbandinganYang termasuk dalam kelompok gaya bahasa atau majas perbandingan yaitu perumpamaan, metafora, personifikasi, anitetis, pleonasme dan tautologi. Berikut ini kita akan membahasnya satu per satu.
- PerumpamaanPerumpamaan atau simile yaitu gaya bahasa berupa perbandingan dua hal yang intinya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Gaya perbandingan secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata, mirip laksana, ibarat, bagai, sebagai, dan unipama.Contoh:- Gadis itu laksana bunga yang sedang mekar.- Apa yang ia lakukan menyerupai mencari jarum dalam sekam.
- MetaforaMetafora yaitu suatu gaya bahasa yang menciptakan perbandingan secara pribadi antara dua hal atau benda tanpa dinyatakan secara eksplisit dengan menggunakan kata mirip dan sejenisnya. Metafora merupakan gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, dan tersusun rapih.Contoh:- Pemuda yaitu tulang punggung negara.
- PersonifikasiPersonifikasi atau penginsanan yaitu gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa serta pandangan gres yang abstrak.Contoh :- Nyiur melambai-lambai ditiup angin.- Mentari pagi tersenyum menyambut hari.
- AntitesisAntitesis yaitu gaya bahasa dengan menciptakan suatu perbandingan (komparasi) antara dua antonim (kata-kata yang menyatakan makna bertentangan satu sama lain).Contoh:- Anak itu malah besar hati atas kegagalannya dalam tes masuk Universitas Negeri- Para jenderal itu jelas-jelas bersalah dalam masalah pelanggaran HAM di tanah air, tetapi tetap dibela oleh sekelompok elit politik.
- PleonasmePleonasme yaitu suatu gaya bahasa berupa pemakaian kata yang berlebihan (mubazir), yang sebetulnya tidak perlu. Karena itu, pada sebuah satuan bahasa disebut pleonasme, artinya tetap utuh apabila kata yang berlebihan itu dihilangkan.Contoh:- Sayalah yang membawa buku itu dengan tangan saya sendiri.- Saya melihat insiden itu dengan mata kepala saya sendiri.
- TautologiTautologi hampir sama dengan pleonasme. Hanya pada tautologi, kata-kata yang berlebihan itu intinya mengandung pengulangan dari kata yang lain.Contoh:- Sang ibu menyayangi anak yang merupakan darah dagingnya sendiri.- Dody mengawini janda, perempuan yang ditinggal mati suaminya.
- Gaya bahasa PertentanganPada sebelumnya kita telah membahas gaya bahasa perbandingan. Berikut ini kita melanjutkannya dengan khusus membahas gaya bahasa pertentangan. Yang termasuk dalam kelompok gaya bahasa atau majas kontradiksi yaitu hiperbola, litotes, ironi, paralipsis, paradoks, klimaks, antiklimaks, sinisme, dan sarkasme. Berikut ini kita akan membahasnya satu per satu.
- Hiperbola
Hiperbola yaitu suatu jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang sengaja dilebih-lebihkan, baik dari segi jumlahnya, ukurannya, maupun sifatnya, dengan maksud untuk memperhebat atau meningkat-kan kesan serta pengaruhnya.
Contoh:
- Mayat bergelimpangan di jalan jawaban kerusuhan massa itu. (ada beberapa orang yang meninggal).
- Jantungku hampir copot menyaksikan akrobat berjalan di atas kabel listrik di udara. (adegan itu sungguh menegangkan).
- Aku mengenal kau dari ujung kaki hingga ujung rambut (mengenal secara dekat).
- Litotes
Litotes yaitu kebalikan dari hiperbola. Gaya bahasa litotes yaitu salah satu jenis gaya bahasa yang berisi pernyataan-pernyataan yang sengaja disederhanakan, dikecil-kecilkan, atau dikurangi, yang berbeda dari kenyataan sebenarnya. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk merendahkan diri atau tidak mau menonjolkan diri.
