Thursday, November 22, 2018

√ Sejarah Adanya Ka'bah Di Mekkah

Ka’bah yang terletak ditengah Masjidil Haram di Mekkah dengan bentuk bangunannya yang mendekati bentuk kubus. Ka’bah merupakan bangunan yang dijadikan sebagai patokan atau kiblat atau patokan arah untuk hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia mirip shalat. Selain itu Ka’bah merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi bagi umat Islam pada ketika demam isu haji dan umrah. Pada awalnya, Mekkah hanyalah sebuah hamparan kosong. Dari sejauh mata memandang yang kita lihat hanyalah pasir yang bergumul di tengah terik yang menyengat. Aliran air zam-zamlah yang pertama kali mengubah tempat gersang itu menjadi sebuah tempat kecil yang dimulainya peradaban kelompok gres dunia Islam.

Sejarah Ka'bah Di Mekkah

 yang terletak ditengah Masjidil Haram di Mekkah dengan bentuk bangunannya yang mendekati  √ Sejarah Adanya Ka'bah Di Mekkah

Ka’bah dinamakan sebagai Bayt al ‘Atiq merupakan bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sehabis Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Di dalam Al Qur’an, surat Ibrahim ayat 37 bahwa situs suci Ka’bah telah ada pada ketika Nabi Ibrahim yang menempatkan Siti Hajar dan Nabi Ismail ketika masih bayi di lokasi tersebut.
"Ya Tuhan kami, sebenarnya saya telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanam-tanaman di akrab rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) biar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian insan cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)
Nabi Ismail yaitu putra dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, dengan kaki mungilnya yang pertama kali menyentuh sumber mata air zam-zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail yang ketika itu ditinggal oleh Nabi Ibrahim ke Kanaan di tengah padang pasir, tiba-tiba banyak kedatangan musafir. Ada beberapa musafir yang tetapkan untuk tetap tinggal, namun ada juga yang beranjak pergi. Nabi Ibrahim yang tiba dan lalu mendapatkan wahyu untuk mendirikan Ka’bah di kota tersebut. Ka’bah itu sendiri yang berarti tempat dengan penghormatan dan kedudukan yang tertinggi. Ka’bah yang didirikan oleh Nabi Ibrahim yang terletak sempurna di tempat Ka’bah usang yang didirikan Nabi Adam hancur tertimpa dengan banjir bandang pada zaman Nabi Nuh.

Nabi Adam merupakan Nabi yang pertama kali mendirikan Ka'bah. Pada tahun 1500 SM yang tercatat yaitu pada tahun pertama Ka'bah dan kembali didirikan. Berdua dengan putranya yang taat, Nabi Ismail, Nabi Ibrahim yang membangun Ka'bah dari bebatuan bukit Hira, Qubays, dan tempat-tempat lainnya. Semakin tinggi dari hari ke hari mereka membangun Ka'bah, dan alhasil selesai dengan panjang 30 - 31 hasta, lebarnya 20 hasta. Pada awalnya bangunan tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi dengan dua pintu. Di salah satu celah sisi bangunan yang diisi dengan kerikil hitam besar dikenal dengan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays ketika pada masa Nabi Nuh ketika banjir besar melanda. Batu ini sangat istimewa, sebab kerikil ini diberikan oleh Malaikat Jibril.

Sampai pada ketika ini, jutaan umat muslim dunia sanggup mencium kerikil ini ketika ketika menjalankan ibadah haji atau umrah, sebuah sejarah yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Setelah selesai dibangun, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru umat insan biar berziarah ke Ka’bah yang didaulat sebagai rumah Allah SWT. Maka dari sinilah, awal mulanya haji, ibadah akbar bagi umat Islam di seluruh dunia. Karena Ka’bah tidak beratap dan temboknya yang rendah, sekitar dua meteran, barang-harang yang berharga di dalamnya sering sekali dicuri. Bangsa Quraisy yang memegang kendali atas Mekkah ribuan tahun sehabis simpulan hidup Nabi Ibrahim yang berinisiatif untuk merenovasinya. Untuk melaksanakan hal tersebut, maka bangunan yang awal harus dirobohkan terlebih dahulu.

Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy merupakan orang yang pertama kali merohohkan Ka’bah untuk membangunnya dan menjadi bangunan yang baru. Pada zaman Nabi Muhammad, renovasi juga pernah dilakukan pasca banjir besar melanda. Perselisihan tersebut muncul di antara keluarga-keluarga kaum Quraisy ihwal siapakah yang pantas untuk memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Ka’bah. Rasulullah SAW yang berperan penting dalam hal tersebut. Di dalam sebuah dongeng yang terkenal, Rasulullah SAW meminta kepada keempat suku untuk mengangkat Hajar Aswad secara bersama dengan memakai secarik kain. Ide ini berhasil untuk menghindarkan perpecahan dan pertumbuhan darah di kalangan bangsa Arab. Renovasi terbesar yang dilakukan pada tahun 692.

Sebelum renovasi, Ka'bah yang terletak di ruang sempit dan terbuka di tengah sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan Masjidil Haram. Pada simpulan tahun 700-an, tiang kayu masjid diganti dengan memakai marmer dan sayap-sayap masjid diperluas, ditambah dengan beberapa menara. Renovasi yang dirasa perlu, untuk menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jamaah haji dari seluruh jazirah Arab dan sekitarnya. Wajah Masjidil Haram yang sekarang mulai modern dengan direnovasi pada tahun 1520 pada kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur pada tahun tersebut yang lalu dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi hingga pada ketika ini.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan (Qs. Ali Imran: 96).
Ka'bah yang disebut juga dengan Baitullah (Rumah Allah SWT) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun tembok yang berupa segi empat yang terbuat dari batu-batu yang besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekkah. Baitullah ini dibangun di atas dasar pondasi yang kokoh. Dinding-dinding di sisi Ka'bah ini diherikan nama khusus yang ditentukan menurut nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap, terkecuali satu dinding yang diberikan nama dengan sebutan "Rukun HajarAswad" Ada sudut (rukun) atau keempat dinding tersebut antaranya:
  • Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
  • Sebelah Barat Rukun Syam (Suriah)
  • Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)  
  • Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad)
Keempat sisi Ka'bah yang ditutup dengan selubung yang dinamakan dengan Kiswah. Sejak zaman Nabi Ismail, Ka'bah sudah diberikan epilog yang berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari materi sutra orisinil yang dilengkapi kaligrafi dari benang emas. Satu tahun Ka'bah ini dicuci sebanyak dua kali, pada awal bulan Dzul Hijjah dan awal bulan Sya'ban. Kiswah yang diganti sekali dalam setahun. Nabi Muhammad SAW pada usia 30 tahun (sekitar pada tahun 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada ketika itu), sebab jawaban banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada ketika itu bangunan ini direnovasi kembali.

Pada masa itu sempat terjadi perselisihan antara kepala suku atau kabilah yang lain ketika ingin meletakkan kembali kerikil Hajar Aswad, berkat penyelesaian Nabi Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan dengan baik tanpa harus ada pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan. Menjelang pada ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi hingga kepindahannya ke kota Madinah. Dilingkungan Ka'bah yang penuh dengan patung yang merupakan suatu perwujudan dari Tuhan bagi bangsa Arab ketika ketika masa kegelapan pemikiran (jahiliyah) sebagaimana anutan Nabi Ibrahim yang merupakan sebagai nenek moyang dari bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta anutan Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah SWT tidak diperbolehkan disembah yang diserupakan dengan benda atau makhluk apapun dan tidak memiliki mediator untuk menyembahnya serta ia tunggal tidak ada yang menyerupainya dan ia tidak beranak dan tidak pula diperanakan (Surah Al-Ikhlash dalam Al-Qur'an).

Pada alhasil Ka'bah dibersihkan dari patung-patung ketika Nabi Muhammad SAW telah membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah. Selanjutnya bangunan Ka’bah ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah yang sebagai pemegang kunci Ka’bah dan manajemen serta pelayanan haji yang diatur oleh pemerintahan baik itu pemerintahan khalifah Ahu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, hingga pada ketika ini yaitu pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Sekian uraian ihwal Sejarah Adanya Ka'bah Di Mekkah, semoga bermanfaat.

Referensi:
  • Salsabila, AN. 2015. 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah. Jakarta: Lembar Langit Indonesia.

Sumber http://www.ilmusiana.com