Contoh:
- Terimalah santunan kami yang tidak berharga ini.
- Kalau Bapak berkenan mampirlah ke gubuk kami.
- Kedudukan saya sebagai ketua MPR tidak ada artinya sama sekali.
- Ironi
Ironi salah satu jenis majas yang mengandung pernyataan dengan makna bertentangan dengan maksud berolok-olok. Apa yang dikatakan bertentangan dengan kenyataan untuk maksud berolok-olok.
Contoh:
- Rapi sekali kamarmu, pakaian kotor berserakan, dan puntung rokok bertebaran di lantai.
- Anda sungguh-sungguh seorang siswa yang tekun, buku pelajaran tidak pernah disentuh.
- Kuliahnya maju benar, empat belas semester sudah lewat
- Paralipsis
Paralipsis yaitu sejenis majas yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana untuk menunjukan bahwa seseorang tidak menyampaikan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri. (Tarigan, 1985:191)
Contoh:
- Henry mempersunting seorang gadis elok (eh..., maksud saya) seorang janda cantik.
- Bukankah negeri tercinta ini masih terjajah (maksudnya sudah merdeka?)
- Saya tidak suka pada orang yangjujur (maaf) orang munafik.
- Paradoks
Paradoks yaitu sejenis majas berupa sebuah kalimat pernyataan yang mengandung dua hal yang bertentangan satu sama lain.
Contoh:
- Dia mengalami kesepian di tengah keramaian kota Jakarta. Wanita itu membenci laki-laki yang sangat dicintainya.
- Tokoh politik yang vokal itu menemukan kedamaian di dalam penjara. - Klimaks
Klimaks yaitu sejenis gaya bahasa berupa kalimat yang mengandung beberapa pikiran/gagasan dan disusun secara berurutan dari yang sederhana meningkat kepada hal yang rumit, dari hal yang kurang penting kepada yang paling penting.
Contoh:
- Tujuan utama pelajaran bahasa Indonesia semoga siswa memperoleh keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
- Mempelajari suatu ilmu pengetahuan berarti menghafal, mengerti dan menguasai.
- Antiklimaks
Antiklimaks merupakan kebalikan dari gaya bahasa klimaks. Gaya bahasa antiklimaks berupa suatu pola yang berisi gagasan-gagasan yang disusun secara berurutan dan dimulai dari gagasan terpenting menuju ke gagasan yang kurang penting.
Contoh:
- Kampanye anti narkoba dicanangkan di seluruh penjuru tanah air, Mulai daripusat, daerah. hingga ke pelosok-pelosok tanah air.
- Di ruangan ini telah berkumpul para siswa dengan banyak sekali karakter, baik yang setia, yang penurut, maupun yang munafik.
- Sinisme
Sinisme yaitu majas berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung usikan terhadap seseorang. Sinisme sebenarnay ironi yang lebih besar sifatnya.
Contoh :
- Memang Andalah yang paling kaya yang sanggup menguasai pelabuhan-pelabuhan di negeri ini.
- Andakah orangnya yang sanggup mengeringkan lautan dalam sekejap mata?
- Sarkasme
Sakasme yaitu salah satu jenis majas yang mengandung sindiran pedas dan menyakitkan hati. Sarkasme lebih besar dibandingkan dengan ironi dan sinisme.
Contoh :
- Tingkah lakumu sungguh memalukan kami
- Budi bahasanya telah membunuh orang-orang itu.
- Kerasukannya membawa malapetak bagi kehidupannya.
- Gaya Bahasa Pertautan
Yang termasuk ke dalam kelompok gaya bahasa pertautan yaitu metonimia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim, epitet, erotesis, paralelisme, elipsis, asindeton, polisindeton. Berikut ini kita bahas satu per satu.
- Metonimi
Metonimia yaitu sebuah majas yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang dihubungkan dengan nama orang, barang, atau hal sebagai penggantinya.
Contoh:
- Sering terjadi pena mematikan langkah seorang tokoh dalam karir politiknya. (pena = tulisan)
- la gres saja membeli Mitsubishi dengan harga yang murah. (Mitsubishi = mobil)
- Saya suka membaca Romo Mangunwijaya. (= karya Romo Mangunwijaya)
- Sinekdoke
Sinekdoke yaitu majas yang menyebutkan bab sebagai peng-ganti nama keseluruhannya atau kebalikannya. Sinekdoke terdiri atas dua macam, yaitu pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian dari suatu hal untuk menyatakan keseluruhannya; totem pro parie, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.
Contoh:
- Jakarta dikecam oleh negara-negara Barat berkaitan dengan kasus
- Indonesia berhasil menundukkan Thailand dalam pertandingan final piala Asia.
- Sepuluh kepala menjadi tanggungannya, alasannya yaitu ita ia haras be-kerja keras.
- Joko bercita-cita masuk Universitas Indonesia.
- Alusi
Alusi atau kithtavi yaitu majas berupa pola yang menunjuk secara tidak pribadi ke suatu insiden atau tokoh dengan anggapan bahwa hal itu sudah diketahui bersama, baik penutur/penulis maupun pendengar/pembaca.
Contoh:
- Peristiwa Ambon sungguh merupakan bencana nasional
- Kasus Marsinah merupakan salah satu bukti kasatmata merosotnya wibawa aturan di negeri ini.
- Lubang buaya sanggup menjadi lambang kebejatan anak bangsa ini terhadap saudaranya sendiri.
- Eufemisme
Eufemisme yaitu majas berupa ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti perkataan yang dirasakan kasar, yang mungkin menyinggung perasaan, dan merugikan.
Contoh:
- Tampaknya perempuan elok itu kurang waras. (menggantikan kata
- Para tunakarya disalurkanpemerintah menjadi TKL (tidak mempu-nyai pekerjaan)
- Kedua suami istri itu tidak sanggup hidup bersama lagi alasannya yaitu - merasa tidak cocok satu sama lain, (bercerai)
- Eponim
Eponim yaitu majas berupa pernyataan yang mengandung nama seseorang yang sering dihubungkan dengan sifat tertentu. Dengan demi-kian nama itu digunakan untuk menyampaikan sifat itu.
Contoh:
Usahaku sedang macet, perlu pertolongan Dewi Fortuna untuk menyelamatkannya.
- Dewa Ruci pujian Indonesia mengarungi lautan luas tanpa rasa takut.
- Diperlukan seorang Hercules untuk mendorong kendaraan beroda empat yang mogok ini.
- Epitet
Epitet yaitu majas yang mengandung pola yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau sesuatu hal. Keterangan itu merupakan suatu prosa deskriptif yang memperlihatkan atau menggantikan nama sesuatu benda atau nama seseorang.
Contoh:
- Raja siang dihambat awan tipis yang berarak-arak di ufuk timur.
- Mengapa merpatiku pergi tanpa meninggalkan pesan?
- Kita harus memerangi aksipara lintah darat di desa itu.
- Erotesis
Erotesis, disebut juga pertanyaan retoris, yaitu sejenis majas yang berupa pertanyaan yang dipergunakan dalam goresan pena atau pidato untuk mencapai imbas yang mendalam dan pementingan yang wajar. Pertanyaan itu sama sekali tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
- Apakah kita biarkan korupsi merajalela di negeri ini?
- Pendidikan nasional memang sedang merosot. Apakah masuk akal jikalau semua kesalahan ditimpakan kepadapara guru?
- Paralelisme
Paralelisme yaitu majas yang berusaha mencapai kesejajaran dalam menggunakan kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut sanggup pula terjadi pada klausa-klausa bawahan yang bergabung pada sebuah klausa atasan.
Contoh:
- Kaum laki-laki maupun kaum perempuan sama kedudukannya di depan hukum.
- Potensi kekayaan Indonesia ada di daratan dan laut.
- Bapak pimpinan partai politik itu menginginkan perubahan dan menggerakkan perubahan itu.
- Elipsis
Elipsis yaitu majas yang di dalamnya dilakukan penanggalan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat ber-dasarkan struktur kalimat. Dengan kata lain elipsis yaitu penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap.
Contoh:
- Sunarti ke sekolah had ini (predikatnya tidak ada)
- Orang itu mengambil sesuka hati. (penghilangan objek)
- Indah sekali! (penghilangan subjek)
- Asindeton
Asindeton yaitu majas berupa pola padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung, tetapi hanya dipisahkan oleh tanda koma.
Contoh:
- Saya datang, say a menang dalam pertandingan itu.
- Seminar itu membahas problem narkoba, sec bebas, kriminalitas yang melibatkanpara remaja.
- Politik kepentingan sering memanfaatkan sentimen agama, suku} ras, antargolongan.
- Polisindeton
Polisindeton yaitu suatu majas yang hampir sama dengan asindeton. Hanya dalam polisindeton beberapa kata, frasa, atau klausa disusun secara berurutan dan dihubungkan dengan kata sambung.
- Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa perulangan atau repetisi mengandungan perulangan yang terjadi pada baunyi, suku kata, kata, frasa, dan bab kalimat. Perulangan itu perlu untuk memperlihatkan pementingan dalam sebuah konteks.
Jenis gaya bahasa yang termasuk gaya bahasa perulangan atau repetisi yaitu aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, anafora, epistrofa, simploke. Berikut akan diuraikan satu persatu.
- Aliteras
iAliterasi yaitu gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama pada seluruh baris
Contoh :
- Bila biduan berani berkicau
- Kala kanda kala kacau
- Asonansi
Asonansi yaitu jenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada vokal yang sama.
Contoh :
- Sudah luka tujuan terjungkal
- Anak dara kondusif dijaga
- Antanaklasis
Antanaklasis yaitu jenis majas yang berupa perulangan kata yang sama dengan makna berbeda.
Contoh :
- Di Aman ternyata ia tidak merasa aman.
- Kembang itu tidak berkembang
- Tulislah karangan wacana watu karang
- Kiasmus
Kiasmus yaitu jenis majas repetisi berupa perulangan kata dan sekaligus pula terdapat inversi korelasi antara dua kata dalam sebuah kalimat.
Contoh :
- Sering terjadi orang arif merasa bodoh, sedangkan orang ndeso mengaanggap diri pintar.
- Kamu memutarbalikkan kenyataan, yang benar jadi salah, dan yang salah jadi benar.
- Laki-laki itu bertingkah laris mirip wanita, sementara itu perempuan bertingkah laris mirip laki-laki.
- Anafora
Anafora ialah jenis majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh :
- Aku memandang sang bulan dalam angan.
- Aku tak sanggup melepas rinduku padanya.
- Belajar merupakan acara insani
- Belajar tidak mengenal batas usia
- Epistrofa
Epistrofa yaitu jenis majas repetisi berupa perulangan kata atau frasa pada simpulan baris setiap kalimat berurutan.
Contoh :
- Duduk yaitu hidup
- Berjalan yaitu hidup
- Bermain yaitu hidup
- Bekerja yaitu hidup
- Dan berguru juga yaitu hidup
- Simploke
Simploke yaitu jenis majas repetisi berupa perulangan pada awal dan simpulan beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh :
- Engkau meminta saya duduk. Aku bilang baiklah
- Engkau meminta saya bekerja. Abu bilang baiklah
- Engkau meminta saya beristirahat. Aku bilang baiklah
- Engkau meminta saya bangun. Aku bilang baiklah
Oke itulah wacana pengertian dari gaya bahasa atau majas yang dibahas secara ringkas dan lengkap.
Sumber http://www.blogsejutaumat.com/